nusabali

Mahasiswi Norwegia Belajar Seni dan Tradisi di Desa Pegayaman

  • www.nusabali.com-mahasiswi-norwegia-belajar-seni-dan-tradisi-di-desa-pegayaman

SINGARAJA, NusaBali - Sembilan orang mahasiswi asal Norwegia melakukan studi di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Jumat (3/5) pagi.

Mereka datang untuk meneliti mengenai kesenian burdah bersama mahasiswa Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. 

Rombongan mahasiswa ini datang ke SDN 1 Pegayaman dan bertemu dengan para siswa di sana. Setelah itu mereka disuguhkan kesenian burdah. Para penampil kesenian burdah Desa Pegayaman menggunakan alat musik rebana. Para pemain mengumandangkan syair berlogat Bali, tetapi liriknya berbahasa Arab. 

Salah satu mahasiswi Norwegia, Vilde Brager Larsen mengatakan kedatangan mereka dalam rangka field trip atau peninjauan lapangan, yang merupakan salah satu bagian dari perkuliahan di kampusnya. “Saya belajar antropologi sosial, jadi bagian dari perkuliahan adalah peninjauan lapangan ke Bali, untuk melihat kebudayaan lain yang ada di Bali,” ujarnya ditemui kemarin. 

Vilde mengaku tertarik dengan kesenian burdah. Terlebih ia yang dari Norwegia baru pertama kali menyaksikan kesenian yang merupakan campuran akulturasi tradisi Hindu Bali dengan Islam. “Tentu saja saya sangat tertarik untuk belajar lebih lagi tentang kesenian ini. Terlebih melihat anak-anak di sini,” lanjutnya. 

Sementara itu, Dosen Program Studi Antropologi Unud, Ida Bagus Oka Wedasantara, Ketua Panitia menjelaskan, para mahasiswi dari Norwegia itu akan belajar antropologi sosial selama empat bulan, di Desa Pegayaman. Program yang diberi nama goes study itu, memang mendatangkan mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar antropologi sosial. Salah satunya mahasiswa dari Norwegia. 

Nantinya, mahasiswa tersebut akan belajar mengenai seni dan tradisi serta sisi lain di Bali. Mereka didampingi dosen dan mahasiswa Universitas Udayana mewawancarai warga tentang kesenian yang ada di Desa Pegayaman. “Ini salah satu field trip, karena ada case study mereka mengenai budaya lokal di Indonesia. Jadi kami ajak ke Desa Pegayaman untuk mengetahui sisi lain di Bali, karena Bali biasanya dikenal dengan hinduistik,” ujarnya

Oka mengatakan, sebelumnya para mahasiswi Norwegia itu diajak ke Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, dan ke Pura Maduwe Karang di Kabupaten Buleleng. Ia berharap, para mahasiswa dari negara asing tersebut bisa lebih memahami budaya Bali. “Harapan kita, mereka bisa lebih paham budaya lokal Indonesia khususnya Bali. Apalagi Bali kesannya hinduistik, tetapi sebenarnya tidak hanya budaya kehinduan saja, tetapi juga ada budaya keislaman,” tambahnya. 

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Pegayaman, Ketut Muhammad Suharto mengatakan ditampilkannya kesenian burdah di hadapan para mahasiswi Norwegia itu, karena kesenian tersebut memang menampilkan akulturasi budaya antara Hindu dan Islam. “Kesenian burdah itu akulturasinya kental, antara Bali dan Islam Pegayaman. Pakaian dan kidungnya mirip dengan orang Bali. Jadi memang asli dan kental,” jelasnya. 7 mzk

Komentar