nusabali

Jalan Subak Benyah Latig, Petani Kesulitan Bawa Hasil Pertanian

  • www.nusabali.com-jalan-subak-benyah-latig-petani-kesulitan-bawa-hasil-pertanian

GIANYAR, NusaBali - Jalan usaha tani di Subak Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar kondisinya sangat memprihatinkan.

Jalan yang harusnya menjadi mobilitas petani dalam membawa hasil panen dan pupuk tidak bisa dilalui, hancur karena proses alamiah. Informasi yang dihimpun Senin (12/6), jalan usaha tani sudah tidak bisa dilalui dengan sepeda motor. Petani yang akan mengangkut hasil panen, harus menempuh jarak cukup jauh. Kondisi ini menyebabkan hasil panen tidak bisa masuk ke kantong petani secara maksimal. 

“Beberapa titik sudah hancur karena terkikis air saluran irigasi dan hujan. Sangat parah, jika musim hujan sepeda motor tak bisa lewat," ujar salah seorang petani, Senin (12/6).

Pemerintah Desa Saba telah memberikan perhatian kepada jalan Subak Banda dengan memberikan bantuan padat karya tunai melalui dana desa malalui perbaikan saluran irigasi. Hanya saja panjang jalan dengan bantuan yang diberikan belum bisa maksimal. Pemkab Gianyar telah mengajukan proposal perbaikan ke pusat.  Namun Jalan Usaha Tani (JUT) di Gianyar tak kunjung mendapatkan perhatian. Dari tahun 2021 proposal yang diajukan pun menumpuk tanpa ada kejelasan waktu realisasinya.

Kasi Pengairan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Kadek Yulia, menyebutkan setiap tahun Dinas Pertanian Gianyar selalu mengusulkan perbaikan jalan usaha tani. Namun Distan tak pernah kebagian anggaran dari Kementerian Pertanian.

“Setiap tahunnya dari Dinas Pertanian selalu mengajukan proposal, khusus untuk JUT, sejak tahun 2021 kita memang tidak kebagian," ungkap Kadek Yulia.

Dari rekapan data,  di Tahun 2022 lalu, Distan Gianyar mengajukan 20 proposal untuk pengadaan jalan usaha tani. Sedangkan dari Kementerian Pertanian masih memilah usulan dari daerah dan bantuan diberikan kepada daerah yang kondisi lahan pertaniannya lebih rusak. "Kalau proposal sejak Tahun 2021 lalu, maka usulan dari subak yang ada di Gianyar, proposalnya menumpuk, rata-rata 15 proposal per tahun," tambahnya.

Menurut Kadek Yulia, program bantuan JUT mendapat pengawasan yang ketat dari Kementerian Pertanian. Lebarnya tidak boleh lebih dari 1,5 meter. 

Alasannya agar tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. "Nah, kalau lebarnya lebih dari 1,5 meter, nanti akan terjadi alih fungsi lahan, bukan lahan pertanian lagi namun berubah jadi akomodasi perhotelan," tambahnya.

Di sisi lain, kondisi sebagian dari JUT di Gianyar saat ini diakui sudah mengalami kerusakan. Disebutnya ada beberapa yang sudah rusak parah, namun diharapkan perbaikan ini bisa dilakukan oleh anggota subak. 7 nvi

Komentar