nusabali

Supadma Rudana : Setop Kekerasan Terhadap Perempuan di Politik

  • www.nusabali.com-supadma-rudana-setop-kekerasan-terhadap-perempuan-di-politik

MANGUPURA, NusaBali - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyerukan setop kekerasan terhadap perempuan dalam politik. Hal itu disampaikan Supadma Rudana saat berbicara dalam Dialog Kolektif tentang Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Kancah Politik dan Pemilu yang diinisiasi Westminster Foundation for Democracy (WFD) di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Rabu (29/11).

Dialog sebagai rangkaian dari Bali Democracy Forum 2023  tersebut menghadirkan tokoh politik perempuan, para delegasi/ anggota parlemen dari beberapa negara di dunia itu. Supadma Rudana juga menyerukan penguatan keterwakilan perempuan agar makin berimbangan dengan politisi laki-laki di organisasi politik dan lembaga parlemen. 

“Kalau kami di Indonesia sudah memberlakukan keterwakilan 30 persen perempuan dalam pencalonan anggota legislatif di Pemilu. Sementara keterwakilan perempuan di DPR RI (parlemen,red) saat ini mencapai 21 persen,” ujar Supadma Rudana dalam dialog yang menampilkan sejumlah politisi perempuan dari beberapa negara tersebut.  

Dalam dialog kolektif menghadirkan pembicara Jamshed Kazi, Representative and Liaison to ASEAN Un Women Indonesia, Maya Tamayo, Founding and Executive Director of BAYI, Philipina, Pannika Wanich, Co-Founder Progressive Movement Thailand dan Chansoda Phonetip MP, Vice President of Lao Women Union, Laos.

Terungkap sejumlah kekerasan terhadap perempuan dalam dunia politik masih sangat sering terjadi. Walupun tidak banyak diungkap ke publik, hal tersebut dinilai sangat menghambat kemajuan demokrasi yang melibatkan peran perempuan. 

Supadma Rudana mengatakan, pengalaman dirinya melaksanakan tugas-tugas BKSAP ke beberapa negara di dunia, kasus kekerasan terhadap perempuan di politik sangatlah banyak. “Kekerasan yang paling sering muncul adalah pernyatan-pernyataan pelecehan seksual verbal atau pelecehan non fisik dengan kata-kata yang tidak pantas yang bertujuan untuk mempermalukan dan merendahkan. Itu dilakukan tokoh-tokoh politik yang punya nama di sejumlah negara. Ya, karena memang politik itu selama ini didominasi laki-laki, ke depan kita konsisten ada keberimbangan,” ujar politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.

Supadma Rudana mengatakan bangga dengan Bali sebagai tuan rumah dalam kegiatan yang digagas WFD. Hal ini  sebagai bukti perlawanan terhadap kekerasan perempuan dalam politik tidak pernah berhenti. “Saya sebagai Wakil Ketua BKSAP DPR RI akan terus mendorong kesetaraan perempuan. Saya juga mengajak anak-anak muda terutama kalangan perempuan supaya tidak apatis dengan politik,” ujar Anggota Komisi VI DPR RI ini.

Ditegaskan Supadma Rudana, hasil forum ini bisa dibawa ke level yang lebih tinggi, misalkan dalam sidang parlemen dunia. Agar peran perempuan makin diperhitungkan di dunia politik.n nat

Komentar