nusabali

Waspada Siklon Tropis Olga

Berdampak pada Tinggi Gelombang Laut

  • www.nusabali.com-waspada-siklon-tropis-olga

Untuk di wilayah Bali, dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Olga diperkirakan berupa peningkatan tinggi gelombang laut hingga 2 meter di Perairan Selatan Bali.

MANGUPURA, NusaBali
Bali dan beberapa wilayah di Indonesia menghadapi potensi dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Olga yang saat ini bergerak di Samudra Hindia. Meski siklon ini bergerak menjauh dari Indonesia, ke arah barat daya dengan kecepatan 5 knots atau sekitar 9 kilometer per jam, dampaknya masih terasa di sejumlah wilayah.

Menurut Putu PradiatmaWahyudi, Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Siklon Olga memiliki kekuatan angin hingga 70 knots atau sekitar 130 kilometer per jam dan tekanan 974 hPa, berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Siklon ini juga berdampak pada kenaikan tinggi gelombang laut yang bisa mencapai 1,25 hingga 2,5 meter (moderate sea) di beberapa wilayah seperti Samudra Hindia selatan NTB Samudra Hindia selatan Kupang-Pulau Rote, perairan selatan Pulau Sumba, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, dan Samudra Hindia selatan Pulau Sumba,” ujar Pradiatma, Minggu (7/4) siang.

Lebih lanjut dikatakan, khusus untuk di wilayah Bali, dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Olga diperkirakan berupa peningkatan tinggi gelombang laut hingga 2 meter di Perairan Selatan Bali. Kecepatan angin di wilayah ini juga diperkirakan mencapai 35 hingga 40 kilometer per jam. Pradiatma mengingatkan masyarakat dan para pelaku perjalanan laut untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang dapat berubah-ubah.

“Pengaruh dari Siklon Tropis Olga masih berpeluang terjadi hingga tiga atau empat hari ke depan. Namun, prediksi 24 jam ke depan (8 April 2024 pukul 08.00 Wita) kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Olga akan menurun dan bergerak ke arah Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia,” tutur Pradiatma.

Masih dikatakan Pradiatma, siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin minimal 34,8 knots atau 64,4 kilometer per jam di sekitar pusat pusaran. Pemberian nama Siklon Tropis Olga ini diklasifikasikan berdasarkan urutan abjad dan pertama kali terbentuk di wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Australia. Apabila siklon tropis tersebut terbentuk di wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta, maka biasanya akan memakai nama-nama bunga atau buah.

“Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah memahami dan mengingat siklon tropis yang ada di suatu wilayah, sehingga memudahkan kesadaran, kesiapsiagaan, pengelolaan dan pengurangan risiko bencana siklon tropis,” kata Pradiatma. 7 ol3

Komentar