nusabali

Pasir Hitam Kawasan Pantai Bali Utara Jadi Terapi Kesehatan

  • www.nusabali.com-pasir-hitam-kawasan-pantai-bali-utara-jadi-terapi-kesehatan

Pasir hitam yang ada di sepanjang pesisir pantai Bali Utara ternyata dapat dijadikan terapi kesehatan.

Hasil Penelitian LPPM Unud di Pantai Desa Kerobokan

SINGARAJA, NusaBali
Berdasarkan hasil penelitian dari Lembaga Peneliti dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unud, diketahui pasir hitam pesisir pantai Bali Utara bisa menghasilan hawa panas dengan suhu tertentu. Nah, hawa panas inilah yang dapat dijadikan sebagai terapi kesehatan.

Penelitian tersebut dilakukan LPPM Unud di pesisir pantai Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng selama setahun terakhir sejak 2017. Selama itu pula, tim peneliti Unud mengamati dan mengambil sampel pasir hitam yang ada di pantai setempat.

Dari hasil penelitian, diketahui dengan hawa panas pasir 45-50 derajat celsius, dapat dijadikan alternatif terapi kesehatan. Terapi itu dapat dilakukan dengan cara berendam di galian pasir maksimal sedalam 05 meter, mulai pagi pukul 09.00 Wita sampai sore pukul 17.00 Wita. Waktu yang diperlukan untuk berendam di pasir juga tidak perlu terlalu lama, cukup hanya 15 menit.

Kemudian, masa pemulihan setelah bangkit dari timbunan pasir, perlu waktu selama 5 menit. Menurut Koordinator Peneliti dari LPPM Unud, Dr Agus Dharma, sebenarnya warga sudah terbiasa memanfaatkan hawa panas pasir itu untuk alternatif terapi kesehatan.

“Tapi, dengan kehadiran kami (hasil penelitian,Red), dapat memberikan informasi yang benar. Jadi, warga yang memanfaatkan terapi hawa panas pasir itu cukup mengurug tubuhnya dengan pasir, tidak perlu menggali terlalu dalam,” jelas Dr Agus Dharma saat mengadakan demonstrasi pemanfaatan hawa panas pasir hitam sebagai alternatif terapi kesehatan di peisir pantai Desa Kerobokan, Kecamawan Sawan, Minggu (14/1) siang.

Agus Dharma menjelaskan, penelitian pasir hitam pesisir Bali Utara tersebut dilakukan berdasar teknik pengobatan kuno, dengan hawa panas pasir yang ada di sebuah daerah di Jepang. Hanya saja, pengobatan di Jepang yang diperkirakan sudah berlangsung 400 tahun silam, menfaatkan hawa panas pasir yang muncul dari bawah. Hawa panas itu berasal dari gunung yang muncul di bawah pasir.

Sedangkan untuk pesisir pantai Bali Utara, kata Agus Dharma, hawa panas muncul dari atas yang dipicu terik matahari. “Penelitian sampai saat ini masih berlanjut. Karenanya, penyakit apa yang dapat disembuhkan dengan terapi pasir hitam ini, belum bisa diketahui. Tetapi secara imperis, warga sudah terbiasa memanfatkannya. Dan, hasil penelitian ini arahnya agar pasir yang tadinya kotor penuh sampah, dapat diberishkan sehingga dapat dijadikan altertif kesehatan,” tandas Agus Dharma.

Sementara itu, Ketua LPPM Uunud, Prof Dr Ir I Gede Rai Maya Temaja, mengatakan hasil penelitian di pantai Desa Kerobokan ini akan ditindaklanjuti untuk dikembangkan di pantai-pantai di sepanjang Bali Utara. “Ini langkah awal. Pantai Kerobokan ini sebagai pilot project, nanti kami kembangkan ke tempat lain. Pengembangan Pantai Kerobokan akan terus kami upayakan. Kami sudah komitmen pengab-dian dilakukan pesisir pantai Bali Utara,” jelas Prof Rai Maya Temaja, Minggu kemarin.

Selain menggelar demonstrasi pemanfaatan hawa panas pasir hitam di pantai Desa Kerobokan sebagai terapi kesehatan, LPPM Unud kemarin juga melaksakan aksi sosial tanam pohon. LPPM Unud juga lakukan penenggelaman sebuah Hexadome yang dipusatkan di pantai Desa Kerobokan. LPPM Unud sendiri telah membentuk regu penyelamat pantai (Balawista).

Di sisi lain, Kepala Desa (Perbekel) Kerobokan, Putu Wisnu Wardana, mengatakan dengan adanya hasil penelitian dari LPPM Unud tersebut, praktis akan menambah wawasan dan ketertarikan warga untuk datang sembil berendam pasir hitam di pantai Desa Kerobokan. Apalagi, pihak desa dinas bersama desa adat juga terus berupaya mengembangkan Pantai Kerobokan menjadi sebuah kawasan rekreasi.

“Kami tengah berupaya kembangkan Pantai Kerobokan menjadi kawasan rekreasi. Saat ini, penataaan taman di kawasan Pantai Kerobokan juga sudah dilakukan dengan jogging track melingkar,” papar Perbekel Wisnu Wardana. *k19

Komentar