nusabali

HPI Sebut Selera Wisman Bergeser

  • www.nusabali.com-hpi-sebut-selera-wisman-bergeser

Tak puas melihat DTW, wisatawan kini ingin menjadi bagian dari kehidupan orang Bali

DENPASAR, NusaBali
Pramuwisata atau yang biasa dikenal sebagai guide mau tidak mau harus terus meningkatkan kapasitasnya meng-guiding. Yang mendesak adalah pemahaman dan pengetahuan yang lebih menukik  tentang tradisi dan aktivitas kehidupan yang dilakoni krama Bali.

Tuntutan tersebut, menyusul pergeseran  trend  selera wisatawan, terutama wisatawan manca negara (wisman). Dari sebelumnya sudah cukup puas berada dan melihat destinasi maupun daya tarik (DTW), belakangan cenderung merasakan pengalaman bagaimana ‘menjadi bagian’ dari kehidupan keseharian masyarakat. Khususnya masyarakat atau penduduk di destinasi yang dituju.

“Itu trendnya sekarang,” ungkap  I Nyoman Suarma, pramuwisata dari DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Bali Kamis(21/12). Trend tersebut jamak di kalangan wisman  Eropa, juga wisman dari bagian belahan dunia lainnya, termasuk dari Asia.

“Mereka tak cukup hanya dengan melihat, tetapi mau ikut merasakannya,” ujar Suarma yang juga Kabid Humas DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali. 

Contohnya  ikut  metekap (membajak), manyi (panen), membuat canang (sarana upakara) maupun  yang lainnya. Karena alasan itulah mengapa banyak wisatawan yang memilih tinggal dan menginap di rumah penduduk.

Trend wisman tidak  sekadar tahu tentang alam dan pengetahuan tentang budaya Bali. Tetapi ingin merasakan larut dan menjadi bagian di dalamnya.

”Jadi kita guide, harus benar- benar memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan detil tentang berbagai aspek, sehingga  bisa menjelaskannya dengan  benar,” terang, pramuwisata asal Buleleng ini.

Kata dia, tidak saja memandu  secara garis besar atau hal  yang sudah umum. Namun  wajib memberi  informasi dan penjelasan yang lebih rinci dan konkrit. “Sehingga wisman akan merasakan nyaman karena dipandu pramuwisata yang tepat,” terang Suarma.

Karena itulah di komisariat-komisariat atau Biro Perjalanan Wisata (BPW) juga memberikan endorse tambahan  bagi pramuwisatanya selain  materi dan pendalaman yang dilakukan oleh asosiasi (HPI).

“Contohnya  kami di EXO Travel, kemarin (Rabu, 20/12) melakukan pendalaman tersebut,” ungkap Suarma. Lanjutnya karena trend pasar bergeser, pramuwisata juga harus sigap melakukan penyesuaian.

Menyinggung  liburan Nataru, Suarma mengatakan aktivitas guiding meningkat, sejalan makin ramainya  wisatawan.

“Rata-rata hampir semua divisi (bahasa) wismannya terlihat makin banyak ,”  terang  Suarma. Antara lain wisman Australia, Eropa, Asia dan lainnya.

“Hanya wisman  Jepang (wisman Jepang) seperti masih belum banyak. Yang lainnya, wisman  India, Korea, semakin meningkat.

Sebelumnya berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali, kunjungan wisman ke Bali  sampai dengan November telah mencapai 4,8 juta. Atau tepatnya 4.799.276. Dari jumlah tersebut, wisman Autralia tercatat paling banyak ke Bali, yakni 1.201.652. Disusul wisman India 394.428. Wisman asal China 253.255 pada urutan terbanyak ketiga dan seterusnya. Terakhir wisman asal Kanada 54.776 peringkat  terbawah yakni peringkat  20.

Capaian 4,8 juta  wisman dengan November tersebut membuat Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun optimistis, total  5,5 juta wisman akan diperoleh Bali sepanjang tahun 2023.

“Karena target 4,5 juta sudah terlewati. Kita optimistis  nanti akan dapat 5,5 juta wisman,” ujar Tjok Bagus Pemayun. k17.

Komentar