nusabali

Obral Brokat, Toko Tekstil Gajah Mada Kecipratan Berkah Denfest

  • www.nusabali.com-obral-brokat-toko-tekstil-gajah-mada-kecipratan-berkah-denfest

DENPASAR, NusaBali.com – Denpasar Festival (Denfest) tahun 2022 ini bukan saja momen bagi UMKM untuk unjuk gigi. Toko tekstil di sebagian Jalan Gajah Mada pun tidak mau ketinggalan.

Sebagian kawasan Jalan Gajah Mada di sebelah barat patung Catur Muka hingga persilangan Jalan Kartini dan Jalan Sulawesi menjadi venue Denfest. Kawasan venue di sebelah timur Pasar Badung tersebut diisi oleh pelaku UMKM yang didominasi kopi dan kerajinan.

Di kawasan ini pula terdapat beberapa toko tekstil yang sudah puluhan tahun berada di kawasan Heritage Gajah Mada. Alih-alih protes karena jalan ditutup untuk venue, para pedagang justru ikut mendulang berkah di festival tahunan Kota Denpasar.

Terlihat para pedagang di bidang pedestrian Jalan Gajah Mada itu memajang barang mereka ke depan toko. Selain dipajang ke luar, beberapa produk pun ditempeli keterangan promo mulai dari potongan harga hingga jual obral.

Namun, yang paling mencuri perhatian pengunjung Denfest adalah pedagang tekstil. Para pengunjung khususnya dari kalangan ibu-ibu, terlihat tertarik dengan kain brokat bahan kebaya berbagai warna yang sedang diobral. Menurut dua pedagang tekstil yang diserbu pengunjung, mereka menjual kain brokat tersebut pada harga pokok yakni Rp 20.000 per meter.

Foto: Kain brokat yang sedang diobral oleh Toko Rani Textil. -NGURAH RATNADI

“Ini harganya dibanting hampir 80 persen. Kami jual produk yang stoknya tinggal sedikit tapi kualitasnya masih sama,” kata Mustaan, 30, pemilik Toko Rani Textil ketika ditemui di sela-sela melayani pengunjung pada Sabtu (24/12/2022) sore.

Menurut Mustaan, format Denfest yang kembali seperti lima tahun lalu saat kawasan Jalan Gajah Mada kembali dijamah ini menguntungkan tokonya. Dari kiat mengobral kain brokat ini saja, tokonya bisa mengantongi omzet sedikitnya Rp 1,5 juta per hari.

Selain karena Denfest, Mustaan beranggapan tingginya minat pengunjung pada kain brokat obralan ini juga karena sudah dekat dengan momen hari raya Galungan. Pada hari biasa, Toko Rani Textil biasanya ramai dikunjungi menjelang hari raya dan musim pernikahan.

Senada dengan Mustaan, Atika, 55, pemilik Toko Atika Textil pun dibanjiri pengunjung sejak pagi hari. Atika mengobral kain brokatnya dengan harga yang sama dengan Toko Rani Textil. Namun, alasannya mengobral bukan karena stok kainnya sudah sedikit. Justru, Atika memiliki kelebihan stok kain yang tidak bergerak akibat pandemi.

“Yang namanya mode seperti ini kalau didiamkan bisa ketinggalan zaman. Ini stok dari waktu pandemi yang terlalu banyak dan didiamkan,” ungkap Atika.

Foto: Obralan kain brokat Toko Atika Textil sedang diserbu penunjung Denfest. -NGURAH RATNADI

Kelebihan stok itu kemudian diobral oleh Atika agar tidak merugi. Meskipun demikian, ia pun mengaku tidak mendapat untung lantaran dijual dengan harga pokok.

Walaupun Denfest memberikan dampak positif bagi dagangannya, Atika juga sedikit mengeluhkan cuaca yang kerap kali hujan. Cuaca yang basah dan lembap ini dikatakan tidak bagus untuk tekstur kain ketika dipegang pengunjung.

“Saya berharap Denfest bisa terus diadakan setiap tahun seperti ini karena beberapa tahun lalu itu dipusatkan di timur. Ini juga rezeki bagi pekerja-pekerja saya,” tandas Atika.

Menariknya, meskipun obralan kain brokat ini laris, promo untuk kebaya yang sudah jadi ternyata sedikit dilirik pengunjung. Terpantau kebaya dengan bahan brokat dijual di kisaran harga di atas Rp 100.000, tergantung ukuran dan jenis brokatnya. *rat

Komentar