nusabali

Tiga Orang Terseret, Penolong Masuk RS

  • www.nusabali.com-tiga-orang-terseret-penolong-masuk-rs
  • www.nusabali.com-tiga-orang-terseret-penolong-masuk-rs

Vokalis Blue Band Ngurah Angga Prasetya merasa mendapat tambahan tenaga setelah merapal Gayatri Mantram, ketika dirinya terseret ombak ke tengah laut. 

Peristiwa Tragis di Pantai Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Tabanan 

TABANAN, NusaBali
Tiga orang warga Banjar Pemenang, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, terseret arus saat mandi di Pantai Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Jumat (1/1) sore. Mereka yang terseret arus masing-masing I Gusti Ngurah Angga Prasetya, 15, Ketut Paridana, 38, dan Putu Agus Arya Radiasa, 14. Paridana dan Arya Radiasa merupakan ayah dan anak kandung, mereka diselamatkan dua orang peselancar. Sementara Angga Prasetya yang terseret paling jauh berhasil menyelamatkan diri karena bisa berenang. 

Peristiwa tiga orang terseret arus ini juga diwarnai drama yakni Nyoman Sukarada, salah seorang pengunjung yang berupaya menolong Anggra Prasetya, justru kehabisan napas dan tak sadarkan diri. Warga asal Singaraja yang tinggal di BTN Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, itu sampai harus dilarikan ke BRSUD Tabanan untuk mendapat pertolongan. Ketiga korban selamat, telah menggelar upacara nebusin di TKP pada Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (2/1) siang.

Ngurah Angga saat ditemui di rumahnya, mengatakan pada Jumat (1/1) ikut rombongan satu mobil untuk mandi bersama di Pantai Kedungu. Putra pertama Gusti Ayu Sri Dewi ini sempat ragu-ragu untuk ikut. Namun akhirnya ia memutuskan numpang di mobil yang dikemudikan Ketut Paridana. Dalam satu mobil itu ada tujuh orang. Sekitar pukul 17.00 Wita, mereka memilih mandi dan berendam pasir di Pantai Kedungu. Mereka yang mandi yakni Ngurah Angga Prasetya, Putu Agus Arya Radiasa, dan Komang Arya Pradinata. 

Saat mandi di loloan (muara), Ngurah Angga terseret air laut, padahal ombak tak begitu besar. Menurut cerita, loloan ini tenget (angker), terlebih pada hari itu Sukra Kliwon Tolu, di samping di lokasi itu dilarang untuk aktivitas mandi. Melihat Ngurah Angga terseret arus, dua temannya yang lain jadi panik. Keduanya ikut terseret arus, hanya Putu Agus Arya Radiasa cepat bisa keluar. Arya Radiasa lantas teriak minta tolong dan didengar Ketut Paridana yang tengah berendam pasir. 

Lelaki yang kesehariannya sebagai montir ini pun kaget, terlebih putranya ikut terseret arus. Tanpa pikir panjang, Paridana yang akrab disapa Caplir berupaya selamatkan anaknya dan Ngurah Angga. Namun montir ini pun terseret arus. 

Melihat kejadian itu, Caplir akhirnya mencari bala bantuan dan mendatangkan dua orang peselancar asing. Namun sebelum peselancar itu datang, Caplir dan anaknya sudah dapat ban yang diberikan Nyoman Sukrada. Ayah dan anak ini kemudian dibawa keluar dari air oleh dua orang peselancar asing. Sukrada masih berupaya melemparkan ban ke arah Ngurah Angga yang terseret jauh ke tengah. Namun ban yang dilempar selalu dihempaskan ombak. Lelaki itu pun kehabisan napas dan akhirnya ditolong peselancar untuk dibawa keluar dari air.

Sementara Ngurah Angga, pelajar kelas III SMPN 3 Tabanan ini masih berjuang sendirian di tengah laut dengan kemampuan renangnya. Vokalis dan gitaris Blue Band ini pun kelelahan. Dalam kepasrahan, sulung dua saudara ini memanggil-manggil nama leluhurnya untuk diberikan jalan. Setelah nguncarang (merapal) Gayatri Mantram, Ngurah Angga seolah mendapat suntikan tenaga hingga akhirnya bisa keluar dan selamat dari maut. Begitu sampai di tepi pantai, ABG ini dikerumuni banyak pengunjung. Karibnya, Putu Agus Arya Radiasa sampai pingsan setelah menyaksikan Ngurah Angga selamat dalam tragedi itu. 

Ngurah Angga mengaku tak mendapat firasat apapun sebelum kejadian. Tak pernah mimpi aneh, namun ia sempat ragu untuk ikut mandi ke pantai saat tahun baru. “Saya sudah pasrah, sebut nama leluhur dan mengucapkan Gayatri Mantram,” ungkap Ngurah Angga. 

Saat terombang-ambing di tengah lautan, ia mengaku kelelahan karena banyak mengerakkan tangan dan kaki. Saat ombak tak begitu kuat, ia yang terseret arus  belasan meter itu akhirnya tiba di tepi pantai. “Di sekolah, saya dapat ekstra berenang,” ungkap Ngurah Angga. Ia yang selamat dalam peristiwa itu kemudian dibuatkan upacara nebusin. 7 k21

Komentar