nusabali

Waspada Bencana Saat Peralihan Musim

  • www.nusabali.com-waspada-bencana-saat-peralihan-musim

DENPASAR, NusaBali - Prediksi awal musim kemarau tahun 2024 di wilayah Bali diperkirakan dimulai pada bulan Maret hingga Juni 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengingatkan sejumlah kejadian bencana mengintai di masa peralihan musim.

Puncak musim kemarau 2024 di Provinsi Bali diperkirakan jatuh pada bulan Agustus 2024. BPBD Bali mengeluarkan rekomendasi dan kesiapan menghadapi perubahan musim dan musim kemarau. “Melakukan langkah antisipatif terhadap potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat, serta puting beliung pada periode pergantian musim/periode pancaroba (periode Maret, April, hingga Mei 2024),” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin dalam keterangan tertulis, Minggu (24/3). 

Rentin mengimbau masyarakat melakukan langkah pencegahan/antisipasi menjelang, saat memasuki, dan pada puncak musim kemarau, juga tindakan antisipasi di wilayah yang diprakirakan mengalami musim kemarau di atas normal (lebih basah dari biasanya), terutama untuk tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi. 

Di sisi lain, masyarakat juga diminta lebih mengoptimalkan penampungan air pada sisa musim hujan, untuk memenuhi danau, waduk, embung dan tempat penyimpanan air lainnya. “Untuk menekan risiko penurunan hasil panen pada lahan sawah, maka pengelolaan air bagi kebutuhan pertanian harus dilakukan dengan lebih hemat,” tekannya. Rentin pun meminta masyarakat untuk terus memonitor media informasi resmi (misalnya aplikasi InfoBMKG, media sosial instagram dan facebook page BPBD Provinis Bali) untuk mendapatkan informasi mutakhir dan terupdate terkait kondisi cuaca dan iklim terkini, termasuk musim kemarau 2024 dan perkembangannya. 

BPBD Provinsi Bali merekomendasikan beberapa hal untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah dengan melakukan langkah antisipasi. “Budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, waspada kebakaran hutan, lahan dan semak dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan, hemat penggunaan air bersih, dan selalu melakukan update informasi cuaca dan iklim dari BMKG melalui berbagai kanal yang ada,” jelas Rentin. “Jika dalam kondisi darurat untuk segera hubungi BPBD Kabupaten/Kota terdekat atau kontak ke Call Center Pusdalops BPBD Provinsi Bali di 0361-251177,” pungkasnya. 

Sebagian besar wilayah di Pulau Bali diperkirakan akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024. Prediksi ini menunjukkan bahwa sekitar 95 persen dari wilayah Bali akan menghadapi kondisi kemarau yang intens. Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar, Aminudin Al Roniri menjelaskan sebanyak 1 Zona Musim (ZOM) atau 5 persen dari wilayah di Bali, khususnya bagian selatan Bangli, selatan Karangasem, dan utara Klungkung, diperkirakan akan mencapai puncak musim kemarau lebih awal pada bulan Juli. Sementara itu, 19 ZOM atau 95 persen dari wilayah Bali akan mengalami puncaknya pada Agustus.

“Puncak musim kemarau 2024 di provinsi Bali diperkirakan jatuh pada Juli sebanyak 1 ZOM atau 5 persen. Sedangkan Agustus pada 19 ZOM atau 95 persen,” ujarnya pada Jumat (22/3).

Wilayah yang diperkirakan memasuki musim kemarau paling awal yaitu pada bulan Maret mencakup sejumlah kecamatan di Gianyar, Sukawati, Denpasar Timur dan Barat, Mengwi, Kuta, hingga Nusa Penida. Sedangkan daerah yang diperkirakan memasuki musim kemarau pada bulan April yaitu Kecamatan Karangasem, Melaya, Gerokgak, Seririt, Negara, Jembrana, Mendoyo, Pekutatan, Sebagian Sukasada, Tejakula, Kubu, Bangli, Kintamani, Rendang, Susut, Sebagian Kecamatan Sukawati, Selemadeg, Kerambitan, Tabanan, Abiansemal. 

Wilayah yang selanjutnya diperkirakan memasuki musim kemarau pada bulan Mei diantaranya adalah Kecamatan Busungbiu, Abang, Penebel, Tampaksiring, Selemadeg Barat. “Wilayah yang diperkirakan terakhir memasuki musim kemarau pada bulan Juni diantaranya adalah Kecamatan Banjar, Sebagian Sukasada, Baturiti, Pupuan, Petang, Payangan,” jelasnya. 7 a

Komentar