nusabali

KONI Bali Diminta Beri Sanksi Pengurus Cabor Tidak Aktif

  • www.nusabali.com-koni-bali-diminta-beri-sanksi-pengurus-cabor-tidak-aktif

DENPASAR, NusaBali - Sejumlah KONI Kabupaten/Kota mendorong pengurus cabang olahraga (cabor) provinsi yang jadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali diberikan sanksi tegas, karena tidak aktif dalam pembinaan olahraga. Hal ini dinilai karena merugikan upaya pembinaan di tingkat kabupaten/kota dan tidak dapat bertanding dalam kejuaraan akibat tidak memenuhi persyaratan.

Dorongan pemberian sanksi tegas terhadap pengprov Cabor tidak berkembang itu dilontarkan Ketua KONI Badung, Made Nariana dalam Rakerprov KONI Bali. Menurutnya, ada laporan dan catatan sejumlah pengurus provinsi cabor yang hanya memiliki dua atau tiga Pengkab/Pengkot. Padahal persyaratannya minimal harus memiliki lima Pengkab/Pengkot. 

"Ada sejumlah cabor provinsi organisasinya bermasalah. Salahnya siapa ? Saya mengusulkan Pengprov Cabor yang tidak mampu berkembang diberikan peringatan keras," kata Nariana

Hal itu juga sesuai ketentuan (AD/ART) KONI untuk diberikan peringatan keras. Bahkan jika perlu dibekukan sementara. Risikonya tidak dapat dana pembinaan dalam setahun. 

Hanya saja, kata Nariana, usulannya itu tidak disimpulkan pimpinan sidang/pengurus KONI Bali, Namun kata Nariana risikonya kelak cabor yang tidak mampu berkembang di semua kabupaten/kota di Bali tidak akan dapat ikut Porprov Bali 2025. 

"Jika cabor-cabor yang tidak mampu berkembang karena ketiadaan pengurus dan atlet, pasti merugikan Pengurus KONI Kabupaten/Kota yang mampu membentuk pengurus cabor itu. Kenapa? Karena sudah memberikan pembinaan, mencari dan membantu atlet, namun tidak dapat bertarung di Porprov," kata Nariana.

Dengan tidak masuknya cabor yang dibina Kabupaten itu, kata Nariana, tentu merugikan karena mengurangi medali yang harus dikoleksi KONI kabupaten/kota bersangkutan. Akhirnya potensi cabor yang mesti berkembang di daerahnya tidak jalan-jalan. Maka, Nariana dan sejumlah ketua KONI seperti Tabanan dan Gianyar juga mendorong kedepannya harus tertib, sehingga organisasi di KONI harus jalan.

"Kami meminta KONI Bali harus mulai berani tegas. Jika tidak berani bersikap, akan mubazir dalam pengembangan olahraga di Bali. Salah siapa kalau sejumlah cabor tidak mampu berkembang di semua daerah Bali?," kata Nariana, penuh tanda tanya. dar

Komentar