nusabali

Mantan Ketua KPU Denpasar Ray Misno Meninggal

De Gajah Sebut Almarhum Kader Militan

  • www.nusabali.com-mantan-ketua-kpu-denpasar-ray-misno-meninggal

DENPASAR, NusaBali - Kabar duka datang dari dunia politik. Mantan Ketua KPU Denpasar I Made Gede Ray Misno, 52, meninggal dunia tepat di Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (12/8) pagi.

Pria yang dikenal humoris dan rajin berolahraga tersebut meninggal mendadak di rumah kelahirannya di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, setelah mengeluhkan sesak di bagian dada.

Meninggalnya kader Gerindra sekaligus Caleg DPRD Bali Dapil Denpasar I Made Gede Ray Misno membuat kaget semua koleganya. Ketua DPD Gerindra Bali Made Muliawan Arya alias De Gajah saat dihubungi di Denpasar, Sabtu kemarin, mengatakan sosok Ray Misno kader militan yang menjadi teman diskusi dan banyak berbuat untuk partai.

Menurut De Gajah, Ray Misno dikenalnya saat menjadi Ketua KPU Denpasar selama dua periode, 2003–2008 dan 2008–2013. Persahabatan keduanya makin kuat saat De Gajah dan Ray Misno sama-sama bergabung di Partai Gerindra Bali. “Dia (Ray Misno) orang baik. Salah satu kader terbaik Gerindra Bali yang sering saya ajak diskusi untuk berbagai hal di partai. Beliau kader militan di Partai Gerindra,” ujar De Gajah.

De Gajah yang juga Wakil Ketua DPRD Denpasar menambahkan, sosok Ray Misno adalah seniornya di Partai Gerindra. Kata dia, Ray Misno yang sering memberikan semangat untuk dirinya dalam memimpin Gerindra Bali. “Kami sangat merasa kehilangan sahabat, keluarga, kader terbaik yang selama ini banyak memberikan semangat di organisasi,” ucap De Gajah yang kenal mendiang Ray Misno saat sama-sama kuliah di Kota Malang, Jawa Timur.

De Gajah terakhir komunikasi dengan Ray Misno saat mengurus tahapan pencalegan Partai Gerindra di KPU Bali, Jalan Cokorda Agung Tresna, Niti Mandala, Denpasar, Jumat (11/8). De Gajah menyebutkan, Ray Misno juga merupakan Caleg DPRD Bali Dapil Denpasar untuk Pemilu 2024. “Terakhir kami ketemu di KPU Bali, kami nggak menyangka akan kehilangan beliau secepat ini,” kata politisi asal Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, ini.

Ray Misno, menurut De Gajah, sangat disiplin untuk urusan kesehatan. Sehingga tidak ada gejala sakit dan tanda akan berpulang. “Hampir tiap hari olahraga di Lapangan Renon (Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Red). Beliau kan rajin olahraga dan disiplin urusan kesehatan,” tegas De Gajah.

Sementara saat ini De Gajah enggan berbicara masalah pencalegan dan siapa pengganti Ray Misno sebagai caleg. “Caleg itu gampang dicari, tetapi kita kehilangan sahabat, saudara, susah mencari gantinya. Kami masih suasana berduka, kami belum berpikir urusan caleg. Kita fokus dengan rencana upacara ngaben almarhum Ray Misno,” kata mantan Ketua DPC Gerindra Denpasar ini.  

Meninggalnya Ray Misno juga membuat koleganya di Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Bali kaget. Salah satu kader PPM Bali I Gusti Ayu Agung Kendran Wahyuni, menyebutkan Ray Misno sama-sama aktif di PPM Bali. “Saya kenal Pak Ray Misno saat sama-sama kuliah di Malang. Kemudian sama-sama di PPM Bali,” ucap Gung Kendran.

Srikandi Partai Golkar Bali ini menambahkan, sosok Ray Misno juga sangat aktif di organisasi. Kata dia, Ray Misno adalah mantan aktivis Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI). Gung Kendran mendapatkan kabar Ray Misno meninggal dari kawan-kawan di PPM. “Sebelumnya nggak ada sakit, kami kaget semua, kawan-kawan di PPM juga kaget,” kata putri Wakil Bupati Karangasem periode 2000-2005 almarhum I Gusti Lanang Rai ini.   

Foto: Suasana rumah duka Ray Misno di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Sabtu (12/8). -DESAK

Sementara itu, keluarga besar Ray Misno di kampung halaman Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, shock. Apalagi sehari sebelum meninggal kondisinya masih sehat dan enak makan. Bahkan sempat menasihati sang kakak supaya tak berlebih mengkonsumsi daging babi karena kolesterol.

Kakak kandung Ray Misno, Ni Luh Putu Sri Widiastuty, mengatakan meninggalnya sang adik mengejutkan seluruh keluarga besar. Sebab tidak ada tanda-tanda ataupun firasat yang membuat waspada. “Kami semua terkejut karena adik tidak punya riwayat sakit dan rajin olahraga," ujarnya ketika ditemui di rumah duka Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Sabtu siang kemarin.

