nusabali

Harga Serba Rp2.000, Penggemarnya dari Pegawai, Buruh, Remaja sampai Driver

Pedagang Nasi Lawar Keliling di Renon

  • www.nusabali.com-harga-serba-rp2000-penggemarnya-dari-pegawai-buruh-remaja-sampai-driver
  • www.nusabali.com-harga-serba-rp2000-penggemarnya-dari-pegawai-buruh-remaja-sampai-driver

DENPASAR, NusaBali - Salah satu jenis usaha kecil yang ‘siuman’ kembali, setelah turut  ‘kolaps’ di masa pandemi Covid-19, adalah dagang atau berjualan nasi lawar keliling. Sebagaimana sebelum pandemi, dagang nasi lawar keliling kembali ramai.

Pembelinya  beragam, dari pegawai negeri (ASN), karyawan swasta, buruh sampai dengan sopir atau driver, ramai berdatangan. Namanya nasi lawar, menu pokoknya memang  nasi dan lawar. Keliling yang dimaksud, karena pedagangnya berjualan keliling dengan mengendarai sepeda motor.

Sedangkan lauk pauknya; kuah balung, tum, serapah dan sate. Dibungkus daun pisang, masing-masing dengan harga Rp.2000. Kecuali sate lilit, yang tidak dibungkus. Harga per batang Rp1.000. “Ya, memang harganya serba Rp2.000. Belanja Rp 10 ribu  dijamin sudah cukup untuk makan siang,” ujar I Gusti Ngurah Semadi,35, salah seorang pedagang, Jumat (3/11).

Dituturkan Ngurah Semadi, saat pandemi Covid-19, 2020-2021, dia  berhenti berjualan. Hal itu karena jalanan sepi. Orang  yang bepergian terbatas. Pariwisata terhenti. “Semua teman- teman berhenti jualan,” lanjutnya.

Ngurah Semadi sendiri pulang kampung ke Desa Padangkerta, Karangasem, membantu orang tua kerja tani dan kerja serabutan lainnya. Demikian juga dengan pedagang lainnya, yang juga sebagian besar berasal dari satu kampung.

Kini setelah suasana normal kembali. Ngurah Semadi dan yang lainnya bisa berdagang kembali. Mereka berjualan menyebar di pinggir-pinggir ruas jalan seputaran Niti Mandala, Renon, Denpasar. Saat jeda kantoran antara pukul 12.00 wita sampai 13.00 wita adalah waktu paling ramai.

“Pegawai ada, buruh ada, sopir dan lainnya,” terang Ngurah Semadi, tentang pelanggannya. 

Dia mengaku bersyukur pandemi telah berlalu, sehingga bisa medagang nasi lawar lagi. Sehari, rata-rata membawa dagangan senilai Rp500 ribu. Jika semua laku, Ngurah Semadi mendapatkan untung Rp100 ribu. “Bisa kurang, bisa lebih sedikit,” ucapnya. Kadang ada juga yang tersisa. “Namanya kerja di jalanan, bisa ramai atau sepi,” terangnya.

I Gede Oca, salah seorang pembeli mengatakan nasi lawar keliling merupakan menu favorit. “Murah, meriah dan enak,” ujarnya. Pria asal Karangasem yang berprofesi sebagai driver freelance pariwisata itu, mengaku banyak teman- temannya sesama sopir yang suka dengan nasi lawar keliling. Selain enak, tentu saja karena harganya terjangkau, bagi sopir pariwisata yang penghasilannya tak  menentu.  Dia pun kerap menerima titipan dari teman-temannya, agar dibelikan nasi lawar keliling. “Belanja Rp20.000 sudah sangat-sangat puas,” ucapnya. k17.

Komentar