nusabali

Saat Dibersihkan Ditemukan Sebuah Lontar Pemusnah Bebai dan Guna-guna

Saat Penyuluh Bahasa Bali di Tabanan Lakukan Konservasi Lontar Milik Seorang Warga

  • www.nusabali.com-saat-dibersihkan-ditemukan-sebuah-lontar-pemusnah-bebai-dan-guna-guna

Lontar Pemunah Bebai dan guna-guna ini milik seorang warga I Putu Adi Wibawa, lontar tersebut merupakan warisan karena leluhur mereka ada yang menjadi balian

TABANAN, NusaBali
Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Tabanan rutin lakukan konservasi lontar. Terbaru konservasi dilakukan di rumah I Putu Adi Wibawa di Banjar Kedampal, Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Ada 15 cakep lontar yang berhasil diidentifikasi dan sebagian besar dalam kondisi baik. Namun menariknya dalam konservasi itu, ditemukan satu cakep lontar tentang pemunah (Pemusnah) bebai atau guna-guna yang termasuk dalam lontar kawisesan.

Pada lontar Pemunah Bebai atau guna-guna ini ditemukan dalam kondisi baik dan berjumlah 15 lembar. Meskipun awalnya ditemukan berdebu, namun karena dibersihkan tulisan semakin mudah dibaca. Baga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan, I Nyoman Widana mengatakan konservasi lontar di Banjar Kedampal adalah permintaan langsung dari pemilik. Ada satu peti lontar yang berhasil diidentifikasi.

"Seluruh kondisi fisik lontar tersebut dalam kondisi baik, awalnya memang kotor tapi setelah diidentifikasi masih bisa dibaca dengan jelas," ujar Widana, Senin (18/10). Kata dia, terhadap lontar Pemunah Bebai dan Guna-guna ini memang milik I Putu Adi Wibawa. Lontar tersebut ada karena leluhur mereka sebelumnya menjadi balian. "Kata pemilik lontar yang ada ini sifatnya pewarisan leluhur. Sebab leluhurnya dulu sempat ngusadhanin malianin, dan ada juga berprofesi undagi dan tukang. Jadi lontar ini generasi ketiga yang merawat," jelas Widana.

Dia menambahkan selama ini lontar yang ada memang disimpan di rumah pemilik. Sempat dibaca karena hanya keperluan diidentifikasi dari Sulinggih. "Jadi setelah kakek pemilik ini meninggal tahun 2000-an, lontar itu hanya diidentifikasi saja dan jarang dan hampir belum pernah dibersihkan," tegasnya.

Secara ringkas, Widana menegaskan isi pokok dari lontar Pemunah Bebai dan Guna-guna isinya menguraikan Mpu Siwa Murthi Om sebagai gurunya guru pencabut guna-guna. Segala macam guna-guna yang ada di jagat raya ini. Mpu Siwa Murthi ini mempercayai dan abdi atau meyakini paham keberadaan Sang Hyang Tunggal sebagai sumber penciptaan bumi beserta isinya.


"Maka Sang Hyang Tunggal dijelaskan di sini sebagai sumber Gurunya guna-guna. Guna bhuta kala, manusia, guna dewa akan terlebur oleh kekuatan kesaktiannya. Mpu Siwa Murthi juga dapat mencabut Guna Bali, Guna Jawa, Guna Mekah, Guna Sasak, Guna Sumbawa termasuk juga Guna Menyeramkan dan Guna Bebai, termasuk jampi-jampi," jelas Widana.

Dalam lontar ini tertera juga Sang Hyang Brahma akan melebur guna-guna pada manusia. Sedangkan Sang Hyang Wisnu melebur guna-gunanya dewa. Tidak akan ada acep-acepan, aji ajian, termasuk lintrik (jaran guyang) semuanya sirna olehnya. Sebab Hyang Guru akan (ngalukat) menetralisir/menyucikannya. "Di bagian lain lontar ini memuat juga tata cara merangsukkan ajiannya, Kaputusan Mpu Baradah, Penunggu bayi di dalam perut (penunggun rare jero weteng), Tumbal Leyak, Pengraksa Jiwa. Di samping itu, lontar ini berisi mantra berikut sarananya," beber Widana.

Karena sekarang lontar telah dalam keadaan bersih, pemilik sudah menyimpan dengan baik. Sewaktu-waktu disarankan untuk membersihkan supaya terhindar dari rayap. 7 des

Komentar