nusabali

Lokasi Favorit untuk Malukat, Banyak Orang Sakit Tersembuhkan

  • www.nusabali.com-lokasi-favorit-untuk-malukat-banyak-orang-sakit-tersembuhkan

Versi Ida Mangku Anom, pernah ada bule Eropa yang dalam kondisi sakit lumpuh ditandu rekan-rekannya untuk malukat di Pura Taman Belatung. Beberapa bulan kemudian, bule terebut datang lagi dalam kondisi sudah bisa berjalan.

Sebelum Hancurnya Pura Taman Belatung, Desa Pakraman Banyupoh Akibat Banjir Bandang

SINGARAJA, NusaBali
Banyak kisah mistis yang menyeruak pasca bencana banjir bandang yang memporakporandakan Pura Taman Belatung, Desa Pakraman Banyupoh, Kecanmatan Gerokgak, Buleleng, Sabtu (23/1) lalu. Selain tentang keajaiban selamatnya Palinggih Ganesha berikut Sangku (tempat tirta)-nya, Ida Batara Sesuhunan yang berstana di Pesanakan Pura Pulaki ini juga dikenal pemurah. Tak heran jika banyak warga tangkil untuk mohon kesembuhan, juga berkah suksesan karier poilitik.

Kisah ini diungkapkan Pamangku Pura Taman Belatung, Ida Mangku Anom, saat NusaBali kembali terjun ke lokasi bencana banjir bandang di pura yang berlokasi di kawasan hutan ini, Selasa (26/1) sore. Menurut Ida Mangku Anom, Pura Taman Belatung yang berada sekitar 1 kilometer arah selatan (bagian atas) dari Pura Pulaki tersebut selama ini dikenal sebagai tempat favorit untuk panglukatan (membersihan diri secara niskala) dan mohon berkah tamba (pengobatan).

Maklum, di areal Pura Taman Belatung ini terdapat tiga sember mata air suci, yang ditemukan tahun 1950. Mata air suci itu kemudian difungsikan sebagai Tirta Panglukatan, Tirta Tamba, dan Tirta Wasupada. Keberadaan sumber mata air tersebut dipercaya sebagai simbol kekuatan Ida sang Hyang Widhi Wasa yang bermanifestasi sebagai Tri Murti, yakni Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara), Siwa (pemusnah). Sejak ditemukannya mata air tersebut sekitar tahun 1950, Desa Pakraman Banyupoh lantas membuatkan palinggih. Namun, bangunan fisik Pura Taman Belatung baru dibangun secara permanen tahun 2012 lalu. 

Selama ini, kata Ida Mangku Anom, sudah banyak krama yang pedek tangkil ke Pura Taman Belatung tersembuhkan dari penyakit. Selaku pamangku, Ida Mangku Anom memang sering menjembatani pamedek yang tangkil untuk mohon kesembuhan. “Saya percaya karena sudah banyak bukti konkret. Saya menyaksikan sendiri banyak krama yang sembuh setelah mohon obat di sini,” beber Ida Mangku Anom. 

Ida Mangku Anom kemudian menceritakan pengalaman tahun 2015 lalu, ketika ada seorang anak baru gede (ABG) berusia 13 tahun diajak keluarganya dari Jembrana tangkil ke pura Taman Belatung untuk mohon tamba. Kala itu, ABG tersebut dalam kondisi sakit aneh, di mana sekujur tubuhnya membusuk, namun masih bernapas. 

Sebelum diajak tangkil ke Pura Taman Belatung, kata Ida Mangku Anom, orangtua ABG asal Jembrana tersebut mendapat wangsit (petunjuk gaib) agar mohon berkah tamba di Pesamnakan Pura Pulaki ini. Berkah tamba diperoleh dengan jalan malukat di Pura Taman Belatung.

