nusabali

BPMPD Bali Raih 3 Trofi dari Menteri PDTT

  • www.nusabali.com-bpmpd-bali-raih-3-trofi-dari-menteri-pdtt

Kado istimewa diraih Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa  (BPMPD) Provinsi Bali di tengah-tengah HUT ke-72 Kemerdekaan RI. 

Kado Spesial di HUT ke-72 Kemerdekaan RI 

DENPASAR,NusaBali
BPMPD menorehkan prestasi dalam membina dan memajukan desa/kelurahan di Bali dengan menyabet tiga penghargaan desa/kelurahan dan pendamping desa dari Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, yang diserahkan dalam acara Temu Karya Nasional di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta, Selasa (15/8) malam.

Sebanyak tiga trofi penghargaan yang diserahkan Menteri PDTT Eko Putro Sandjojo itu diraih Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung sebagai juara I Lomba Desa Wilayah II (Jawa-Bali). Bali mengalahkan pesaing berat, Desa Karanglo, Kecamatan Mangu Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah (Juara II) dan Desa Sendang Sari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Jogjakarta (Juara III).
 
Bali juga merebut Juara 1 Lomba Pendamping Lokal Desa (PLD) atas nama Ni Ketut Sriastuti dari Desa Melaya, Jembrana, serta Juara II Lomba Kelurahan Wilayah II yang diwakili oleh Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. Penghargaan diterima Kepala BPMPD Bali I Ketut Lihadnyana. Hadir juga dalam acara tersebut Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.

Kepala BPMPD I Ketut Lihadnyana mengatakan Desa Kutuh berhasil rebut juara I menyangkut penilaian aspek pembangunan dan pemberdayaan desa. Disamping itu ada penilaian dari aspek pemberdayaan bidang ekonomi, memanfaatkan potensi desa dan pelayanan publik, dikaitkan dengan diberlakukannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang mengharuskan adanya pelayanan kepada masyarakat melalui pemerintahan yang transparan dan melayani secara efektif. Yang dinilai juga komunikasi dari desa, kecamatan, kabupaten dan dengan provinsi. “Ini penilaiannya berjenjang. Desa Kutuh awalnya menang di tingkat kecamatan, kemudian menang di level kabupaten, lanjut di level propinsi dan akhirnya mewakili Bali. Syukur kita bisa mengalahkan lawan berat dari Jawa Tengah dan Jogajakarta. Ini kado di Hari Kemerdekaan untuk Provinsi Bali,” ujar Lihadnyana, Rabu (16/8). 

Lihadnyana mengatakan di Desa Kutuh memang memiliki keunggulan dari desa lain. Mulai ffektifitas pemanfaatan APBD Desa untuk pemberdayaan pembangunan. Tolok ukurnya di Desa Kutuh 0 persen orang miskin. Desa Kutuh juga membuat terobosan inovasi tentang pelaksanaan pelayanan publik dengan sistem Three In One.  Sekali permohonan, data individu masyarakat keluaranya 3 data. Kalau ada misalnya orang melahirkan, langsung tercatat dengan akte kelahiran, penduduk sudah tercatat dalam KK juga. “Juara desa ini akan jadi model di nasional,” ujar Birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng ini.

Sementara Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli meraih Juara II, dengan pemberdayaan masyarakat miskin. Di Kelurahan Kubu ada komunitas Dasa Tali (10 ribu). Di Kelurahan Kubu, Komunitas Dasa Tali rutin kumpulkan urunan Rp 10 ribu kemudian dikumpulkan dan diserahkan kepada warga miskin. “Komunitas Dasa Tali ini biasanya urunan tiap kegiatan gotong- royong. Dananya diserahkan kepada warga miskin,” ujar Lihadyana.

Sementara Juara I Pendamping Terbaik Desa Lokal yang diraih Provinsi Bali tak luput dari upaya fasilitasi, perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dimana pendamping kembangkan transformasi desa dalam menciptakan efektivitas layanan kepada masyarakat. Hal ini merupakan tuntutan dengan UU 6 Tahun 2014 tentang Desa. “Kami di BPMPD menerapkan pelaporan pembangunan desa dengan online. Kita wajibkan pendamping desa itu setiap hari melaporkan melalui pesan bergambar salah satunya dengan WhatsApp (WA). Ini salah satu menyebabkan Bali dapat Juara I pendamping Desa terbaik,” ujar Lihadnyana. *nat  

Komentar