nusabali

Ada Temuan Ribuan Uang Kepeng dan Kapak Berlimas

  • www.nusabali.com-ada-temuan-ribuan-uang-kepeng-dan-kapak-berlimas

Pura Luhur Sri Rambut Sedana di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, merupakan salah satu pura tua di Bali.

Pura Sri Rambut Sedana di Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan


TABANAN, NusaBali
Hasil penelitian dari arkeolog Universitas Udayana dan peneliti dari Rusia serta Kanada, tidak ditemukan pesimpangan pura lain di pura ini kecuali pesimpangan gunung dan laut sebagai simbol sumber rezeki. Menurut legenda, pura ini ditemukan secara tak sengaja oleh prajurit Pasek Badak yang tunduk pada kerajaan Mengwi.

Penyarikan Pura Luhur Sri Rambut Sedana I Ketut Sukarya, 42, mengatakan, pada tahun 2004 pura tua ini pernmah dipugar. Saat pemugaran itu ditemukan ribuan uang kepeng. Uang kepeng ini kemudian dipendem (ditanam) di bawah palinggih utama. Sukarya menambahkan, terkait pura berupa tumpukan batu yang ditemukan tanpa sengaja oleh prajurit Prajurit Pasek Badak dari Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung, sampai sekarang disungsung krama Pasek. “Pada tumpukan batu itu krama Pasek Badak sembahyang dan mendapatkan rezeki,” tutur Sukarya, Selasa (1/8).

Diceritakan, pada tumpukan batu itu dulunya ditumbuhi pohon beringin berdiameter 7 meter. Namun pohon beringin tua itu tumbang pada tahun 2010. “Di dalam pohon tumbang itu ditemukan kapak berlimas dengan panjang 5 meter dan lebar 30 centimeter berbentuk runcing. Sebelumnya pada tahun 2004 ditemukan ribuan uang kepeng,” terangnya. Dikatakan, pujawali di Pura Luhur Sri Rambut Sedana setiap 210 hari sekali atau 6 bulan penanggalan Bali tepatnya pada Buda Wage Klau. Pujawali nyejer selama 3 hari dan disineb pada Saniscara Paing Klau.

Pada pujawali, utamanya piodalan nadi atau jelih diawali mendak Ida Bhatara di Margi Agung, kemudian ngadegang Ida Bhatara di Bale Iinggah, lanjut pemrascita. Setelah itu barulah masucian di beji, jaraknya sekitar 500 meter dari pura. Setelah datang dari beji, Ida Bhatara malinggih di Palinggih Utama dilanjutkan Ngambe Ulap baru dan dihaturkan pujawali. Serangkaian pujawali, ada ritual nunas baos (minta petunjuk niskala).

Para prasayang atau tapakan (orang pilihan) karauhan. “Saat itulah nunas baos minta petunjuk pelaksanaan pujawali. Mereka yang punya masalah di rumah tangga juga memanfaatkan ritual ini untuk mendapatkan petunjuk niskala,” imbuhnya. Setelah itu barulah nedunang manik galih berupa pis bolong atau uang kepeng, beras, dan padi dari Palinggih Utama. Krama pamedek kemudian nunas (minta) manik galih untuk distanakan pada plangkiran dan tempat suci agar mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran. Sebab Pura Luhur Sri Rambut Sedana berfungsi di bidang keuangan, sandang, pangan, dan kesejahteraan. “Pujawali jelih digelar setiap 1,5 tahun,” ungkapnya.

Usai prosesi nunas manik galih ada upacara mepunjung dari keluarga Pasek. “Pura ini awalnya disucikan warga Pasek Badak,” terangnya. Awalnya pura ini diempon 31 kepala keluarga, namun kini pangempon mencapai seratusan orang. Mereka yang sembahyang tak hanya warga dari Desa Jatiluwih, tapi dari seluruh Bali dan luar Bali seperti Surabaya dan Jakarta. Selain krama, banyak perusahaan di Bali tangkil dengan tujuan memohon kesejahteraan. Seperti perbankan, koperasi, LPD dan lainnya. *d

Komentar