nusabali

Aparat Desa Bukti Undang Perbekel asal Warga Pengungsi

  • www.nusabali.com-aparat-desa-bukti-undang-perbekel-asal-warga-pengungsi

Aparat Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng terpaksa melayangkan surat undangan kepada para perbekel asal warga yang mengungsi di Desa Bukti.

Dituding Miring Lewat Facebook

SINGARAJA, NusaBali
Aparat Bukti juga meminta Ketua Forkom Kepala Desa Provinsi Bali ikut memediasi pertemuan tersebut.

Sikap aparat Desa Bukti ini menyusul postingan Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem di Facebook yang menyebut seolah-olah warga dari Banjar Batugiling,  Desa Sukadana yang mengungsi di Banjar Sanih, Desa Bukti tidak mendapat pelayanan maksimal. 

Seperti kutipan status Desa Sukadana, ”Sore hr 04-10-2017,sepulang Dr Kantor & Posko Peduli Desa Sukadana Pukul 17:00,Mnjalankan kwajiban & tanggung jwb mengunjungi wrga BD Karangsari & kayuaya di Desa Bukti,,trimksh byk kpd semeton tiang krna situasi dtengh pengungsian wrga yg tiang sangat banggakan sangat Antusias menanti Kedatangan tiang,1 hal yg bs tiang tangkap dr Dialog tiang dng wrga,tiang selaku perbekel Desa Sukadana kpd pihak² terkait mohon di dengar Baik² jng tutup mata jng tutup telinga,Ini Real/nyata yg ada di Desa Bukti,,warga kmi dsana hya dkasi beras 2 Kg Per KK,,br sekali dr tgl 22 mulai mengungsi smpe hr ini tgl 04-10,pdhl arahan pemerintah jatah per Orang ny dpt stengah Kg / hari,scara Logika kita pikir apa itu masuk akal,,pdhl masyrakt mengungsi bkn krna keinginan ny sendri,,itu merupakan arahan dr pemerintah mestiny Pemerintah lah yg bertanggung jwb,,skrg sdh terbukti kebutuhan masyrakt sdh di abaikan Mana tanggung jwb mu pihak² terkait,,tlg dengar jeritan warga kami,mana misi kemanusian 

N ya Relawan kami saja yg Noteben ny sebagai pengungsi Rela tdk dpt makan hny dmi mejlnkan Misi kemanusiaan utk membantu meringankan beban wrga,tlg Camkan baik² Suksme”.

Kepala Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan Gede Wardana bersama aparat desa lainnya, Jumat (6/10) kepada awak media di Buleleng menggungkapkan kekecewaanya dengan postingan Desa Sukadana dalam FB tersebut. “Mungkin maksudnya baik, Tapi cara penyampaian yang kurang tepat. Kami tetap merasa tidak nyaman dengan postingan itu, seolah-olah kami ini tidak memberi pelayanan pada warga pengungsi. Kalau ada niat baik, semestinya langsung koordinasikan dengan kami, toh mereka (aparat Desa Sukadana,red) datang ke Bukti, dan melewati posko pengungsi yang ada di Kantor Desa Bukti. Kenapa harus diapload di FB,” kata Wardana.

Menurut Wardana, pihaknya terpaksa mengundang kepala desa asal warga yang mengungsi di Desa Bukti. Disebutkan jumlah warga yang mengungsi di Desa Bukti diperkirakan sebanyak 1.251 jiwa tersebar di beberapa titik, berasal dari Desa Dukuh, Sukadana, Ban dan desa lainnya di Kecamatan Kubu. Langkah itu untuk menyamakan persepsi agar persoalan muncul tidak melebar. “Kami juga sudah berkomunikasi dengan Ketua Forkom Perbekel Provinsi Bali, dan sudah siap memafasilitasi. Kami ingin agar persoalan ini tidak melebar,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Desa Bukti I Made Suparta mengakui pemberian jatah beras kepada warga pengungsi di wilayahnya kurang dan terlambat. Desa Bukti baru menerima bantuan dari posko induk mulai tanggal 26 September 2017. Itu pun jumlah bantuan beras yang diterima sebanyak 625 Kilogram. “Aturan memang menyebut 0,3 kilogram perjiwa perhari, tapi kalau disebutkan hanya mendapat di bawah itu memang benar. Karena kami harus membagi bantuan beras itu kepada seluruh warga pengungsi yang ada. Kami tidak bisa memikirkan warga pengungsi yang di Banjar Sanih saja, kami harus pikirkan juga mereka yang mengungsi di rumah-rumah warga kami,” terangnya.

Apalagi saat itu, jumlah warga yang mengungsi juga fluktuatif, kadang tercatat namun setelah dicatat tidak ada lagi orangnnya karena pilih pulang. “Sekarang kami masih validasi mereka berdasarkan KK. Nanti berdasarkan data itulah, kami mengajukan bantuan ke posko induk,” jelas Sekdes Suparta.

Masih kata Wardana, selama ada warga yang mengungsi ke wilayahnya, aparat desa tidak saja memikirkan kehadiran warga pengungsi, mereka juga memikirkan ratusan ekor sapi yang ikut dibawa ke pengungsian. Tercatat jumlah sapi yang dibawa mengungsi sebanyak 380 ekor. “Kita tidak saja berhenti berpikir pada orangnnya, kita juga pikirkan ternak sapi mereka. Bagaimana kesehatan dan pakan ternak sapi mereka. Kemarin sudah kita koordinasikan dengan Dinas Pertanian, dan sudah ada ada dokter hewan yang mengecek kesehatan sapi para pengungsi,” tandasnya. *k19

Komentar