nusabali

Banjir Lahar Dingin di Sejumlah Sungai

  • www.nusabali.com-banjir-lahar-dingin-di-sejumlah-sungai

Gerombolan ikan mengap-mengap ke permukaan Tukad Unda, diduga karena kekurangan oksigen akibat air berlumpur dan beracun

Satu Keluarga Dievakuasi dari Bantaran Tukad Unda

AMLAPURA, NusaBali
Banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Agung terjadi di sejumlah sungai secara se-rentak, sejak Minggu (26/11) malam hingga Senin (27/11). Termasuk di antaranya banjir lahar dingin di Tukad Unda, Klungkung. Bahkan, empat warga dalam satu keluarga terpaksa dievakuasi dari di bantaran Tukad Unda, karena rumah mereka terancam digerus banjir lahar dingin.

Banjir lahar dingin pertama-tama muncul di Sungai Yehsah kawasan Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu malam pukul 23.00 Wita. Sungai sepanjang 10 kilometer yang berhubungan langsung ke Gunung Agung ini mengalirkan lahar dingin menuju Sungai Telaga Waja di Kecamatan Rendang, Karangasem. Dari Sungai Telaga Waja, banjir lahar dingin menuju Tukad Unda di Klungkung.

Sungai lainnya yang juga dilanda banjir lahar dingin adalah Tukad Dalem di Banjar Belong, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Banjir lahar dingin Tukad Dalem mengalir menuju Banjar Pilian, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu sepanjang 12 kilometer.

Berikutnya, banjir lahar dingin terjadi di Sungai Bambang Biaung sepanjang 10 kilometer yang menghubungkan Banjar Tukad Sabuh (Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem), Banjar Geriana Kauh (Desa Duda Utara), Banjar Bambang Biaung (Desa Duda, Kecamatan Selat), dan Banjar Padangtunggal (Desa Duda, Kecamatan Selat). Banjir lahar dingin dari Sungai Bambang Biaung mengalir ke Sungai Tunjung Penyalin yang bermuara ke Tukad Unda.

Sungai yang juga dilanda banjir lahar dingin hingga menimbun lubang-lubang galian C adalah Sungai Sebudi (di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem) dan Sungai Nang-ka (di Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem).

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika, mengatakan material yang hanyut ini berupa lahar bercampur abu vulkanik, berwarna coklat pekat. "Materi yang hanyut namanya piroklastik hasil erupsi Gunung Agung. Kami masih melakukan pengujian sampel melalui laboratorium," ujar Gede Suantika. "Sudah kita periksa, itu memang lahar dingin dari material abu vulkanik dua hari terakhir. Abunya cukup tebal dari gunung dan sungainya tidak ada mata airnya," lanjutnya.

Suantika mengimbau warga agar tidak mendekati aliran sungai yang dialiri lahar dingin. Warga diminta tetap waspada saat beraktivitas di pinggir sungai. "Pengamat kami sudah mengecek ini dan memang benar ada tercium bau belerang. Ini terlihat abu fress yang mengandung belerang tercampur air dan ada gas belerang yang tercium," ujarnya.

Sedangkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui realisnya mengatakan, banjir lahar dingin terjadi akibat erupsi meningkat disertai musim hujan. "Potensi lahar terus meningkat, sebaiknya jauhi aktivitas di radius 8 kilometer, perluasan 10 kilometer," pintanya.

Sementara, empat warga dari satu kepala keluarga (KK) terpaksa devakuasi dari tempat tinggalnya di bantaran Tukad Unda kawasan Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, Senin sore. Pasalnya, rumah yang mereka tempati nyaris roboh tersapu banjir lahar dingin.

Proses evakuasi berlangsung dramatis, karena petugas BPBD dan RAPI harus menangkap terlebih dulu sejumlah kucit (anak babi) yang semula dliarkan satu keluarga ini di areal Tukad Unda. Dalam hitungan menit, kucit-kucit tersebut berhasil ditangkap dan ditempatkan di sebuah lahan warga. Setelah kucit-kucit ditangkap, barulah empat warga sekeluarga dievakuasi. Mereka diungsikan Bale Banjar Peken, Desa Tangkas, lengkap dengan barang-barang miliknya.

Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, empat warga dari satu keluarga ini terpaksa diungsikan, karena rumah mereka hanya berjarak 2 meter dari Tukad Unda. “Rumahnya sudah nyaris roboh diterjang banjir lahar dingin,” jelas Putu Widiada kepada NusaBali, tadi malam.

Banjir lahar dingin di Tukad Unda sendiri terjadi Senin pagi sejak pukul 06.00 Wita. Air tiba-tiba berwarna keruh. Kondisi ini kontan menjadi tontotan warga yang tumplek di atas Jembatan Tukad Unda. Beberapa jam kemudian, segerombolan ikan mengap-mengap ke permukaan, yang diduga karena kekurangan oksigen akibat air berlumpur dan beracun.

Lurah Semarapura Kangin, I Wayan Sudarma, pun terjun untuk memberikan imbauan kepada warga sekitar agar tidak beraktivitas di Tukad Unda, baik mandi, menangkap ikan, maupun aktivitas foto prewedding. “Kita tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Lurah Sudarma. *k16,wan

Komentar