nusabali

116 Orang Keracunan Usai Perpisahan TK di Seririt

  • www.nusabali.com-116-orang-keracunan-usai-perpisahan-tk-di-seririt

Keracunan massal menimpa ratusan murid dan guru Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Seririt, Buleleng, Kamis (8/6).

SINGARAJA, NusaBali

Mereka bertumbangan setelah santap nasi kotak yang dibagikan saat acara perpisahan sekolah TK yang berlokasi di Desa Patemon, Kecamatan Seririt tersebut. Hingga tadi malam, tercatat 116 korban keracunan yang dilarikan ke RS Pratama Tangguwisia (Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt), RSUD Buleleng, dan RS Kertha Usada Singaraja.

Data yang dihimpun NusaBali, korban keracunan terbanyak dialami murid TK Negeri Pembina Seririt, yakni berjumlah 84 orang. Sedangkan guru dan pegawai TK setempat yang keracunan berjumlah 9 orang. Selebihnya, sebanyak 23 korban keracunan adalah orangtua murid.

Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Seririt, Luh Putu Suryani, mengatakan rangkaian acara perpisahan kemarin dimulai sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita. Acara diakhiri dengan seluruh siswa, guru, pegawai, dan tamu undangan medapatkan masing-masing sebungkus nasi kotak untuk dibawa pulang.

“Sekitar pukul 10.30 Wita, seluruh siswa pulang dengan membawa nasi kotaknya. Tak ada dari mereka yang makan di sekolah,” ungkap Luh Putu Suryani. Menurut Suryani, dalam acara perpisahan kemarin, sekolahnya memesan nasi kotak di Warung Was, 41, yang berlokasi di Banjar Ambengan, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng, dengan harga Rp 18.000 per kotak. Pihak sekolah memesan total 131 kotak nasi untuk dibagikan diakhir acara. Nasi kotak tersebut berisi menu nasi putih de-ngan lauk daging ayam suir, telor, dan mie goreng.

Suryani mengaku baru mengetahui terjadi musibah keracunan massal sore sekitar pukul 15.00 Wita, setelah ditelepon olah Sekretaris Desa Patemon. Saat itu, Suryani dan guru-guru lainnya juga sudah mengalami keracunan dengan gejala yang sama: pusing, mual, hingga muntah-muntah. “Namun, saya awalnya mengira gejala tersebut hanya karena belum ngopi,” tutur Suryani.

Sementara, para korban keracunan mulai bertumbangan sejak siang sekitar 2 jam setelah santap nasi kotak. Mereka diketahui berdatangan ke RS Pratama sekitar pukul 14.00 Wita. Hingga Kamis petang, tercatat ada 114 pasien korban keracunan massal yang dibawa ke RS Pratama Tangguwisia, Seririt. Dari jumlah tersebut, satu orang dirujuk ke RS Kertha Usada Singaraja dan satu lagi ke RSUD Buleleng di Singaraja.

Selain mereka, ada juga dua pasien korban keracunan yang langsung ma-suk RS Kertha Usada Singaraja, tanpa lebih dulu dirawat di RS Pratama Tangguwsisia. Para korban keracunan sebagian besar dijemput dengan dua mobil ambulans RS Pratama Tangguwisia ke rumahnya masing-masing, untuk diobawa ke rumah sakit.

Hingga tadi malam pukul 20.00 Wita, sebagian dari 116 pasien korban keracunan ini masih dirawat inap di rumah sakit. Sebanyak 45 korban teracunan dirawat inap di RS Pratama Tangguwisia, 3 korban rawat inap di RS Kerta Usada Singaraja, dan 1 korban rawat inap di RSUD Buleleng.

Kapolsek Seririt, Kompol Loduwyk Tapilaha SiK, menjelaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti keracunan massal usai acara perpisahan TK Negeri Pembina Seririt ini. Polisi pun sudah mengambil sampel nasi kotak yang dibagikan kepada seluruh siswa dan undangan yang hadir.

“Sampai saat ini kami masih melakukan penyelidikan. Kami juga meminta keterangan saksi, keterangan dari pihak sekolah, dan catering yang melayani pemesanan nasi kotak ini,” ujar Kapolsek Loduwyk saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, kemarin sore langsung mendatangi RS Pratama Tangguwisia untuk melakukan pengecekan atas musibah keracunan massal ini. Gede Suyasa sangat menyayangkan musibah ini. Sebab, ini praktis mengulang kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa TK Negeri Joanyar, Kecmaatan Seririt, Maret 2017 lalu.

Padahal, Suyasa mengaku sudah membuat surat edaran khusus kepada seluruh kepala sekolah untuk berhati-hati memberikan konsumsi kepada siswa saat event perpisahan dan acara lainnya. “Dari awal sebenarnya kami sudah buat surat edaran untuk antisipasi kasus yang sama. Belajar dari kasus ini, mungkin ke depannya akan dibuat ketentuan pemberian konsumsi kepada siswa, apa-apa saja yang boleh. Termasuk juga pertimbangan beri sanksi tegas,” tandas Suyasa. *k23

Komentar