nusabali

Warga Kalianget Seririt Buat ATBM Songket

Jaga Kelestarian Kain Songket

  • www.nusabali.com-warga-kalianget-seririt-buat-atbm-songket

DENPASAR, NusaBali - Ungkapan  yang menyatakan keterbatasan fisik bukan halangan untuk berinovasi dibuktikan I Komang Budi,47. Pria asal Banjar Kelodan, Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini  berhasil membuat alat tenun sederhana, khusus untuk menenun kain songket.

Alat tenun kain songket buatannya, disebut Komang Budi,  alat tenun bukan mesin (ATBM Songket). “Karena memang khusus untuk menenun kain songket,” ceritanya, Senin (10/7).

Komang Budi, termotivasi membuat ATBM Songket  karena berkeinginan kain songket sebagai kekayaan wastra tradisional Bali tetap lestari. Namun keinginan itu tidak mudah diwujudkan. Hal  tersebut disebabkan proses rumit dan panjang untuk menghasilkan selembar kain songket. “Kendalanya pada peralatan tenun,” ungkap suami dari Komang Budiasih.

Sebagaimana diketahui untuk menenun kain songket, penekun tenun songket menggunakan alat tenun yang sangat sederhana, yang biasa disebut alat tenun  cagcag. Dengan alat sederhana yang merupakan ‘warisan’ leluhur, proses menenun selembar kain songket merupakan perkara yang rumit dan butuh waktu yang panjang. Mulai memintal benang, sampai proses membuat pola sampai menenunnya.

“Tukang tenun, harus menanggung beban, karena sebagian alat terpasang di pinggang,” lanjutnya.

Kesulitan itulah yang menjadikan orang ‘ngeri’ untuk belajar menenun songket.

“Mungkin seperti murid yang trauma dengan pelajaran matematika dan IPA,” analognya. Jika itu terus terjadi, kelestarian songket Bali, terancam.

Khawatir dengan terancamnya pelestarian kain songket itulah yang mendorong Komang Budi, berangan-angan membuat perkakas yang membantu bisa mempercepat proses pembuatan kain songket. Dan yang lebih penting memicu orang untuk lebih senang belajar menenun kain songket.

“Itu yang penting, orang tidak lagi merasa demikian rumit menenun songket,” ujarnya.

Komang Budi tak perlu jauh-jauh belajar atau studi banding untuk itu. Hal itu karena ATBM Songket yang dirancangnya berdasarkan ATBM tenun ikat atau kain endek yang sudah biasa digunakan di pusat-pusat kerajinan tenun ikat di Bali. Termasuk di Kalianget.

FOTO: ATBM Songket buatan I Komang Budi Martin. -IST

Akhirnya dengan utak-utak cara kerja ATBM tenun ikat, Komang Budi berhasil membuat ATBM kain songket. Guwum (salah satu bagian peralatan dari ATBM) yang berbeda dan sekoci yang  letaknya terpisah, antara lain perbedaan ATBM kain endek dengan ATBM Songket bikinan Komang Budi.

“Sampai 6 kali percobaan, baru berhasil,” ujarnya menerangkan tentang perjuangannya sejak 1,5 tahun lalu.

Selain proses yang lebih sederhana, ATMB Songket bisa untuk menenunkan beragam motif songket. Diantaranya  motif bun kangkung, rangrang, bun kayonan dan cakra.

“Macam-macam motif songket bisa garap dengan ATBM Songket ini,”lanjutnya.

Komang Budi juga memastikan mutu songket dari ATBM-nya, terjaga. Bahkan lebih persisi. Dia menuturkan, udah menekuni kerajinan tenun  ini sejak kecil. Namun dia sempat jeda cukup lama dan beralilh pekerjaan lain. Alasannya penghasilan dari menenun dirasa tak mencukupi kebutuhan hidup dia dan keluarganya.

“Tiyang sempat kerja serabutan, mulai dari kerja buruh bangunan, sopir dan bertani,” ungkapnya. Setelah berusia 36 tahun dia kembali menekuni tenun bersama istrinya, Komang Budiasih. 

Terdorong untuk pelestarian songket, sementara minat orang belajar songket berkurang, Komang Budi bertekad membuat alat tenun yang lebih ‘modern’. Walau dengan kondisi fisik, karena infalid akibat musibah terjatuh, Komang Budi berhasil melakukan inovasi membuat ATBM Songket. “Tiyang siap menerima mereka yang mau berlatih, menenun songket,” ujarnya.

Perbekel Kalianget I Ketut Nanda Kusuma, salut dengan inovasi Komang Budi. “Alat ini tentu nanti membantu pelestarian tenun songket khususnya,” katanya. Dikatakan Nanda Kesuma, jumlah perajin dan pekerjaan yang berkait dengan kerajinan  tenun di Kalianget cukup banyak. Menurut Nanda Kusuma sekitar 45 persen dari sekitar 6000 jiwa(1.600 KK) Desa Kalianget.

Hal senada disampaikan Kabid Perindustrian, Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM(Disdagprinkop UKM) Buleleng I Gede Agus Wiswa.

“Kami apresiasi dan akan upayakan untuk dapat pengakuan,” ujarnya tentang ATBM Songket dari Komang Budi. ATBM Songket itu kata dia tentu bermanfaat untuk pelestarian wastra(kain) tenun tradisional. Desa Kalianget menurut Gede Wiswa, merupakan salah satu sentra kerajinan tenun  songket di Buleleng. “Banga dengan usaha Komang Budi,” tunjuknya. K17.

Komentar