nusabali

Dua Pembunuh Tu Pekak Dilimpahkan

Pengeroyokan saat Pawai Ogoh-ogoh di Jalan Veteran, Denpasar

  • www.nusabali.com-dua-pembunuh-tu-pekak-dilimpahkan

Dalam kasus ini, kedua tersangka dijerat Pasal 170 ayat 3 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP tentang pengeroyokan hingga mengakibatkan korban meninggal.

DENPASAR, NusaBali
Penyidik Polresta Denpasar melimpahkan I Gede Santiana Putra alias De Anggur dan I Dewa Gede Raka alias Bem Bem, dua tersangka pengeroyokan saat malam Pangerupukan Nyepi di Jalan Veteran, Denpasar yang mengakibatkan korban I Putu Eka Astina alias Tu Pekak, 40, tewas.

Dalam pelimpahan yang dilakukan pada Kamis (13/7), penyidik Polresta juga melimpahkan berkas dan barang bukti. "Pelimpahan tahap II tersangka dan barang bukti pembunuhan saat pawai ogoh-ogoh sudah dilakukan. Tinggal dilimpahkan ke pengadilan dan menunggu jadwal sidang," jelas Kasi Intel Kejari Denpasar, Ady Wira Bhakti.

Dalam kasus ini, kedua tersangka dijerat Pasal 170 ayat 3 dan Pasal 351 ayat 3 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP tentang Pengeroyokan hingga mengakibatkan korban meninggal. "Untuk saat ini, kedua tersangka ditahan untuk 20 hari ke depan di Lapas Kerobokan," sambung Kasipidum Kejari Denpasar, Nyoman Bela Putra Atmaja.

Seperti diketahui, I Putu Eka Astina alias Tu Pekak, 41, tewas usai dihujani 8 tusukan saat menonton pawai ogoh-ogoh di Jalan Veteran, Denpasar pada Selasa (21/3) lalu. Istri korban, I Nengah Wikarsini yang dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis (23/3) lalu mengatakan aksi sadis tersebut terjadi saat dirinya dan sang suami serta anaknya sedang menonton pawai ogoh-ogoh di Jalan Veteran, tepat di depan dealer Suzuki pada Selasa malam sekitar pukul 21.00 Wita.

Saat itu melintas ogoh-ogoh yang diarak kelompok pemuda Desperado. Saat itulah terjadi ketegangan antara beberapa anggota Desperado dengan korban yang mengenal beberapa pemuda tersebut. "Waktu itu suami saya ditantang-tantang orang-orang itu. Awalnya tidak diladeni, tapi akhirnya suami saya berdiri dan terjadi keributan," ujar sang istri yang masih dalam kondisi berduka ini.

Saat terjadi keributan inilah terlihat beberapa pemuda mengeluarkan senjata tajam dan menghujani tubuh korban dengan tusukan secara membabi-buta. Beberapa pecalang dan warga yang melihat tidak berani melerai karena pelaku dalam kondisi mabuk dan melakukan penyerangan secara beringas. "Setelah dilerai saya lihat suami saya sudah bersimbah darah dan langsung dibawa ke RS Wangaya," ungkap perempuan asal Singaraja ini.

Korban dilarikan ke RSUD Wangaya untuk mendapatkan pertolongan medis. Setelah 1,5 jam berada di RS tersebut korban tidak mendapatkan penanganan yang maksimal. Akhirnya korban dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Sayangnya sampai di RS terbesar di Bali itu nyawa korban tak tertolong. Dia dinyatakan meninggal dunia karena luka tusukan di sekujur tubuhnya pada Rabu (22/3) dinihari. 7 rez

Komentar