nusabali

Dana Kreativitas Yowana dan Sekaa Teruna Cair Februari

  • www.nusabali.com-dana-kreativitas-yowana-dan-sekaa-teruna-cair-februari

Masing-masing yowana dan sekaa teruna di Gumi Keris akan mendapatkan kucuran bantuan sebesar Rp 20 juta

MANGUPURA, NusaBali
Pemberian bantuan dana kreativitas dalam rangka pembuatan ogoh-ogoh kepada yowana dan sekaa teruna se-Badung masih berproses. Bantuan senilai Rp 20 juta untuk masing-masing yowana dan sekaa teruna ini diperkirakan cair pada Februari 2024.

“Hampir semua sekaa teruna maupun yowana telah mengajukan proposal dan beberapa masih ada dalam proses perbaikan. Mungkin di awal Februari (bisa pencairan dana, Red), karena masih ada penyesuaian ataupun tata kelola administrasi yang harus diikuti,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung I Gde Eka Sudarwitha, Minggu (7/1).

Untuk diketahui, Pemkab Badung bakal kembali memberikan bantuan dana kreativitas pembuatan ogoh-ogoh serangkaian menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1946 pada 2024. Masing-masing yowana maupun sekaa teruna di Gumi Keris akan mendapatkan kucuran bantuan sebesar Rp 20 juta. Para yowana dan sekaa teruna pun telah diminta menyiapkan proposal permohonan bantuan.

“Untuk banjar (sekaa teruna) kita ada 540 se-Badung. Tapi memang ada beberapa Yowana yang juga kita akui, karena memang itu di beberapa perumahan-perumahan yang memiliki banjar suka duka. Jadi hitungannya yang kemarin 580-an,” kata mantan Camat Petang ini.

Sudarwitha menyebutkan sekaa teruna dan yowana yang membuat ogoh-ogoh se-Kabupaten Badung akan dinilai dalam rangka lomba. Adapun penilaiannya akan dilakukan sekitar dua minggu sebelum pelaksanaan Pengerupukan. Nantinya lomba ini akan memperebutkan gelar juara I hingga juara harapan III, sekaligus mendapatkan hadiah dari Disbud Badung.

“Harapannya sekaa teruna dan yowana di Kabupaten Badung dapat semakin meningkatkan kreativitas sehubungan dengan pelaksanaan menyambut Nyepi Saka 1946 atau pelaksanaan Pengerupukan, agar dapat dimaknai sebagai bagian dari tradisi, berdasarkan kearifan lokal yang berlandaskan agama Hindu,” harap Sudarwitha.

Di sisi lain, pada malam Pengerupukan 2024 sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu bertepatan dengan hari Umanis Kuningan dan keesokannya sudah Nyepi. Sehubungan dengan hal tersebut, Sudarwitha mengakui ada aspirasi dari beberapa desa adat untuk menyelenggarakan Dresta Lango. Atas dasar aspirasi tersebut, kata Sudarwitha, sekaa teruna dana yowana yang tidak membuat ogoh-ogoh tetap bisa mengajukan proposal dan menyesuaikan dengan kearifan lokal daerahnya.

“Jadi kreativitasnya tidak dalam bentuk ogoh-ogoh untuk menyambut Nyepi-nya itu. Ada beberapa tradisi dan kearifan lokal di masing-masing desa adat atau wilayah tersebut, misalnya diadakan berkaitan dengan Nyepi atau sasih kesanga. Oleh karenanya, sekaa teruna yang tidak membuat ogoh-ogoh tetap bisa mengajukan proposal dan menyesuaikan dengan kearifan lokal daerahnya,” kata Sudarwitha. 7 ind

Komentar