nusabali

Banjar Pande Kembali Berlaga di Lomba Ogoh-Ogoh Denpasar setelah 7 Tahun Absen

  • www.nusabali.com-banjar-pande-kembali-berlaga-di-lomba-ogoh-ogoh-denpasar-setelah-7-tahun-absen

DENPASAR, NusaBali.com - Sekaa Teruna (ST) Dharma Putra Banjar Pande, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, kembali akan ikut serta dalam lomba ogoh-ogoh di tingkat Kota Denpasar pada tahun 2024 ini. Hal ini merupakan kali pertama bagi ST Dharma Putra Banjar Pande untuk mengikuti lomba ogoh-ogoh di tingkat kota setelah 7 tahun absen.

Ketua ST Dharma Putra Banjar Pande, I Gede Yoga Wisnu Linggih Kencana (Dogler), mengatakan, keputusan untuk kembali mengikuti lomba ogoh-ogoh di tingkat kota ini merupakan hasil kesepakatan bersama para anggota ST Dharma Putra Banjar Pande. 

Keputusan ini diambil karena ST Dharma Putra Banjar Pande ingin berpartisipasi dalam melestarikan seni dan budaya Bali, khususnya ogoh-ogoh.

"Selain itu, kami juga ingin mengenang momen terindah dulu ketika kami mengikuti lomba ogoh-ogoh," kata Dogler, Jumat (20/1/2024).

Dogler mengatakan, ogoh-ogoh yang akan mereka garap untuk lomba kali ini akan memiliki tinggi 3,5 meter jika hanya terdiri dari 3 karakter tokoh. Namun, jika mereka berhasil membuat 4 karakter tokoh, maka tinggi ogoh-ogohnya akan menjadi 4,5 meter.

"Kami menggunakan bambu sisit untuk ngulat ogoh-ogoh karena ingin melestarikan budaya ngulat ogoh-ogoh seperti zaman dulu," kata Dogler.

Pada ogoh-ogoh kali ini rencana kami buat ada 3 karakter tokoh, jika ada waktu lebih kami akan tambahkan karakter jadinya ogoh-ogoh tersebut akan menjadi 4 karakter tokoh. 

Ogoh-ogoh yang kami garap nantinya akan permanen tidak menggunakan bongkar pasang. Disini kami tetap menggunakan bahan bambu sisit (bedeg) untuk ngulat ogoh-ogoh melihat sekarang banyak penggunaan Guungan siap.

Bedeg lebih dipilih daripada guungan karena dinilai lebih ekonomis dan melibatkan banyak orang. “Penggunaan ulatan ogoh-ogoh sebenarnya hanyalah untuk dasaran atau bakalan saja. Karena di zaman sekarang ogoh-ogoh lebih cenderung ditutup dengan kertas dan dibentuk dengan kertas. Berbeda dengan zaman dulu semua full ulatan dan hanya ditambal kertas coklat,” ujarnya. 

Dogler berharap, ogoh-ogoh yang mereka garap untuk lomba kali ini dapat meraih hasil yang terbaik. Selain itu, ia juga berharap agar informasi-informasi positif dan komunikasi yang baik dapat diterima oleh masyarakat umum.

"Kami belajar dari tahun sebelumnya agar adanya komunikasi yang baik. Ini dimaksudkan agar nantinya ketika kami sudah selesai mengerjakan ogoh-ogoh tiba-tiba ada informasi pelarangan ogoh-ogoh kan mubazir," kata Dogler.

Terakhir Banjar Pande mengikuti lomba ogoh-ogoh pada tahun 2016. Pada 2017-2018 terpaksa absen karena ada peraturan setiap banjar yang dua kali lolos atau masuk nominasi di tingkat Kota Denpasar, dilarang mengikuti lomba di kota. 

Sementara pada 2018, banjar ini membuat ogoh-ogoh yang dilombakan di tingkat desa. Lalu 2019 tidak ikut lomba karena kebetulan ada kesibukan pergantian pengurus ST dan kesibukan lainnya. 

Pada 2020-2021 adanya pandemi Covid -19 dan anggota ST kebanyakan sudah menikah, membuat kembali absen.*m03

Komentar