nusabali

Cabai Ancaman Inflasi 2023

  • www.nusabali.com-cabai-ancaman-inflasi-2023

Selain cabai, komoditas pemicu inflasi di Buleleng adalah telur dan daging ayam ras.

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Buleleng diminta tidak lengah di tahun 2023 ini dalam pengendalian inflasi. Sebab secara nasional ancaman kenaikan inflasi masih terjadi. Cabai merupakan salah satu komoditas yang menjadi ancaman terbesar tahun ini.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho saat melaksanakan  High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Buleleng, Rabu (18/1).

Dalam pembahasan pengendalian inflasi di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng itu, Trisno Nugroho menyebut ancaman inflasi masih menekan perekonomian secara nasional di tahun ini.

Komoditas pemicu salah satunya adalah cabai rawit, diikuti telur dan daging ayam ras. “Sejarah inflasi Buleleng di bulan Januari ini cukup tinggi yakni di atas 0,5 persen, tetapi dengan operasi pasar setiap hari, diupayakan di bawah 0,5 persen, Pemkab sudah komitmen bersama,” kata Trisno Nugroho.

Untuk menekan inflasi di Januari ini disebutnya bisa dilakukan dengan menjamin ketersediaan pasokan komoditas tetap terjaga. Selain itu Perusahaan Umum Daerah (Perumda) yang ada di Buleleng juga harus memperluas kapasitas dan kapabilitas menjaga harga-harga 10 kebutuhan pokok di Buleleng tetap stabil.

Menurut Trisno Nugroho selain melakukan intervensi pasar melalui pasar murah, juga harus dilakukan untuk menjalin kerjasama dengan pemasok-pemasok di dalam daerah. Dia mencontohkan produksi telur dan daging ayam ras yang pusat di Kabupaten Bangli dan Tabanan bisa dikerjasamakan melalui Perumda, sehingga ketersediaan terjamin, harga juga stabil.

Sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ditargetkan 5,2 persen. Target yang dipasang pun jauh di bawah capaian tahun 2022 lalu di Provinsi Bali yang mencapai 6,20 persen. Menurut Trisno Nugroho pertumbuhan perekonomian yang diproyeksikan sangat memungkinkan untuk dicapai.

Meskipun negara kawasan Amerika dan Eropa dilanda resesi dengan mengurangi biaya pariwisata, peluang sektor pariwisata Bali masih bisa berharap pada kunjungan wisatawan Australia, India, Singapura, Malaysia, Korea Selatan hingga China.

Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan upaya menekan inflasi di Buleleng dalam jangka waktu panjang sudah dirancang perbaikan pola produksi dan pola panen, termasuk manajemen produksi.

Dua Perumda selama ini juga sudah digerakkan Pemkab Buleleng sebagai penyuplai sejumlah komoditas pokok. Hal ini untuk memperpendek rantai pasar. “Selain itu harus ada adopsi teknologi di bidang pasca panen, terutama produk sayuran dan hortikultura, sehingga masa simpannya bisa lebih panjang,” ungkap Lihadnyana. *k23

Komentar