Rumah Belajar Kambodja, Wadah Kreatif bagi Anak-Anak Kota Denpasar

DENPASAR, NusaBali.com - Semangat kaum muda untuk terlibat dalam memajukan peradaban bangsa, sudah banyak kita jumpai di sekitar kita. Hal itu hadir dalam berbagai inovasi atau pun kegiatan kreatif yang bersifat membangun.

Salah satu contohnya adalah Rumah Belajar Kambodja, sebuah kelompok belajar kreatif bagi anak-anak, yang didirikan oleh Eva Lailatur Riska.

Eva, yang saat ini berusia 25 tahun, mendirikan Rumah Belajar Kambodja ini sejak tahun 2021. Awal mula pendirian rumah belajar ini dilatarbelakangi oleh situasi pandemi Covid-19. Pandemi ini memaksa para siswa, belajar di rumah dan tidak dapat berinteraksi langsung bersama guru.

“Saya melihat ada satu gap antara guru dan murid dari sistem online itu,” kata pegiat sosial kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini.

Interaksi pembelajaran melalui sistem online pada saat pandemi, juga memiliki dampak negatif dari sisi pelaksanaan di lapangan. Dengan usia yang belum matang, anak-anak tidak terlatih memanfaatkan teknologi secara lebih bijak.

“Anak-anak yang awalnya tidak ada HP, (akhirnya) punya HP, nggak cuma untuk belajar saja tapi untuk hal-hal kayak TikTokan, game, yang lebih ke arah negatif,” kata Eva saat ditemui di Rumah Belajar Kambodja, di Jalan Bypass Ngurah Rai, Gg. Merpati, Pedungan, Kota Denpasar. 

Dari situasi yang ada ini, Eva dan beberapa teman lainnya yang diketahui saat itu masih duduk di bangku kuliah, coba memfasilitasi anak-anak ini untuk bisa memperoleh pendidikan yang memadai pada situasi pandemi saat itu.

Hingga saat ini, Rumah Belajar Kambodja sudah memiliki 2 cabang di lokasi yang berbeda. Satu cabang di TPA Suwung, dan satu cabang di belakang TPST Monang Maning.

“Jadi, kami memilih dua lokasi ini, juga bertujuan untuk merangkul sebanyak mungkin anak-anak marginal kota yang tinggal di sekitar wilayah itu,” terang Eva.

Materi belajar yang dilaksanakan di kelompok ini pun beragam dan dijalankan secara berbeda setiap minggunya, terdiri dari pekan akademik, kreatif, dan literasi. Ini bertujuan untuk memberikan semangat dan warna baru bagi anak-anak di dalam kelas.

Abilah Dzaky Bekti Anggoro (11), salah satu peserta dari Kelompok Belajar Kambodja, sangat bahagia bisa bergabung dengan kelompok belajar ini. Selain bisa berinteraksi dengan banyak teman, Dzaky juga bisa mendapatkan banyak ilmu dari para pendamping.

“Di sini, saya belajar banyak (ilmu), dari menulis, matemika, dan bahasa inggris,” kata siswa kelas VI dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin itu.

Hingga saat ini, para peserta yang tergabung dalam Rumah Belajar Kambodja kurang lebih 35 anak, berasal dari beragam kelompok usia, mulai dari umur 4 sampai 15 tahun.

Dari pantauan NusaBali.com, Sabtu (6/1/2024), kegiatan kelas yang dilaksanakan pada kesempatan kali ini adalah pekan kreatif. Setiap anak diberikan kesempatan untuk mewarnai berbagi bentuk gambar dengan kreasi yang menarik. Pewarna yang digunakan pun berasal dari bahan-bahan alam.

Kegiatan yang dihadiri oleh 15 anak itu, berjalan sangat ceria. Para pendamping pun begitu antusias membimbing para peserta.

“Untuk sekarang ini, Rumah Belajar Kambodja memiliki 10 orang volunteer yang ikut aktif mendampingi anak-anak, kebanyakan dari kalangan mahasiswa,” kata Eva.

Eva berharap, rumah belajar ini bisa terus berkembang dan membantu sebanyak mungkin anak-anak, tanpa mementingkan status sosial dan latar belakangnya. “Kami hadir di sini untuk memberikan semangat kepada adik-adik,” terang dia.

Alamat Rumah Belajar Kambodja.

Jika, para orang tua berminat mendaftarkan anak-anaknya di Rumah Belajar Kambodja, bisa menghubungi pihak penanggung jawab melalui Instagram @kambodja_rumahbelajar Atau via WhatsApp di nomor 0815 2942 5025. *ol4