nusabali

Puncak Usaba Dimel Desa Adat Selat, Puluhan Krama Bayar Kaul

  • www.nusabali.com-puncak-usaba-dimel-desa-adat-selat-puluhan-krama-bayar-kaul

AMLAPURA, NusaBali
Puluhan krama Naur Sosod (bayar kaul) saat puncak Usaba Dimel di Pura Dalem, Banjar Babakan, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, Buda Wage Merakih, Rabu (22/2).

Prosesi ini berlangsung sejak siang hingga sore. 48 krama yang masuk daftar Naur Sosod, dengan mempersembahkan kemasan jajan buntilan besar. Jajan ini dilengkapi banten pengantar berupa banten papegatan, peras, prayascita, pejati dan guling.

Mengingat banyaknya krama naur sosod, yang prosesinya mulai pukul 12.15 Wita, maka Bendesa Adat Selat Jro Mangku Gede Mustika, bersama Penyarikan Jro Mangku Gede Winata, mengatur jadwal persembahyangan menjadi 10 shift, tiap shift rata-rata berisikan 5 krama.

Tiap krama yang Naur Sosod telah mengajak jro mangku untuk mengantarkan persembahyangan dan pihak pangwacen papegat. Sehingga begitu naskah papegatan tuntas dibacakan, otomatis utang niskala telah terbayar.

"Naur Sosod di sini tidak ada batasan jumlahnya, seberapa banyak krama Naur Sosod dilayani. Kami hanya mengatur jadwal krama melakukan persembahyangan," jelas Bendesa Adat Selat Jro Mangku Gede Mustika.

Mengingat sempitnya areal jeroan Pura Dalem Desa Adat Selat, tiap shift persembahyangan menampung 5 krama yang Naur Sosod.

"Krama yang Naur Sosod, tujuannya macam-macan. Ada yang mohon katurunan, mohon agar sehat sebelumnya jatuh sakit, ada yang berharap dapat pekerjaan yang layak," tambah mantan birokrat tersebut.

Tiap shift yang berisi 5 krama melakukan persembahyangan Naur Sosod, rata-rata membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Krama I Gusti Ngurah Juniantara dari Banjar Padangaji Kawan, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Naur Sosod untuk anak ketiganya saat lahir jatuh sakit. "Anak saya yang ketiga lahir tahun 2016, langsung masuk ICU. Saya berdoa mohon kesembuhan anak saya, jika selamat sanggup naur sosod dengan persembahyangan jajan buntilan menghabiskan 25 catu beras putih (ketan)," jelasnya.

Beda dengan Wawan Sastrawan dari Banjar Selat Kelod, Desa Adat Selat naur sosod, jika sukses dapat pekerjaan. "Saya ucapkan itu, tahun 2015, kali ini naur sosod menghabiskan 100 catu beras putih, atau 160 kilogram, setelah  saya kemas menjadi 100 jajan buntilan," jelas Wawan, yang mengaku habis biaya Rp 16 juta.

Krama I Gusti Ayu Ratnawati dari Banjar Padangaji Kawan, Desa Peringsari mengaku sempat jatuh sakit satu tahun. Sehingga mohon kesembuhan, kelak naur sosod, dengan menghabiskan 10 catu beras putih.

Setelah seluruh krama tuntas naur sosod, berlanjut puncak Usaba Dimel, Jro Mangku Linggih, pamangku di Pura Dalem yang mengantarkan persembahyangan itu.*k16

Komentar