nusabali

Hypnobirthing, Metode Hipnosis Bisa Kurangi Rasa Nyeri Saat Bersalin

  • www.nusabali.com-hypnobirthing-metode-hipnosis-bisa-kurangi-rasa-nyeri-saat-bersalin

MANGUPURA, NusaBali.com – Momentum kehamilan kerap kali menimbulkan kecemasan kepada calon ibu, karena adanya perubahan hormon baik dari fisik di tubuh wanita, menimbulkan rasa mual, sakit kepala, lemas, dan lain sebagainya. Belum lagi, sebagian besar calon ibu mengalami stres, cemas, dan takut selama proses persalinan.

Sebab mereka terkadang menerima informasi yang tidak lengkap dan tidak jelas kebenarannya sehingga menimbulkan persepsi yang mengkhawatirkan. Namun, kecemasan tersebut bisa diminimalisir dengan hypnobirthing, salah satu teknik melahirkan yang disebut-sebut bisa membantu mengurangi nyeri yang dialami ibu saat bersalin.

Menanggapi hal tersebut, Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal, Dr dr I Nyoman Hariyasa Sanjaya SpOG Subsp KFM MARS mengatakan pada dasarnya, hypnobirthing adalah kemampuan seseorang membantu ibu hamil agar mencapai suatu dataran gelombang pikiran di otak agar relatif landai seperti orang tertidur. Sehingga, ibu bisa menghadapi persalinan dengan nyaman.

“Tertidur yang dimaksud seperti dibimbing untuk melakukan suatu upaya agar pikirannya tenang dan damai. Ini metode membawa gelombang pikiran kita ke gelombang alfa yang tenang. Gelombang ini yang akan membantu menghilangkan rasa cemas dan nyeri. Dampaknya adalah proses persalinan akan berjalan dengan lancar. Kalau kita melalukan segala sesuatu dengan tenang, pikiran kita damai, semua akan berjalan dengan lancar,” jelas dr Hariyasa saat dikonfirmasi pada Senin (11/9/2023) siang.

Menurut dr Hariyasa, hypnobirthing dapat dilakukan secara mandiri atapun dalam kelompok di bawah bimbingan instruktur yang terlatih. Seperti melakukan hipnosis dengan cara afirmasi positif atau melontarkan sebuah ucapan pola pikir yang lebih positif. Maka hormon oksitosin dapat keluar dengan baik sehingga dapat merangsang kontraksi dengan bagus ketika pikiran mnejadi tenang. 

Sebaliknya, jika pikiran seorang ibu hamil cemas, maka oksitosin yang keluar akan terganggu. Sehingga kontraksi tidak teratur dan tidak kuat yang akan berdampak pada waktu persalinan yang panjang dan menyebabkan sang ibu kesakitan dan putus asa.

Namun, dr Hariyasa mengungkapkan jika hypnobirthing tidak hanya dilakukan saat ibu hamil melakukan persalinan saja. Namun, juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih menurutnya, selama ini ia melihat pasangan yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai momongan dikarenakan dalam kesehariannya penuh dengan stres dan kecemasan. Sehingga cara berpikir hipnosis tersebut adalah cara berpikir seumur hidup.

“Meditasi salah satu metode bagaimana kita mereduksi gelombang pikiran di otak kita sehingga ada pikiran pada frekuensi gelombang yang rendah atau kurang. Padahal konsep nyeri, cemas, bahagia, itu sifatnya kualitatif dan tidak bisa dibandingkan,” ungkap pria yang juga bertugas di Department KSM Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Udayana itu.

Dr Hariyasa juga menuturkan, dirinya sebagai dokter memiliki prinsip bahwa seorang ibu harus dibimbing agar berhasil melahirkan anaknya melalui jalan lahir yang diberikan Tuhan alias normal. Ia menilai, langkah melahirkan secara operasi caesar harus diletakkan dipaling akhir ketika semua upaya melahirkan normal tersebut tertutup.

“Pada prinsipnya perjuangkan persalinan normal dan muliakanlah operasi caesar. Kapan kita memuliakan operasi caesar ketika memenuhi syarat yakni tepat indikasi dan tepat waktu. Kalau persalinan normal harus ada tiga kesabaran yakni sabar pasien, sabar suami dan keluarga, dan sabar penolong. Jadi mereka harus memberikan afirmasi positif,” ungkapnya.

Sehingga ia menyarankan kepada ibu hamil untuk menggunakan jalan lahir yang diciptakan oleh Tuhan dengan cara mempersiapkan diri dengan baik, gaya hidup yang bagus, menanamkan aktivitas fisik yang baik, serta mengonsumsi makanan yang sehat.

Ia pun memberikan tips delapan hidup sehat yang terbagi menjadi lima langkah untuk fisik, dua langkah untuk pikiran dan perasaan, dan satu langkah spiritual. Yang mana lima langkah untuk fisik itu seperti menjaga nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, meminum air yang cukup, bergerak, mendapat cahaya matahari yang cukup, dan tidur dengan kualitas yang baik.

Sementara, dua langkah pikiran dan perasaan itu seperti berkata dan berucap yang baik, serta melakukan afirmasi positif. Selanjutnya membangun hubungan yang baik kepada manusia, alam, dan Tuhan. Terakhir yakni langkah spiritual dengan cara membangun komunikasi dengan Tuhan seperti ritual agama atau meditasi.

“Inilah yang menjadi pondasi bagi kesehatan kita terutama ibu hamil itu untuk berhasil melahirkan. Seorang ibu hamil bisa mempersiapkan persalinan dengan berpikir yang baik,” tutupnya. *ris

Komentar