nusabali

Di Penglipuran, Sampah Ditukarkan Tiket Objek

  • www.nusabali.com-di-penglipuran-sampah-ditukarkan-tiket-objek
  • www.nusabali.com-di-penglipuran-sampah-ditukarkan-tiket-objek

BANGLI, NusaBali - Pengelola Desa Wisata Tradisional Penglipuran, Bangli, membuat gebrakan. Para wisatawan yang berkunjung ke Penglipuran diajak memungut sampah anorganik. Sampah yang berhasil dikumpulkan dapat ditukarkan dengan voucher tiket.

Namun, wisatawan malah kesulitan menemukan sampah anorganik. Karena desa ini sangat bersih.  Manager Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa mengatakan, terobosan yang dilakukan itu merupakan bagian dari program We Care Penglipuran. Program dari manajemen ini terkait dengan desa wisata berkelanjutan. "Ide ini didasari dari branding Desa Penglipuran yang terkenal sebagai desa terbersih," ungkapnya, Kamis (31/8).

Progam 'We Care Penglipuran' diluncurkan pada Kamis (31/8) kemarin, diharapkan mampu memberi pengalaman berbeda kepada wisatawan saat berkunjung. Tidak hanya berwisata, para wisatawan juga mendapatkan edukasi mengenai pengelolaan sampah di desa.

Lebih lanjut, saat membeli tiket, wisatawan yang beruntung akan diberikan kantong sampah ramah lingkungan. Kantong sampah tersebut akan dibawa masuk ke areal desa. Wisatawan bisa memungut sampah yang berada di areal desa.

"Kantong sudah penuh dengan sampah anorganik bisa ditukar ke front office. Nanti, tim kami akan memberikan reward berupa satu voucher tiket masuk gratis yang berlaku selama tiga bulan. Tiket boleh digunakan oleh siapa saja," jelasnya.

Menurut Wayan Sumiarsa, dalam satu hari Desa Penglipuran memberikan empat kantong sampah. Seluruhnya dibagikan di setiap pintu masuk dan disesuaikan dengan waktu ramainya kunjungan. Dia mencontohkan untuk di pintu masuk utama, satu kantong sampah dibagikan diatas jam 10.00 Wita.

Dengan dilaksanakan program ini, diharapkan  kepariwisataan di Desa Wisata Penglipuran bisa berkelanjutan serta dinikmati generasi selanjutnya.

Disisi lain, tidak mudah untuk mengumpulkan sampah anorganik di areal Desa Penglipuran sangatlah sulit. Seperti diakui salah satu wisatawan bernama Farid. Dia mengaku sulit menemukan sampah di Desa Penglipuran. "Saya tetap dapat sampah, cuma menurut saya sangat susah mencarinya. Karena terlalu bersih," kata pengunjung asal Kota Semarang, Jawa Tengah ini.

Dikatakan, program 'We Care Penglipuran' ini bisa ditiru dan diaplikasikan di tempat lain. Tidak hanya di tempat wisata namun juga lingkungan sekitar. "Pada intinya, tujuan progam ini adalah untuk menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari sampah," sebutnya.7esa

Komentar