Ida Mangku Anom selaku pamangku pun memimpin ritual panglukatan terhadap  ABG yang sakit aneh tersebut. Saat ritual malukat, pamangku sekalian memohonkan tamba kepada Ida Batara Dewa Ayu Taman, Ida Sesuhunan yang jadi penguasa kawasan. Apa yang terjadi? “Selang beberapa bulan kemudian setelah sempat beberapa kali tangkil malukat, ABG dari Jembrana tersebut sembuh total,” kenang Ida Mangku Anom.

Menurut Ida Mangku Anom, pamedek yang tangkil untuk mohon berkah tamba di Pura Taman Belatung bukan hanya krama Bali, namun juga dari luar Pulau Dewata. Bahkan, ada pula turis asing dari Eropa. Suatu ketika, seorang bule asal Eropa diajak keluarga dan teman-temannya tangkil ke Pura Taman Belatung dalam kondisi lumpuh hingga harus digotong. 

“Entah dari mana mereka dapat informasi, tiba-tiba bule-bule itu tangkil ke pura ini untuk malukat. Saat itu, saya kira bule tersebut pingsan karena kecelakaan, hingga digotong rekan-rekannya. Ternyata, yang bersangkutan sakit lumpuih dan hendak mohon tamba,” ujar Ida Mangku Anom.

“Ajaib, selang beberapa bulan kemudian, turis asing tersebut kembali tangkil ke Pura Taman Belatung dalam kondisi sudah sembuh dan bisa berjalan, meski belum terlalu sempurna jalannya,” lanjut tokoh spiritual dari Desa Pakraman Banyupoh yang telah ngayah sebangai pamangku di Pura Taman Belatung sejak tahun 2003 ini.

Bukan hanya itu. Pura Taman Belatung---yang semua bangunan suci (palinggih)-nya hancur diterjang banjir bandang, kecuali Palinggih Ganesha---juga menjadi tempat suci favorit kalangan politisi dan pejabat untuk mohon berkah kesuksesan dalam karier. “Biasanya, banyak pejabat dan politisi yang tangkil ke pura ini saat ada hajatan politik Pemilu,” jelas Ida Mangku Anom.

Pura Taman Belatung merupakan salah satu pura tua yang termasuk Pesanakan Pura Pulaki. Lokasi Pura Taman Belatung satu jalur dengan Pura Kertha Kawat, yakni kawasan hutan yang berada sekitar 1 kilometer arah selatan dari Pura Pulaki. Di dalam Pura Taman Belatung terdapat sejumlah palinggih. 

Lima (5) palinggih berada di Utama Mandala Pura taman Belatung, yakni Palinggih Surya, Palinggih Parareman, Palinggih Gedong Mandala (sebagai stananya Ida Batari Dewa Ayu Taman selaku penguasa kawasan), Palinggih Gedong Kunci (untuk pesimpangan Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh), dan Palinggih Dewi Kwam In. Sedangkan di Madya Mandala Pura Taman Belatung terdapat Palinggih Ganesha. 

Ajaib, saat seluruh banguan diporakporandakan banjir bandang, Kamis lalu, Palinggih Ganesha menjadi satu-satunya yang selamat dan tetap berdiri kokoh. Lebih ajaib lagi, sebuah Sangku (tempat tirta) yang yang berada di bagian depan Palinggih Ganesha juga masih dalam posisi semula. Padahal, logikanya sangku tersebut disapu air bah.

Sementara itu, Ida Mangku Anom ngayah sebagai pamangku di Pura Taman Belatung sejak tahun 2003 silam. Semua berawal dari peristiwa Ida Mangku Anom jatuh sakit saat ngayah di Pura Melanting, Desa Pakraman Banyupoh. Nah, saat sakit itulah dia mendapat pawisik (petunjuk niskala) melalui mimpi. Dalam mimpinya, dia dicari sesosok wanita tua. “Wanita sepuh itu meminta saya untuk gayah di Pura Taman Belatung,” kenang Ida Mangku Anom. 7 k23

Komentar