nusabali

Puluhan Korban Keracunan Masal Mulai Membaik

  • www.nusabali.com-puluhan-korban-keracunan-masal-mulai-membaik

Puluhan korban keracunan nasi kotak saat acara perpisahan TK Pembina Negeri Seririt di Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng Kamis (8/6) lalu yang masih dirawat di rumah sakit Pratama Tangguwisia Jumat (9/6) mulai membaik.

Forensik Denpasar Periksa Warung Nasi


SINGARAJA, NusaBali
Puluhan korban keracunan nasi kotak saat acara perpisahan TK Pembina Negeri Seririt di Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng Kamis (8/6) lalu yang masih dirawat di rumah sakit Pratama Tangguwisia Jumat (9/6) mulai membaik. Hingga Jumat pagi, korban yang masih menjalani rawat inap di rumah sakit sejumlah 45 orang. Sedangkan 80 orang sisanya sudah dipulangkan secara bertahap sejak Kamis malam.

asubag TU RS Pratama Tangguwisia, Wayan Sandiarta yang ditemui Jumat (9/6) kemarin mengatakan pelayanan korban keracunan pada Kamis malam terus mengalami peningkatan. Bahkan dari data terakhir yang diberikan sebanyak 116 orang bertambah menjadi 127 orang pasien. Beruntung saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik dan berangsur pulih.

“Hingga pukul 00.00 kemarin kita mencatat 127 orang dan yang masih menjalani rawat inap 45, rata-rata kondisinya sudah membaik, yang semula mengalami dehidrasi tinggi sudah tertangani,” ujar Ida.

Selain 45 pasien yang masih bertahan di RS Pratama Buleleng, juga ada dua pasien yang dirujuk ke RSUD Buleleng, karena sedang mengandung dan satu orang anak ke RS Kertha Usada dengan kondisi dehidrasi tinggi dan kesadaran menurun.

Menurut Sandiarta, korban yang diduga keracunan masal itu saat datang ke rumah sakit mengalami gejala yang hampir sama, seperti mual, sakit perut, diare hingga muntah-muntah. Penanganan pemberian cairan lebih untuk mengatasi dehidrasi pun sudah dilakukan oleh tim medis setempat. “Mereka yang dirawat yang mengalami keracunan berat sehingga perlu suntikan cairan melalui infuse. Sedangkan yang ringan sudah pulang dan hanya menjalani rawat jalan,” kata dia.

Sebagai rumah sakit yang baru beroperasi setahun lalu dengan masalah keracunan masal dua kali berturut-turut sempat kelabakan dalam penanganan pasien. Pasien yang membludak dan datang bersamaan sempat membuat kapasitas bed di ruang perawatan yang maksimal menampung 45 pasien penuh.  Untuk mengatasi hal tersebut pihak rumah sakit terpaksa menambah satu bed di setiap ruangan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pasien.

Seorang guru TK Pembina Negeri Seririt, Made Sudarmi, 42, yang ditemui di rumah sakit mengecek kondisi siswa, mengaku pihaknya pun sempat mengalami keracunan. Ia dan guru-guru seusai acara menyantap nasi tersebut dengan lahap dan sampai habis. Beruntung rasa mual yang dialami setelah tiga jam mengkonsumsi nasi berangsur hilang setelah minum susu dan air kelapa muda. “Ya mudah-mudahan tidak terulang lagi kasus begini. Karena sekilas tampilan nasinya bagus dan enak, jadi tidak menyangka bisa keracunan,” ungkapnya.

Sementara itu di hari yang sama tim laboratorium forensik Denpasar turun langsung ke lokasi warung nasi War 41 yang beralamat di Banjar Dinas Ambengan, Desa/Kecamatan Banjar Buleleng. Kapolsek Seririt Kompol Loduwyk Tapilaha, seizin Kapolres Buleleng AKBP I Made Sukawijaya mengatakan tim forensik sudah turun langsung ke lokasi untuk mengambil sampel nasi kotak yang diduga sebagai penyebab keracunan masal.

Selain itu tim juga melakukan pemeriksaan kepada pemilik warung Rochyani Slamet, 40, warga Banjar Dinas Melanting, Desa/Kecamatan Banjar. “Jadi sudah diperiksa lengkap, bahan apa saja yang digunakan, bagaimana proses memasak hingga kebersihannya, kami tinggal menunggu hasil dari Laboratorium Forensik untuk mengetahui penyebab pastinya,” kata dia.

Sebelumnya dari pengakuan Rochyani Slamet selaku pemilik warung mengaku mengambil dan mengerjakan pesanan nasi kotak itu bersama satu orang juru masaknya. Bahan yang digunakan pun sangat standar mulai dari ayam untuk menu ayam goreng, telur rebus dengan sambal tomat, nasi putih dan mi goreng yang dibuatnya dari mi cap telor yang dibumbui sederhana.

Ia dan satu karyawannya pun mulai memasak pada Kamis (8/6) sekitar pukul 04.00 Wita. “Dimasaknya pagi, karena baru dibawa ke sekolah sekitar pukul 09.00. Tidak ada yang berbeda saya juga sempat kaget terima kabar kalau nasi yang saja jual beracun,” jelas dia.

Hingga kini proses penyelidikan pun masih terus berlanjut ditangani Polsek Seririt. Kepolisian pun tidak menampik bahwa kasus akibat kelalaian ini dapat dikenakan sanksi pidana. “Kalau memang buktinya sudah cukup dan ada peningkatan status sebagai tersangka, pasti akan kami proses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Kompol Loduwyk. *k23

Komentar