nusabali

RI, Malaysia, Filipina Mulai Patroli Bersama

  • www.nusabali.com-ri-malaysia-filipina-mulai-patroli-bersama

Kapal perang Indonesia, Filipina, dan Malaysia mulai bermanuver di sekitar perairan Sulawesi dan Sulu, Filipina selatan, pada awal pekan ini sebagai bagian dari patroli terkoordinasi antara ketiga negara, seiring dengan meningkatnya ancaman teroris ISIS di kawasan tersebut.

Atasi Ancaman Teroris ISIS

JAKARTA, NusaBali 
Patroli ini dianggap mendesak setelah bentrokan antara militer Filipina dan kelompok Maute di Marawi pecah pada 23 Mei lalu, menewaskan setidaknya 350 orang, termasuk 257 militan, 62 tentara, dan 26 warga sipil.
 
Militan yang berafiliasi dengan ISIS ini bahkan sempat mengibarkan bendera hitam bertuliskan 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' khas kelompok itu di hampir seluruh penjuru kota.
 
“Kita perlu waspada karena masih terdapat 500 sampai 600 teroris di sana [Marawi], 257 diantaranya telah tewas dibunuh. Sisanya, berdasarkan informasi yang kami dapat, mereka berbaur dengan pengungsi yang berusaha keluar dari tempat itu,” ucap Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang hadir dalam peluncuran patroli itu, Senin (19/6), di Pulau Tarakan, Kalimantan Utara seperti dilansir cnnindonesia.
 
Menurut kepala pangkalan udara militer Indonesia di Tarakan, Kolonel Didik Krisyanto, Indonesia mengerahkan tiga pesawat Sukhoi dalam operasi gabungan ini guna membantu pengamanan jika para militan berupaya melarikan diri ke Indonesia.
 
Selain itu, pusat komando maritim juga akan didirikan di masing-masing wilayah ketiga negara, seperti di Tawau bagian Sabah Malaysia, Kalimantan, dan Bongao di Filipina.
 
“Kami menggambarkan pusat komando maritim ini sebagai segitiga, di mana wilayah di dalam segitiga itu akan dipantau,” tutur Gatot.
 
Di saat yang bersamaan, Indonesia juga meresmikan pangkalan militer angkatan laut di Tarakan. Angkatan Laut RI meminta warga setempat melaporkan setiap aktivitas yang mencurigakan terkait militan dan teroris di wilayah itu.
 
Sementara itu, Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, mengatakan ketiga negara ini akan semakin meningkatkan pertukaran informasi mengenai bentrokan di Marawi. Sebab, menurutnya, pertempuran di kota mayoritas Muslim itu bisa terjadi pula di tempat lain.
 
Beberapa pengamat juga menganggap, jika bentrokan ini terus berlanjut, Marawi dikhawatirkan akan menjadi basis baru bagi ISIS di kawasan dan menjadi daya tarik bagi militan di negara tetangga untuk ikut bergabung di sana.
 
Kekhawatiran kian menjadi karena tak sedikit kelompok militan di kawasan mulai menyatakan dukungan terhadap kelompok teroris binaan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.
 
“Negara tetangga tidak mengizinkan ISIS menginjakkan kaki, bahkan hanya satu inci pun, di wilayah kita,” tutur Hussein seperti dikutip Reuters, Selasa (20/6). *

Komentar