Apotek Kehabisan Stok Masker
Apotek di kota Bangli kehabisan stok masker, Selasa (28/11). Stok masker di posko pengungsian juga menipis.
BANGLI, NusaBali
Masyarakat Bangli mulai memburu masker pasca semburan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung. Penjaga apotek sampai pasang pengumuman kehabisan stok masker.
Salah seorang penjaga apotek, I Dewa Ayu Eka mengaku warga mulai ramai cari masker ke apotek sejak Minggu (26/11). Minggu malam masker sudah habis diborongw arga. Akibat erupsi Gunung Agung, warga yang beli masker tidak lagi hitungan lembar namun sekali membeli 1-3 box dengan isian 1 boxnya 40 lembar. Dewa Ayu Eka memperkirakan warga beli masker dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada keluarga atau untuk berjaga- jaga.
Sejak terjadi letupan kedua Gunung Agung pada Minggu (26/11) sore, dalam sehari menjual 5 karton masker dengan rincian 1 karton isinya 20 box. Meski permintaan masker tinggi, namun pasokan dari distributor malah sedikit. Harga masker juga mengalami peningkatan. Biasanya harga masker Rp 18.000/1 box naik menjadi Rp 20.000/box. “Menurut pihak distributor, masker kini lebih banyak didrop ke Karangasem,” ungkap Dewa Ayu Eka, Selasa (18/11).
Penjaga apotek sampai memasang pemberitahuan kekosongan stok masker. Akibatnya, pembeli harus keliling mencari masker di toko-toko yang mungkin menyediakan masker. Sementara Kasi Kedaruratan BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengakui stok masker mulai menipis. Pendistribusiannya akan diproritaskan bagi daerah-daerah yang kena dampak paling tinggi. Sutapa menambahkan, masker yang tersedia di posko sekitar 1.000 lembar.
Beruntung ada pasokan 5.000 masker dari Posko Tanah Ampo, Karangasem. “Rencananya masker akan kami distribusikan ke Kecamatan Tembuku dengan sasaran Desa Yangapi, Peninjoan, dan Bangbang karena ketiga desa itu hujan abunya sudah tebal,” sebutnya. Sutapa menekankan perlu kesigapan secara mandiri masyarakat dengan cara mempersiapkan alat pelindung diri seperti topi, kacamata, masker, baju dan celana panjang jika beraktifitas di luar rumah. *e
Salah seorang penjaga apotek, I Dewa Ayu Eka mengaku warga mulai ramai cari masker ke apotek sejak Minggu (26/11). Minggu malam masker sudah habis diborongw arga. Akibat erupsi Gunung Agung, warga yang beli masker tidak lagi hitungan lembar namun sekali membeli 1-3 box dengan isian 1 boxnya 40 lembar. Dewa Ayu Eka memperkirakan warga beli masker dalam jumlah banyak untuk dibagikan kepada keluarga atau untuk berjaga- jaga.
Sejak terjadi letupan kedua Gunung Agung pada Minggu (26/11) sore, dalam sehari menjual 5 karton masker dengan rincian 1 karton isinya 20 box. Meski permintaan masker tinggi, namun pasokan dari distributor malah sedikit. Harga masker juga mengalami peningkatan. Biasanya harga masker Rp 18.000/1 box naik menjadi Rp 20.000/box. “Menurut pihak distributor, masker kini lebih banyak didrop ke Karangasem,” ungkap Dewa Ayu Eka, Selasa (18/11).
Penjaga apotek sampai memasang pemberitahuan kekosongan stok masker. Akibatnya, pembeli harus keliling mencari masker di toko-toko yang mungkin menyediakan masker. Sementara Kasi Kedaruratan BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengakui stok masker mulai menipis. Pendistribusiannya akan diproritaskan bagi daerah-daerah yang kena dampak paling tinggi. Sutapa menambahkan, masker yang tersedia di posko sekitar 1.000 lembar.
Beruntung ada pasokan 5.000 masker dari Posko Tanah Ampo, Karangasem. “Rencananya masker akan kami distribusikan ke Kecamatan Tembuku dengan sasaran Desa Yangapi, Peninjoan, dan Bangbang karena ketiga desa itu hujan abunya sudah tebal,” sebutnya. Sutapa menekankan perlu kesigapan secara mandiri masyarakat dengan cara mempersiapkan alat pelindung diri seperti topi, kacamata, masker, baju dan celana panjang jika beraktifitas di luar rumah. *e
Komentar