nusabali

Xenia Masuk Jurang di Jalur Tengkorak

  • www.nusabali.com-xenia-masuk-jurang-di-jalur-tengkorak

Kecelakaan lalu-lintas kembali terjadi di jalur tengkorak Singaraja-Denpasar via Bedugul.

SINGARAJA, NusaBali

Sebuah mobil Daihatsu Xenia bernomor polisi DK 1204 QL, Minggu (31/12) sekitar pukul 05.00 Wita terjerembab ke jurang setelah tergelincir di kilometer 17-18, wilayah Banjar Dinas Wira Bhuwana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Buleleng.

Dari keterangan Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP Nyoman Suartika dihubungi, Senin (1/1) kemarin, kejadian tersebut bermula saat pengendara Gede Landep, 45, warga Desa Kaliasem, Buleleng melaju dari arah Utara menuju Selatan. Namun begitu melintas di lokasi kejadian, ban mobilnya selip karena jalan licin tercecer tumpahan solar. “Karena selip akhirnya menepi tetapi terlalu ke kiri sehingga pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya hingga jatuh ke jurang,” ujar dia.

Beruntung korban Landep yang ikut terjun bersama mobilnya di kedalaman sembilan meter berhasil selamat dari maut. Ia yang mengalami luka ringan sempat dilarikan ke rumah sakit Kertha Husada.

Sementara kejadian di akhir tahun tersebut menutup angka lakalantas di Buleleng tahun 2017.  Bahkan kejadian itu menambah angka kecelakaan lalu lintas di Buleleng, yang dinyatakan meningkat di 2017 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Adi Sulistyo Utomo dihubungi terpisah sesuai data yang dimilikinya jumlah laka lantas di tahun 2017 mencapai 366 kasus dnegan korban meninggal dunia 74 orang.

Jumlah itu pun meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 334 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 71 orang. “Tahun ini memang meningkat, didominasi pengendara sepeda motor dengan faktor keterampilan mengemudi yang kurang waspada dan hari-hati,” ujar dia.

Dari lakalantas yang terjadi kerugian material sebesar Rp 675 juta. Angka tersebut pun membuat Buleleng menempat posisi kedua setelah Denpasar sebagai daerah dengan jumlah kasus lakalantas tertinggi di Bali. Namun dari segi fatalitas korban lakalantas, Buleleng tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan kabupaten kota yang lain di Bali.

AKP Adi menjelaskan tingginya lakalantas di Buleleng selain disebabkan oleh faktor manusia juga disebabkan oleh kondisi topografi Buleleng yang berbukit. Sehingga banyak jalan yang berkelok dengan kerawanan dan potensi kecelakaan lalu lintas cukup tinggi. Misalnya saja jalur Singaraja-Denpasar yang selama ini menjadi jalur tengkorak dan langganan kecelakaan lalu lintas, baik pengendara sepeda motor hingga kendaraan besar seperti bus pariwisata.

Begitu pula di jalur lain seperti MudukSeririt-Banyuatis, jalur Singaraja-Gilimanuk terasuk di jalan raya di wilayah perkotaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya mengaku akan memasang lebih banyak rambu dan imbauan di jalur-jalur rawan kecelakaan lalu lintas. Sehingga pengendara yang melintas di jalur tersebut dapat lebih waspada dan hati-hati ketika melintas di jalur tersebut. *k23

Komentar