Pantai Tegal Wangi Ditutup karena Alasan Ini

MANGUPURA, NusaBali.com – Pantai Tegal Wangi yang terkenal dengan pasir putih, tebing, dan ombaknya, kembali ditutup. Setelah sempat dibuka pada akhir tahun 2022,  pantai yang berlokasi di Lingkungan Buana Bugbug, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, tidak bisa diakses masyarakat umum.

Lurah Jimbaran, I Wayan Kardiyasa mengungkapkan salah satu alasan ditutupnya kembali Pantai Tegal Wangi itu karena di kawasan pantai itu terdapat Pura Tegal Wangi, sehingga kawasan tersebut disucikan.

“Pantai Tegal Wangi itu kawasan suci karena ada puranya. Di samping itu, tebing di atas pantai itu adalah milik investor. Jadi wisatawan bisa turun ke pantai lewat akses menuruni jalan lainnya. Hanya saja, saat ini ombak lagi pasang, jadi pengunjung tidak boleh turun,” terang Kardiyasa, Kamis (16/6/2023) siang.

Terkait informasi pantai tersebut ditutup selamanya untuk umum,  Kardiyasa mengaku hal itu harus dikoordinasikan terlebih dahulu dan ditutup sampai situasi kembali membaik agar tidak merenggut korban jiwa.

Namun, untuk upacara keagamaan, masyarakat sekitar tentu masih diperbolehkan untuk masuk ke kawasan tersebut.

 
Kardiyasa pun mengimbau kepada masyarakat dan juga wisatawan untuk mencari alternatif tempat wisata pantai lainnya di sekitar wilayah Jimbaran, sembari menunggu situasi kembali membaik.

“Masyarakat bersabar dulu carilah tempat yang lain. Karena di sana pengelolaannya kami belum bisa dapat akses, sebab itu tanahnya sudah dimiliki oleh investor. Kalau lewat akses pantai, ombaknya sudah masuk ke tebing-tebing,” terangnya.

Ia pun merekomendasikan, selain Pantai Tegal Wangi, daerah Jimbaran memiliki pantai lainnya yang tak kalah indah. Salah satunya adalah pantai Muaya atau biasa dikenal dengan sebutan Pantai Jimbaran. Wisatawan hanya perlu menempuh jarak 8 kilometer atau kurang lebih sekitar 15 menit dari Bandara Ngurah Rai untuk bisa sampai di Pantai Muaya.

“Selain Pantai Tegal Wangi rekomendasi pantai lainnya yakni Pantai Muaya atau Pantai Jimbaran. Selain view laut, di sana juga bisa melihat tebing-tebing, bisa lihat pesawat landing, atau bisa menikmati kuliner khas Jimbaran yaitu aneka makanan seafood di kafe yang ada tepat di pinggir pantai. Kafe itu sudah ada sekitar tahun 1998, jadi soal rasa tidak usah diragukan lagi,” pungkasnya. *ris