Bali Dihantui Kekeringan, Kubu Sudah 123 Hari Tanpa Hujan

"Ini adalah saat yang sangat kering bagi sebagian besar Bali bagian utara dan timur," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya, Senin (11/9/2023).

Wilayah-wilayah yang terdampak oleh kekeringan meliputi lima kabupaten: Buleleng, Tabanan, Bangli, Karangasem, dan Badung. 

Dalam daftar kekeringan ini, Kabupaten Buleleng menempati peringkat pertama dengan sebaran kekeringan yang paling luas, terutama di Kecamatan Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, Sukasada, dan Tejakula.

Sementara itu, di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Pupuan juga menghadapi masalah serius akibat kurangnya hujan. Kabupaten Bangli, dengan Kecamatan Kintamani, dan Kabupaten Karangasem dengan Rendang dan Kubu, serta Kabupaten Badung dengan Kecamatan Petang, juga ikut terkena dampaknya.

Kecamatan Kubu memegang rekor paling tragis dengan tidak ada hujan selama 123 hari, sementara di Tejakula dan Sukasada sudah 70 hari tanpa hujan. 

Akibatnya, BBMKG telah memasukkan Kecamatan Kubu dan seluruh wilayah Kabupaten Buleleng dalam kategori ‘awas kekeringan,’ sementara beberapa wilayah lainnya masuk dalam kategori ‘waspada kekeringan.’

Meskipun Bali telah memasuki puncak musim kemarau, masih ada peluang kecil terjadinya hujan di beberapa titik di Pulau Dewata. Namun, distribusi curah hujan di Bali umumnya masih tergolong rendah, berkisar antara 0-14 milimeter per 10 hari/dasarian.

Menurut prakiraan BBMKG, beberapa kecamatan di Bali masih berpeluang untuk mendapatkan hujan antara 11 hingga 20 September 2023, termasuk di Kabupaten Tabanan (Selemadeg, Penebel, Marga), Kabupaten Badung (Abiansemal, Mengwi), Kabupaten Gianyar (Tegalalang, Tampaksiring), Kabupaten Bangli (Susut, Tembuku, Bangli), Kabupaten Klungkung (Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, Dawan), dan Kabupaten Karangasem (Rendang, Bebandem, Selat, Sidemen, Manggis). *ant