nusabali

Bangunan Pintu Air Bendung Jero Pengentuh Terancam Ambruk

  • www.nusabali.com-bangunan-pintu-air-bendung-jero-pengentuh-terancam-ambruk

Bangunan pintu air Bendung Jero Pengentuh di Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, terancam ambruk akibat lantai bangunan pintu air bendung di aliran Sungai Tukadaya ini diketahui ambles, Rabu (24/1).

NEGARA, NusaBali

Amblesnya lantai bangunan itu setelah hujan deras dan banjir di aliran sungai setempat, Selasa (23/1) malam. Dari pemantauan Rabu kemarin, di sekitar lantai bangunan pintu air bendung yang ambles itu juga tampak retak. Salah satu tiang kayu penyangga bangunan pintu air bendung, diketahui mengambang dari pijakannya yang tergerus titik longsor tanah di lokai tersebut. Untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, penjaga bendung setempat sengaja memasang pembatas dengan menggunakan tali plastik di sekitar areal bangunan pintu air bendung tersebut.

“Biar tidak ada yang lewat. Takut nanti benar-benar ambruk bangunnya, malah mencelakai orang,” ujar penjaga Bendung Jero Pengentuh I Wayan Sudi Artawan, 42.

Menurut Sudi, amblesnya lantai bangunan pintu air bendung ini diketahuinya pada Rabu kemarin sekitar pukul 05.30 Wita, ketika memantau keadaan air pascahujan deras sehari sebelumnya, Selasa (23/1) yang terjadi mulai sore hingga malam. Padahal, ketika terakhir datang mengecek ke bangunan bandung pintu air tersebut, untuk membuka pintu air ketika terjadi hujan deras pada Selasa sore, dipastikan belum ada titik longsoran tanah tersebut. “Kemarin saya cek sekitar pukul 6 sore (18.00 Wita), belum ada begini. Kemungkinan pas malamnya, dan kemarin malam sangat besar airnya,” kata Sudi, warga Banjar Taman, Desa Batuagung.

Sudi memperkirakan, titik longsoran tanah dekat bangunan pintu air bendung itu terjadi karena kebocoran pada terowongan saluran pintu air sisi barat yang mengalir tepat di bawah titik tanah tersebut. Namun ketika terakhir dicek pihak Sumber Daya Air (SDA) Pemkab Jembrana sekitar 6 bulan lalu, sekalian melakukan service terhadap konstruksi bendung, tidak ditemukan dugaan kebocaran pada saluran pintu air sisi barat tersebut. Untuk diketahui, bendung tersebut dibangun pada tahun 1974, mengaliri sebanyak 14 subak di wilayah Kecamatan Jembrana.

“Kami menduga ada kebocoran, karena setiap air besar, dari samping utara terlihat air keluar dari saluran pintu air sisi barat ini. Tetapi saat dicek, tidak ditemukan masalahnya,” tambahnya.

Selain lantai bangunan pintu air bendung itu, senderan penahan sungai dengan panjang sekitar 10 meter di utara lokasi bendung tersebut, juga ambles, Rabu kemarin. Amblesnya senderan di samping tanah kebun milik warga, dan dekat jembatan penghubung jalan menuju Banjar Sawe Rangsasa, Batuagung, itu dikhawtirkan semakin meluas jika tidak segera ditangani. “Senderan yang ambles di utara itu, juga baru pagi tadi (kemarin) tahunya. Kemungkinan karena terus-terusan hujan deras, Senin (22/1) malam dan hujan lagi Selasa malam kemarin,” ucap Sudi.  

Sementara Kabid SDA Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana Wayan Widnyana, Rabu kemarin, mengatakan sudah mengecek amblesnya lantai bangunan pintu bendung serta senderan di utara bendung tersebut. Menurutnya, untuk bendung yang masih tercatat menjadi aset milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida tersebut, pengelolaannya telah diserahkan ke kabupaten. Rencanya, pihaknya akan melakukan penanganan atas amblesnya lantai pintu bendung yang diperkirakan karena terjadi kebocoran pada terowongan saluran pintu air sisi barat di bawah titik  longsoran tersebut.

“Sebelumnya sudah mengecek ke terowongannya itu, tetapi karena air besar, tidak terlihat kebocorannya itu. Nanti rencana kami akan turun lagi, mencari waktu pas air surut, sehingga bisa masuk lebih ke dalam untuk mencari titik kebocoran yang membuat ambles tanah di atasnya itu, dan nanti akan kami tutup. Sedangkan kalau senderan sungainya, tetap akan kami serahkan ke BWS Bali Penida sebagai pihak yang lebih berwenang untuk masalah senderan sungai,” ujar Widnyana. *ode

Komentar