nusabali

Desak Made Sriasih, Tenaga Pendamping Inspiratif

Pertajam Komitmen, Hindari Terjebak Nyaman

  • www.nusabali.com-desak-made-sriasih-tenaga-pendamping-inspiratif

GIANYAR, NusaBali - Desak Made Sriasih, belakangan makin intens bergelut dengan monitor komputer. Begadang hingga larut malam makin jadi kebiasaan. Sepertinya, perempuan lajang asal Lingkungan Kelod Kauh, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar, ini ‘tidak terima’ jika tugas-tugas kependampingannya kian menumpuk hingga jadi beban.

Namun, gestur Sarjana Teknologi Pertanian, Universitas Udayana 2005 ini jadi petanda dia sedang merawat passion diri sebagai tenaga pendamping desa profesional. Atau, sekaligus sedang mempertanggungjawabkan prestasi yang pernah dijamahnya; Juara 1 Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Inspiratif 1 Kawasan Indonesia Tengah Tahun 2022. 

Penghargaan bergengsi dan idaman para TPP ini didapatkannya dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI di Jakarta, serangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun 2022. Desak, demikian pendamping desa ini akrab disapa, bertugas sebagai Pendamping Desa Tingkat Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, sejak 23 Juli 2015, melalui  Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

‘’Pendamping itu harus berkomitman para diri dan jangan henti belajar. Tak kalah penting, jangan terjebak dengan nyaman,’’ jelas mantan Operator Fasilitator Kabupaten (Faskab) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Kabupaten Gianyar 2006 – 2007 ini.
 
Desak mengakui, pada tahap awal menjalankan tugas pendampingan sempat was-was. Karena sebagaimana visi pusat sesuai implikasi UU Desa, pendamping adalah representasi atau ‘wajah’ dari Kementerian Desa di setiap desa. Maka, idealnya sedapat mungkin pendamping tahu segenap persoalan dari A sampai Z yang menggelayuti desa, sekaligus solusinya seperti apa. 

Sejurus dengan itu, menurut Desak, menjadi wajar sedemikian besar ekspektasi masyarakat terhadap kecekatan pendamping desa untuk memajukan pembangunan di desa. Keadaan ini pula mesti dijadikan tantangan dalam bertugas dengan cara diformulasikan sebagai peluang. Karena tak banyak orang bisa mencurahkan isi pikiran dan ditindakkan untuk membangun desa menjadi lebih baik. Peluang ini pula jadi wahana untuk menempa diri.


‘’Saya sadari, pendamping desa itu insan biasa. Mereka tidak sempurna. Tapi, pasti ada kelebihan dan kekurangan,’’ papar pendamping desa kelahiran 1 Mei 1982 ini.   

Untuk pengayaan diri, Desak sangat meyakini adagium edukatif ‘setiap ruang adalah sekolah, dan setiap orang adalah guru’. Intinya, pendamping harus mau merekoginisi diri dan berkolaborasi untuk kebersamaan demi kesuksesan program. Pengayaan diri ini mutlak bagi pendamping. Lebih-lebih, cakupan bidang pembangunan desa yang terprogram dalam P3MD begitu luas. Berbeda halnya PPK (Program Pengembangan Kecamatan) atau PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) sebelumnya, dengan skup tugas relatif lebih sempit. 

Sebagaimana dalam laman website Kementerian Desa PDTT, ada 18 indikator yang menjadi tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) desa melalui sistem kendali P3MD. 18 indikator dimaksud yakni, desa tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, desa sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, keterlibatan perempuan, desa layak air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terbarukan, pertumbuhan ekonomi merata, infrastruktur dan inovasi sesuai kebutuhan, tanpa kesenjangan, kawasan permukiman aman dan nyaman, konsumsi dan produksi yang sadar lingkungan, tanggap perubahan iklim, desa peduli lingkungan laut, dan darat, damai berkeadilan, kemitraan untuk pembangunan desa, dan kelembagaan desa dinamis dan budaya adaptif.

Terkait kolaborasi dan sharing pengetahuan, setiap insan terutama yang terlibat langsung dalam P3MD, sedapat mungkin agar tidak menggantungkan semua hal ke pendamping. Dalam konteks teknis, aparatur di desa harus mau benar-benar belajar tentang pemberdayaan potensi desanya. 

Desak mensyukuri seiiring dengan perkembangan zaman dan beban desa kian berat,  kehadiran pendamping makin dipentingkan oleh desa. ‘’Dari data yang saya dapat, masyarakat desa di Kabupaten Gianyar ini, sangat welcome dengan pendamping. Karena semua desa semangat mengembangkan potensi desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. Maka kehadiran pendamping jadi penting,’’ jelas pendamping yang aktif jadi narasumber bidang fasilitasi program ini.7lsa

Komentar