nusabali

Buleleng Festival Bangkitkan Tradisi Ngoncang

  • www.nusabali.com-buleleng-festival-bangkitkan-tradisi-ngoncang

Buleleng Festival (Bulfest) V 2017 telah dibuka resmi, Rabu (2/8) malam, ditandai dengan parade budaya di sepanjang Jalan Ngurah Rai Singaraja.

SINGARAJA, NusaBali

Bulfest kali ini tidak hanya menampilkan kesenian tradisionil, kesenian modern, dan parade kuliner, namun juga coba bangkitkan tradisi budaya Ngoncang menjadi atraksi kesenian.

Pembukaan Bulfest V 2017 di panggung kehormatan yang digelar di Tugu Singa Ambara Raja, Rabu malam pukul 19.30 Wita, dilakukan Asisten Deputi Pengembangan, Komunikasi, Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementiran Pariwisata (Kemenpar), Drs Putu Ngurah MM, didampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Wabup Nyo-man Sutjidra. Sebelum acara pembukaan resmi Bulfest V bertema ‘Buleleng of Power’, lebih dulu ditampilkan parade Ngoncang yang dibarengi dengan parade Baleganjur yang melibatkan 20 sanggar seni.

Sebetulnya, atraksi Ngoncang sudah ditampilkan sejak Bulfest III 2015. Namun, jumlah sekaa (peserta) atraksi Ngoncang tahun-tahun sebelumnya tidak sebanyak Bulfest V 2017 ini yang menampilkan 10 sekaa dari Kecamatan Buleleng, dengan anggota masing-masing 10 orang tiap sekaa.

Berbeda dengan tahun lalu, atraksi Ngoncang kali ini tidak sekadar menampilkan tradisi, melainkan sudah mengarah ke atraksi kesenian. Setiap sekaa diberikan keleluasaan menampilkan gerak dan irama dari alunan tumbukan Lesung. Selama ini, Ngoncang biasanya dilakukan kaum wanita. Namun, dalam parade Ngoncang di Bulfest V 2017 kemarin juga melibatkan sekaa laki-laki.

Tradisi Ngoncang bisanya dilakukan ketika ada upacara Pitra Yandya seperti Ngaben. Juka bisa dilakukan saat upacara Ngenteg Linggih dan ada pristiwa alam seperti Bulan Kepangan (Gerhana Bulan). Ketika peristiwa alam itu, sontak para tetua menyuruh untuk menumbuk Lesung alias Ngoncang. Dengan ritual Ngoncang, Sang Kala Rau yang tengah memakan bulan akan takut memakan seluruh bulan, sehingga bumi kembali terang benderang.

“Parade Ngoncang mengingatkan kembali pada tradisi itu sendiri. Dan sekarang sudah semakin banyak pesertanya. Ini bisa menjadi ikon Buleleng,” ujar Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayan Kabupaten Buleleng, Wayan Sujana, yang ditemui NusaBali di sela-sela parade Ngoncang sebelum pembukaan resmi Bulfest V, Rabu sore.

Wayan Sujana mengatakan, Bulfest V 2017 ini sekjaligus dijadikan momentum ajang membangkitkan tradisi Ngoncang menjadi atraksi kesenian. Pesertanya bisa sampai 10 sekaa, menandakan bahwa tradisi Ngoncang mulai tumbuh. “Kalau tahun-tahun sebelumnya, kita sulit mencari sekaa Ngoncang, karena jumlah Lesung juga sedikit. Sekarang sudah mulai tumbuh sekaa-sekaa Ngoncang,” katanya.

Sementara, Wabup Buleleng Nyoman Sutjidra berharap Bulfest bisa menjadi ajang mempromosikan kesenian dan budaya Gumi Panji Sakti ke tingkat nasional dan man-canegara. Apalagi, Bulfest V 2017 ini menampilkan keragaman seni, kuliner, dan kerajinan yang jadi kekuatan Buleleng.

“Bulfest sudah masuk agenda nasional. Event ini dipromosikan langsung oleh Kementrian Pariwisata di luar negeri melalui ‘Pesona Indonesia’. Sesui tema ‘Power of Buleleng’, kita tampilkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki Buleleng,” kata Wakil Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini.

Sedangkan Asisten Deputi Pengembangan, Komunikasi, dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Putu Ngurah, mengatakan untuk mempromosikan Buleleng, harus melibatkan semua komunitas dan elemen masyarakat. Sejauh ini, Bupati dan Wabup Buleleng sudah komit dalam pengembangan budaya.

“Pariwisata itu bukan lagi soal destinasi, tapi sudah mengarah pada soal mencicipi kuliner, apalagi Buleleng punya berbagai kuliner khas seperti sate. Rasa kuliner itu menjadi daya tarik wisata yang kuat. Mereka akan datang kembali dengan teman, saudara, keluarga, bahkan rombongan. Maka kuliner sate itu menjadi potensi kekuatan wisata,” jelas Putu Ngurah. “Kami terus mempromosikan setiap event di daerah, seperti Bulfest. Promosi tidak saja dilakukan di dalam negeri, napun juga di luar negeri melalui media masa, online, dan pameran.”  *k19

Komentar