Foto: Kakak kandung Ray Misno, Ni Luh Putu Sri Widiastuty. -DESAK

Dia menceritakan, sebelum meninggal, Jumat sore saat tiba di kampung halaman bersama istri dan anaknya, almarhum masih dalam kondisi sehat. Ray Misno kesehariannya memang tinggal di Denpasar, namun bila ada hari raya pulang kampung ke Tabanan.

Menurut Widiastuty, saat tiba di rumah Banjar Sanggulan, Jumat malam sekitar pukul 19.00 Wita, kondisi masih dalam keadaan sehat tanpa mengeluhkan sakit. Makan masih enak dan sempat menerima tamu pada Jumat malam dan ngobrol hingga pukul 21.00 wita. “Setelah ngobrol dengan temannya, adik masuk kamar. Saya sama istrinya masih mempersiapkan upakara untuk dihaturkan hari ini (Sabtu kemarin),” tutur Widiastuty.

Kemudian Sabtu pagi, Ray Misno disebutkan bangun sekitar pukul 06.00 Wita. Sempat dibuatkan kopi dan minta air hangat namun air hangat diambil sendiri. “Setelah itu saya lihat kopi yang dibuatkan tadi dibawa masuk kamar. Saya lihat dia masuk kamar. Sampai di dalam kamar, istrinya menyebutkan adik saya sempat bilang tidak nyaman bagian dada dan menyatakan, kok sesak. Istrinya mengajak ke rumah sakit, adik mau. Setelah bilang mau ke rumah sakit itu, sudah rebah di kasur,” ucap Widiastuty.

Mendapati kondisi Ray Misno tersebut, istrinya, Ni Wayan Sunihati pun berteriak. Anak-anaknya dan Widiastuty langsung masuk kamar untuk mengetahui kondisi tersebut. Sang anak, Raysun, sempat pegang nadi bapaknya masih teraba. Kemudian langsung dibawa ke RSUD Tabanan, digotong bersama-sama. Proses menggotong tersebut lumayan berat karena kondisi rumah Ray Misno terasering.

“Di rumah sakit, yang ditempuh sekitar 5 menit, ini sempat mendapat pertolongan. Sempat dipacu jantung namun dinyatakan meninggal dan didiagnosa serangan jantung,” kata Widiastuty.

Kepergian adiknya ini membuat shock keluarga. Terlebih istri dan anak-anak, sampai anak pertamanya tak bisa berdiri karena saking tak percayanya. “Saya berusaha tenangkan mereka. Saya suruh ponakan dan anak-anak cium kaki ayahnya, dan saya sempat membisikkan mantram Gayatri ke adik supaya tenang,” bebernya.

Menurut Widiastuty, sang adik di keluarga adalah panutan. Sosok leader di keluarga. Dan sosok adik yang hormat pada orangtua. “Kalau manggil saya tidak pernah manggil nama, pasti bilang mbok tu. Jadi saya sangat kehilangan sekali,” akunya.

Ray Misno kelahiran 15 November 1972 ini adalah anak kedua dari 5 bersaudara pasangan I Nyoman Budiasa (alm) dan Ni Nengah Sopi (alm). Dia memiliki dua orang anak, Gek Putu Janurdina Gayatri Raysun Putri dan Made Gede Bagus Hari Merdeka Nusantara Raysun Putra. Rencananya jenazah Ray Misno dipulangkan ke rumah duka, Sabtu sore sekitar pukul 16.00 Wita.

Sementara terkait dengan upacara, menurut Widiastuty, masih menunggu rembuk keluarga. Rencananya hasil koordinasi dengan adat disebutkan ada hari baik pada Sukra Umanis Langkir, Jumat, 18 Agustus 2023, nanti. Namun prosesi upacara dikubur atau diaben masih dirembukkan sembari menunggu adik bungsu Ray Misno datang dari Amerika.

Selain dikenal sebagai mantan Ketua KPU Denpasar, kini Ray Misno juga sebagai caleg Gerindra dan Wakil Ketua Bidang Strategis  Demokrasi DPD Gerindra Bali. Ray Misno saat ini juga sebagai dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (Stispol) Wira Bhakti, Denpasar.

Sementara Direktur RSUD Tabanan dr Gede Sudiarta mengatakan Ray Misno datang sekitar pukul 06.00 Wita di ruang UGD. Namun pasien tiba sudah dalam kondisi meninggal.

“Jadi di UGD tidak bisa melakukan apa-apa, karena saat tiba di UGD dan langsung diperiksa dokter sudah dalam keadaan meninggal, dan tidak sempat diberikan obat apapun,” ujar dr Gede Sudiarta. 7 nat, des

Komentar