nusabali

4 Sulinggih Muput Palebon Tokoh Puri Karangasem

  • www.nusabali.com-4-sulinggih-muput-palebon-tokoh-puri-karangasem
  • www.nusabali.com-4-sulinggih-muput-palebon-tokoh-puri-karangasem

AMLAPURA, NusaBali - Empat sulinggih muput upacara Palebon  tokoh Puri Agung Karangasem Prof Dr AA Gde Putra Agung, di Setra Desa Adat Karangasem, Jalan Bhayangkara,  Amlapura, Sukra Paing Gumbreg, Jumat (30/6).

Empat sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Geria Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Gede Jelantik Sidemen dari Geria Taman Asri, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Putra Lusuh dari Geria Celit, Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat dan Ida Pedanda Gde Putra Tamu dari Geria Jungutan, Banjar Lebah Sari, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem.

Prosesinya berawal  dari persembahyangan di Puri Agung Karangasem selanjutnya layon Prof Dr AA Gde Putra Agung  katedunang dari Bale Semanggen. Lanjut seluruh keluarga Puri Agung Karangasem mengusung dan menaikkan ke atas Bade Tumpang (tingkat) sembilan.

Hadir di acara itu, PYM Dr KPH Eddy Wirabumi SH MH, Ketua MAKN (Majelis Agung Keraton Nusantara), PYM Kraeng Turikale VII, dari Kerajaan Maros Sulawesi, PYM H Handi  dari Puri Cirebon, YM Dra Hj RA Yani WSS Kuswodiyono dari Kesultanan Sumenep, dan lain-lain.

Sedangkan perjalanan dari Puri Agung Karangasem menuju Setra Desa Adat Karangasem sejauh sekitar 1 kilometer, dengan iring-iringan tarian tambur, terompet kerang, rudat (seni khas umat muslim di Karangasem), dan blaganjur. Mengingat banyak rintangan kabel di jalan, masih perlu menunggu petugas PT PLN menurunkan kabel-kabel yang melintang, berangkat pukul 14.00 Wita, tiba di setra pukul 15.30 Wita.

Selama prosesi di Setra Desa Adat Karangasem, sejumlah sulinggih nibakang tirtha pangentas sebanyak 28 pasang tirtha pangentas, berasal dari 28 sulinggih, mengguyur layon Prof Dr AA Gde Putra Agung. Berlanjut membakar layon, kemudian maprateka tulang-tulang sisa pembakaran, lalu melinggihang di pangiriman.

Selanjutnya, puncak palebon, keempat sulinggih mapuja dan muspa bersama, acara terakhir nganyut ke Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem. Manggala Puri Agung Karangasem AA Bagus Partha Wijaya memaparkan, dengan adanya upacara palebon, tradisi di Puri Agung Karangasem tetap lestari. "Sehingga hubungan Puri Agung Karangasem dengan masyarakat tetap terjaga," jelasnya.

Ida Pedanda Gede Putra Tamu mengatakan, tujuan upacara Palebon atau ngaben, hanya dua, menyucikan roh, dan jiwatman yang berasal dari panca mahabhuta agar kembali ke panca mahabhuta. "Atau melakukan pemisahan purusa dan prakerti. Agar arwahnya suci, guna memudahkan mencapai bhwah loka atau alam pitra," katanya.7k16a

Komentar