nusabali

Eks Pengungsi Ngajag Karangasem - Klungkung

  • www.nusabali.com-eks-pengungsi-ngajag-karangasem-klungkung

Bertanam Gubang Gumitir di Banjarangkan

SEMARAPURA, NusaBali

Puluhan warga Karangasem yang sempat mengungsi di Klungkung, memilih untuk meneruskan usahanya. Karena sudah terlanjur mencari mata pencaharian di Gumi Serombotan. Salah satunya menggeluti usaha menanam bunga gumitir di wilayah Subak Desa Negari dan Subak Dlod Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.

Namun mereka tak tinggal di usaha tani gumitir itu, untuk mengelola usaha tanaman itu, mereka terpaksa pulang-pergi (PP) dari Karangasem-Klungkung. Hal ini diakui oleh seorang petani bunga gumitir asal Banjar Bantang, Desa Besakih, Karangasem, Ni Wayan Marni, saat ditemui memanen bunga gumitir di Banjarangkan. Dia mengaku dirinya dan sanak keluarganya sudah bisa pulang kampung. Karena Gunung Agung sudah diturunkan menjadi status Siaga.

“Untuk berkebun di kampung kami belum berani, karena khawatir jika aktivitas Gunung Agung meningkat, kalau tinggal kami ” ujarnya, didampingi 6 sanak keluarganya saat memetik bunga gumitir, Kamis (1/4). Sehingga sembari memastikan Gunung Agung kembali normal, untuk sementara dirinya menanam bunga gumitir di wilayah Klungkung.

Marni menceritakan, aktivitas menanaman bunga gumitir mulai pukul 08.00 Wita dan kembali pulang ke Banjar Batang, Desa Besakih pukul 18.00 Wita. Dirinya menggarap tanaman gumitir di lahan yang dikontraknya luas sekitar 2 hektare. Tanah tersebut dikontrak dengan harga Rp50.000 per are, dalam rentang waktu sekali masa tanam atau sekitar empat bulan. “Kami mulai panen sejak dua bulan lalu,” katanya. Hasil panen itu dipasarkan Pasar Galiran Klungkung.

Saat ini, harga bunga gumitir mencapai Rp 8.000/kg untuk yang berukuran besar dan Rp 4.000/kg untuk yang berukuran kecil. Hasil penjualannya pun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau kontraknya berakhir, Marni akan memilih mencari lahan untuk dikontrak lagi di wilayah Klungkung.*wan

Komentar