nusabali

Pemeran Putri di Drama Gong Berpulang

Sempat Jatuh di Kamar Mandi, Opname di RS Sejak 30 September 2023

  • www.nusabali.com-pemeran-putri-di-drama-gong-berpulang

BANGLI, NusaBali - Seniman drama gong Bangli, Jro Mangku Ketut Yudhani berpulang pada Sabtu (7/10) sekitar pukul 03.27 Wita. Mangku Yudhani meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSU Bangli. Selain memiliki riwayat sakit komplikasi, Mangku Yudhani sempat jatuh di kamar mandi.

Mangku Yudhani wafat di usia 70 tahun, meninggalkan suami Jro Mangku I Wayan Kajeng dan dua orang anak. Warga Banjar Blungbang, Kelurahan Kawan, Kecamatan/Kabupaten Bangli, ini merupakan jro mangku di Pura Dadia Pande yang berlokasi di Banjar Pule, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli.

Pihak keluarga, Pande Nengah Lelung mengatakan almarhum sempat jatuh di kamar mandi rumahnya. Akibat jatuh itu, almarhum dilarikan ke rumah sakit. Almarhum dirawat di RSU Bangli sejak 30 September 2023 lalu. Setelah mendapat perawatan, seniman drama gong legendaris ini dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Pande Lelung, almarhum ini masih aktif termasuk ngayah dalam kegiatan upacara. “Belum lama ini sempat ngayah makekawin di Griya Tegalalang,” ucapnya.

Untuk saat ini jenazah masih dititip di RSU Bangli. Pihak keluarga juga sudah berkoordinasi dengan prajuru adat Banjar Blungbang. “Beliau (almarhum) adalah seorang jro mangku sehingga akan langsung dilaksanakan upacara ngaben. Pihak keluarga juga sudah komunikasi dengan Ida Sulinggih untuk hari baik pelaksaan ngaben,” kata Pande Lelung.

Foto: Suasana di rumah duka almarhum Jro Mangku Ketut Yudhani di Banjar Blungbang, Kelurahan Kawan, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Sabtu (7/10). -IST

Seniman drama gong yang memerankan tokoh putri/permaisuri meninggalkan dua orang anak. Kata Pande Lelung, salah satu anak almarhum juga terjun di dunia seni. “Salah seorang putra almarhum kini berkecimpung di drama gong, dia berperan raja putra,” ujarnya.

Anak almarhum, Gede Yuliawardana menyampaikan ibunya merupakan sosok yang gigih, terlebih lagi untuk mendukung seni drama gong. Dikatakan jika almarhum tidak pernah lelah mencari bibit-bibit baru dan mengasah kemampuan dalam seni drama gong.

“Saya sendiri sejak SMA sudah belajar drama gong. Saat membina, beliau selalu menekankan informasi apa yang bisa disampaikan kepada penonton, petuah-petuah yang bisa diterapkan masyarakat,” kata Yuliawardana.

Terpisah, salah seorang rekan sesama seniman, Nengah Dwi Madya Yani, mengaku kaget atas berpulangnya Mangku Yudhani. Awalnya dirinya mendapat kabar jika almarhum sakit dan dirawat di rumah sakit hingga akhirnya berpulang.

“Jujur, saya pribadi sangat merasa kehilangan, beliau sosok pemain drama yang berkarakter. Selain itu beliau menjadi guru buat kami,” ungkap Madya Yani.

Madya Yani yang juga anggota DPRD Bangli ini terakhir pentas bersama almarhum Mangku Yudhani saat HUT Bangli. Saat manggung, almarhum masih tampil luar biasa dan mataksu. “Saya terkesan dengan penampilan beliau. Sampai saat ini belum ada sosok seperti almarhum,” tandas Madya Yani. 7 esa

Komentar