nusabali

Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat

Permintaan Lesu

  • www.nusabali.com-pertumbuhan-kredit-perbankan-melambat

JAKARTA, NusaBali - Bank Indonesia (BI) memproyeksi penyaluran kredit baru perbankan kembali tumbuh pada November 2023. Namun demikian, laju pertumbuhan diprediksi kian melambat, seiring dengan permintaan pembiayaan yang melemah.

Berdasarkan data Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan BI, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru perbankan sebesar 70,4 persen pada November lalu. Nilai itu lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 82,1 persen.

"Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada November 2023 juga terindikasi tumbuh positif dengan SBT sebesar 70,4 persen," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, seperti dilansir kompas.com, Selasa (19/12).

Jika dilihat secara lebih rinci, penurunan SBT sebenarnya hanya terjadi pada bank umum. Tercatat SBT bank umum sebesar 68,5 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 83,2 persen.

Sementara itu, dua kategori bank lainnya, yakni bank umum syariah dan bank pembangunan daerah (BPD) mencatat kenaikan SBT.

Hasil survei menunjukan, SBT bank umum syariah dan BPD masing-masing meningkat menjadi 100 persen dan 75,9 persen.

Berdasarkan jenis kredit, hampir seluruh kategori juga tumbuh melambat, mulai dari kredit investasi sebesar 56,2 persen, kredit modal kerja 62,2 persen, dan kredit pemilikan rumah (KPR) 60,3 persen. Hanya kredit konsumsi lainnya yang meningkat, yakni sebesar 66,9 persen.

"Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain," tutur Erwin.

Melemahnya penyaluran kredit baru selaras dengan melambatnya permintaan pembiayaan dari korporasi dan juga rumah tangga.

Bank sentral mencatat, SBT pembiayaan korporasi sebesar 14,9 persen. Nilai ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 15,7 persen.

SBT pembiayaan korporasi utamanya ditopang oleh sektor konstruksi yang meningkat sebesar 2,7 persen. Sementara itu, pada sektor industri pengolahan dan infokom terjadi perlambatan.

"Perlambatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama karena penurunan kegiatan operasional sebagai dampak lemahnya permintaan domestik dan ekspor," tulis BI.

Kemudian, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit juga menurun. Survei menunjukan, responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang pada November sebesar 10,7 persen dari total responden, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 11,3 persen.

"Pada November 2023, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya," tulis BI. 7

Komentar