nusabali

Warga Sejumlah Desa di Klungkung Krisis Air Bersih

Kemarau, Pengeluaran Warga Nusa Penida Membengkak

  • www.nusabali.com-warga-sejumlah-desa-di-klungkung-krisis-air-bersih

SEMARAPURA, NusaBali - Memasuki musim kemarau, sejumlah desa di Kabupaten Klungkung kini mulai mengalami kesulitan air bersih. Bahkan di wilayah Kecamatan Nusa Penida, warga terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam, sebab harus membeli air bersih yang harganya lumayan mahal.

Informasi yang dihimpun, sejumlah desa di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung di dataran tinggi kesulitan mendapatkan pasokan air bersih saat musim kemarau. Kondisi ini membuat warga harus membeli air lewat mobil tangki dengan harga Rp 175.000/tangki isian 1.000 liter. Adapun desa yang terdampak, di antaranya Desa Bunga Mekar, Desa Batukandik, Desa Sekartaji, Desa Tanglad, Desa Pejukutan, dan sebagian warga di Desa Sakti.

Perbekel Bunga Mekar, I Wayan Yasa mengatakan Perumda Air Minum Panca Mahottama Klungkung sudah mendistribusikan air sebanyak 65 persen ke wilayahnya. 

Namun, sisanya 35 persen di dataran tinggi belum bisa terlayani. Untuk itu warga menyiasati dengan membuat cubang air atau tempat penampungan air hujan. "Bak penampungan itu otomatis habis saat musim kemarau," ujar Yasa. Kepala Dusun (Kadus) Sompang, Desa Bunga Mekar, I Ketut Merta mengaku air hujan yang ditampung dalam cubang sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, cuci, memasak, hingga kebutuhan minum hewan ternak. 

"Untuk itu saya harus membeli air pada bulan ini sebesar Rp 175 ribu per tangki dari pengepul," ujar Merta. Bisa dibayangkan jika kebutuhan air per bulan sampai beberapa tangki, maka ratusan hingga jutaan rupiah yang harus dikeluarkan hanya untuk membeli air. Tak hanya di pulau seberang Nusa Penida, sejumlah desa di Klungkung daratan juga mulai mengeluhkan kesulitan air bersih. 

Seperti diungkapkan Perbekel Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, I Ketut Yasa. Dia mengatakan masyarakat di desanya mulai kesulitan air bersih, terutama di wilayah Tempek Dangin Sabang. Dia pun mengucapkan terimakasih kepada Polres Klungkung yang turun tangan memberikan bantuan air bersih untuk warganya. "Kami memohon bantuan air bersih ini bisa berkelanjutan ke depannya sehingga masyarakat tidak sulit lagi," harapnya.

Seperti diketahui Polres Klungkung, Selasa kemarin mendistribusikan air bersih di wilayah Tempek Dangin Sabang, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung. Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta mengatakan dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-77 dilakukan kegiatan sosial salah satunya mendistribusikan air bersih. "Hari ini kita secara langsung melakukan pengecekan tempat penampungan air bersih dan terdapat 2 tandon penampungan air dengan kapasitas masing-masing 1.200 liter," ujar Kapolres AKBP Sadiarta.

Setelah didistribusikan pihaknya langsung mengecek airnya dan mencoba mengalirkan air bersih di kran, tampak air cukup bersih dan layak dikonsumsi masyarakat. "Semoga bantuan yang kita berikan ini dapat meringankan beban masyarakat terkait sulitnya mencari air bersih terutama di musim kemarau," ujar Kapolres.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta membenarkan air bersih masih menjadi barang langka di Nusa Penida saat memasuki musim kemarau. Sedangkan, sumber-sumber air bersih berada jauh di dekat pantai yang menyulitkan proses distribusi. Kondisi tersebut tentu saja membuat warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari. Air bersih dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tapi juga untuk kegiatan usaha perhotelan dan restoran.

Bupati Suwirta mengungkapkan sejumlah warga haruskan keluarkan uang hingga Rp 2,5 juta per bulan untuk membeli air bersih, terutama warga bagian atas Nusa Penida. "Bisa Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta per bulan untuk membeli air bersih, terutama untuk kebutuhan usaha hotel dan restoran," ungkap Bupati asal Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Nusa Penida ini, Selasa kemarin.

Saat ini pihaknya sedang berusaha meningkatkan layanan air bersih melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Panca Mahottama Klungkung. Selain itu, pihaknya juga tengah membangun penyulingan air laut di Desa Jungutbatu dengan sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang bisa menghasilkan 120 liter air per detik. Sistem SWRO ini telah berjalan di Nusa Lembongan dan Ceningan, terutama untuk melayani usaha warga di bidang perhotelan dan restoran. Saat ini, sedang proses pembanguan SWRO baru di Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, dengan kapasitas pengolahan air 120 liter per detik. 7 wan

Komentar