nusabali

Inklusifitas Bisa Tercipta Bila Serius?

  • www.nusabali.com-inklusifitas-bisa-tercipta-bila-serius

DI Australia, pengemudi bus harus mengizinkan anak-anak naik bus untuk memastikan keselamatan mereka. Bahkan, jika mereka tidak punya uang untuk ongkos. Ini didasarkan pada prinsip yang diperkenalkan sebagai tanggapan atas pembunuhan remaja Sunshine Coast Daniel Morcombe, yang diculik pada tahun 2003 setelah sebuah bus tidak berhenti untuknya.

Di Amerika Serikat, undang-undang mengharuskan negara bagian untuk mengembangkan penilaian dalam keterampilan dasar. Untuk menerima dana sekolah federal, negara bagian harus memberikan penilaian ini kepada semua siswa di tingkat kelas tertentu. Tindakan untuk menutup kesenjangan prestasi dengan akuntabilitas, fleksibilitas, dan pilihan, sehingga tidak ada anak yang tertinggal. Bagaimana dengan prinsip ‘no one is left behind’ di desa adat di Bali? Bagaimana desa adat dapat mengindari ketidaksetaraan di antara krama Bali?

Menurut John Rawls bahwa ketidaksetaraan dihasilkan dari hal-hal, seperti karakteristik warisan seseorang, kelas sosial, motivasi pribadi, dan bahkan keberuntungan. Meski begitu, John Rawls bersikeras bahwa masyarakat yang adil harus menemukan cara untuk mengurangi ketidaksetaraan di bidang-bidang di mana ia dapat bertindak. Teori Rawls tentang ‘keadilan sebagai kejujuran’ merekomendasikan kebebasan dasar yang setara, kesetaraan kesempatan, dan memfasilitasi manfaat maksimal bagi anggota masyarakat yang paling tidak beruntung dalam hal apa pun di mana ketidaksetaraan dapat terjadi. John Rawls adalah filsuf dari Amerika Serikat yang terkenal pada abad ke-20 di dalam bidang filsafat politik. Bukunya yang berjudul ‘A Theory of Justice’ merupakan salah satu teks primer di dalam filsafat politik. Rawls belajar di Universitas Princeton serta mengajar di Universitas Cornell dan Universitas Harvard.

Apa yang dimaksud ketidakadilan di masyarakat? Ketidakadilan pada umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak proposional.

Ketidakadilan memiliki dampak yang merugikan pada masyarakat. Ini dapat menciptakan ketegangan sosial, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi kepercayaan masyarakat pada institusi sosial dan politik. Selain itu, ketidakadilan juga menciptakan lingkungan di mana orang-orang merasa tidak aman dan tidak dihargai. Ketidakadilan terus terjadi karena dalam mengembangkan relasi sosial banyak didasari oleh prasangka atau sikap negatif. Memandang negatif untuk mengatasi masalah ketidakadilan, semua pihak bertanggung jawab dalam menerapkan ‘awig-awig’ seadil-adilnya dan tidak melakukan tebang pilih. Selain itu, ‘awig-awig’ tidak dipahami hanya sebatas tulisan atau teori, namun harus diterapkan secara adil.

Solusi dari lemahnya penegakkan ‘awig-awig’, antara lain,  pemberantasan terhadap perusak lingkungan, sosialisasi ‘awig-awig’ secara progresif, pengawasan intensif oleh masyarakat terhadap penegakan ‘awig-awig’, penegakannya diarahkan pada kebijakan yang konsisten terhadap perlakuan yang adil dan tidak memihak. Di samping itu, penyebab lemahnya penegakan ‘awig-awig’ adalah kualitas sumber daya insani perlu ditingkatkan, masih rendahnya moralitas mengakibatkan profesionalisme kurang, dan keengganan untuk menindak yang melanggar rendah. Tanpa menegakkan keadilan akan menimbulkan penyimpangan dan penyalahgunaan. Implikasinya akan berdampak buruk bagi tatanan sosial di masyarakat, sehingga muncul krisis sosial atau bahkan dapat berimplikasi buruk, misalnya terhadap kemiskinan. Walaupun demikian, kaum miskin belum tentu menyadari kemiskinan yang dialami. Kesadaran akan kemiskinan baru terasa pada saat mereka membandingkan kehidupannya dengan orang lain. Bagi krama Bali, banjar adat atau desa adat merupakan ‘tanah’ yang amat penting. Tanah memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu, menjadi tempat untuk berlindung dan menjalankan kehidupannya secara damai dan adil. Inklusifitas banjar adat atau desa adat merupakan suatu sistem yang merangkul semua dan menyambut serta mendukung mereka untuk membelajarkan diri menjadi krama Bali yang jujur, terbuka, adil, dan tidak membedakan satu dengan lainnya. Semoga. 7

Prof Dewa Komang Tantra MSc, PhD
Guru Besar Tetap Universitas Warmadewa

Komentar