nusabali

DLH Tabanan Terima Pengaduan Pencemaran Lingkungan

  • www.nusabali.com-dlh-tabanan-terima-pengaduan-pencemaran-lingkungan

TABANAN, NusaBali - Pembuangan limbah ke sungai menjadi laporan terbanyak yang diterima oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan. 

“Kami menerima 11 pengaduan dari Januari hingga Juni ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Gusti Putu Ekayana, Kamis (15/6).

Belasan pengaduan ini menyebar di lima kecamatan. Selain pengaduan pembuangan limbah ke sungai, ada juga laporan  pengerukan tanah di Desa/Kecamatan Kediri. Kemudian pencemaran udara dari kandang ayam di Desa/Kecamatan Baturiti. Lalu ada pula pencemaran limbah usaha potong hewan dibuang ke saluran subak di Desa Cepaka, Kecamatan Kediri. 

“Pengaduan dari masyarakat sudah kami tindaklanjuti,” kata Ekayana. 

Ia menegaskan jika sudah menurunkan tim untuk mengecek langsung kondisi laporan tersebut dan mencari data serta melakukan pembinaan awal dengan melibatkan pihak kecamatan dan desa. 

"Tim turun, jika ranah pelanggaran ada di provinsi atau pusat, kami teruskan. Jika masih di daerah, kami lakukan pembinaan dan teguran lisan lanjut secara tertulis. Jika tetap tidak ada respons baru dilakukan tindakan sesuai kewenangan DLH," jelasnya.

Mantan Kabag Ekonomi ini pun menambahkan sejauh ini untuk mereka yang dilaporkan karena pencemaran lingkungan sudah mau merespons dengan cepat, serta berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. 

"Artinya mereka yang melanggar sebelumnya tidak berulah lagi, ini sesuai dengan laporan dari penyanding masyarakat terdampak. Setelah kami bersurat dan pemanggilan, reespons mereka (pelanggar) ini cepat. Ada juga yang lambat biasanya karena pimpinannya tidak ada di lokasi dan perlu koordinasi ke pusat, namun pada prinsipnya mereka merespons dengan baik," katanya. 

Selain persoalan pencemaran lingkungan, hal lainnya yang masih menjadi pekerjaan rumah DLH Tabanan yakni perihal banyaknya permohonan pemangkasan pohon. Khususnya saat memasuki musim angin kencang. Di sisi lain, alat atau sarana prasarana yang dimiliki DLH untuk kegiatan perompesan pohon tak maksimal. 

"Permohonan banyak bahkan dari desa -desa, hanya saja alat kami ada yang rusak tegasnya. 

Disebutkan untuk kegiatan perompesan pohon  DLH memiliki dua alat berupa sky lift, namun satu rusak berat sedangkan satunya lagi, lift-nya rusak-rusakan. "Secara rutin sudah dijadwalkan pemangkasan di kota. Jadi dilakukan pelan-pelan," kata Ekayana. 7des

Komentar