nusabali

Pujawali di Pura Saraswati, SMPN 1 Bangli Gelar Melasti

  • www.nusabali.com-pujawali-di-pura-saraswati-smpn-1-bangli-gelar-melasti

BANGLI, NusaBali
Puncak Pujawali di Pura Saraswati, SMPN 1 Bangli akan digelar pada Hari Saraswati, Sanicara Umanis Watugunung, Sabtu (22/10).

Serangkain pujawali dilaksanakan upacara Melasti di Pura Taman Tamansari, Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli, Jumat (21/10).

Kepala SMPN 1 Bangli I Wayan Agus Adi Wiguna mengatakan rangkaian pujawali Pura Saraswati sudah dimulai sejak Kamis (20/10). Persiapan dimulai dari Nanceb Penjor, Nanding Palinggih Canang Sari, Canang Rebong dan Pasucian. Pada Jumat/Sukra Kliwon pagi dilakukan Melasti di Pura Tamansari. "Prosesi diawali Ngugah atau Ngamedalang Ida Bhatara, lanjut menuju Pura Tamansari," jelasnya.

Melasti diikuti seluruh siswa, para guru, guru purnabakti, dan komite. Dijelaskan, Malasti ini untuk melebur segala cemer (kotor secara niskala), baik karena pikiran, perkataan dan perbuatan. Melasti juga untuk memperoleh air suci atau angemet tirta amerta untuk kehidupan. Melasti juga dapat dilakukan di laut, danau, dan mata air yang disucikan.

Menurut Agus Adi, upacara ini juga dilaksanakan untuk mewujudkan alam pendidikan dan ekosistem pembelajaran positif d SMP N 1 Bangli dalam mendudkung pendidikan bermutu Bangli Era Baru.

Ditambahkan, Pura  Saraswati SMPN 1 Bangli memiliki Tapakan (nyasa) Barong, Ratu Mas, sebagai simbul-simbul ketuhanan yang disungsung oleh warga SMP 1 Bangli. Tapakan ini diwariskan secara turun-temurun. Maka, sudah seyogyanya simbol-simbol tersebut disucikan kembali sesuai ajaran Hindu.

Warga besar SMPN 1 Bangli, sebagai penyungsung Ida Bhatara menyepakati dalam kurun waktu 3-4 tahun melaksanakan Melasti. "Upacara Melasti disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke sumber mata air di Pura Taman Sari. Selain itu, menyucikan pralingga sebagai wujud atau stana Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasiNya," terang Agus Adi.

Jelasnya, Melasti ini sejalan dengan penerapan salah satu dimensi Profil Pelajar Pancasila dan aktualisasi ajaran agama. Dengan upacara ini dapat pemaknaan bahwa siswa yang belajar agama bukan hanya untuk tatanan konsep, melainkan  langsung mempraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat,  dan menghasilkan produk berupa penguatan profil Pelajar Pancasila).*esa

Komentar