nusabali

Guru Bahasa Indonesia yang Gemar Menulis Puisi

Ni Nengah Ariati, Kepala Perpustakaan SMPN 3 Selat, Karangasem

  • www.nusabali.com-guru-bahasa-indonesia-yang-gemar-menulis-puisi

AMLAPURA, NusaBali
Guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Selat, Karangasem, Ni Nengah Ariati, 59, adalah guru yang gemar menulis puisi. Kecintaannya pada sastra membuatnya suntuk menulis puisi.

Saat inspirasi datang, dia rela mengurangi jam tidur. Penyair Nyoman Tusthi Eddy (alm) menyebut gaya kepengaran Ariati dengan aliran liris-impresionis. Guru asal Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat ini banyak menulis puisi bertema peristiwa alam.

Ariati menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Gunung Agung pada tahun 2018. Kepala Perpustakaan SMPN 3 Selat ini mengisahkan tentang gending pilu erupsi Giri Tohlangkir. Selama Gunung Agung erupsi, ratusan ribu warga Karangasem mengungsi meninggalkan kampung halamannya, terutama yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) II dan KRB III. “Saya tinggal di KRB II, memilih tidak mengungsi karena tinggal di ketinggian. Selama erupsi Gunung Agung justru banyak dapat inspirasi menulis puisi,” tutur Ariati saat ditemui di SMPN 3 Selat, Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Selasa (26/7).

Erupsi Gunung Agung menyebabkan krama kehilangan ternak dan harta benda lainnya. Gending pilu warga yang kehilangan membuatnya terenyuh dan mencoba melukiskan peristiwa alam itu dalam bentuk puisi. Setahun setelah menerbitkan buku berjudul Gunung Agung, anak kedua dari pasangan suami istri I Nyoman Nuragia dengan Ni Nyoman Sayang kembali menerbitkan kumpulan puisi ‘Kepak Sayap Merpati’. Buku ini memuat 43 puisi pilihan. Demi Kepak Sayap Merpati, Ariati rela mengurangi jam tidur. Pengerjaan 43 puisi ini diselesaikan selama tiga bulan.

Jebolan FKIP Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Mahasaraswati Denpasar ini sangat senang karena penyair Nyoman Tusthi Eddy (alm) menuliskan catatan khusus di buku antologi puisi yang diterbitkan Pustaka Ekspresi ini. Tusthi Eddy menggolongkan Ariati dalam penyair aliran liris-impresionis. Mengungkapkan tema dan kesan-kesannya dalam bahasa imanjinasi liris. “Puisi yang ditulis bukan untuk dipodiumkan di tengah massa. Tetapi baik dibaca dalam suasana kontemplasi,” tulis Tusthi Eddy.

Di sela kepadatan mengajar sebagai guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMPN 3 Selat, Ariati masih rajin menulis. Puisi berjudul ‘Serpihan Kisah’ masuk kurasi Hari Puisi Dunia (HPD) yang diumumkan pada 21 Maret lalu. Serpisah Kisah ada di antologi puisi Seribu Tahun Lagi. “Hari Puisi Sedunia itu menghormati penyair, sambil menghidupkan kembali tradisi baca puisi. Puisi itu ekspresi kebebasan linguistik, juga sebagai implementasi imajinasi,” jelas Ariati.

Puisi karya Ariti juga dibukukan bersama karya-karya penyair lainnya yang digelar komunitas Kebudayaan Indonesia-Spanyol. Komunitas itu menjaring karya sastra dari berbagai negara. Sebanyak 32 penyair masuk seleksi. Puisi berjudul ‘Kuta Jejakmu Tak Akan Hilang’ terpilih dan diterjemahkan ke Bahasa Spanyol. Dari 32 penyair itu, selain Ariati, dari Bali juga meloloskan puisi karya I Made Suantha dan Ngakan Made Kasub Sidan. Kuta Jejakmu Tak Akan Hilang terhimpun dalam antologi puisi Budaya Indonesia-Spanyol dengan editor Elena Buldum, Maria Do Sameiro Barroso, Nia Rohania, Rini Valentina, dan Sihar Ramse Simatupang.

Sebagai Kepala Perpustakaan SMPN 3 Selat, Ariati jarang mengarahkan siswanya membaca buku. Justru siswa yang pro aktif datang ke perpustakaan, kebanyakan membaca karya sastra dan bacaan ringan lainnya. Sempat menyusun jadwal kunjungan tiap kelas ke perpustakaan, namun tidak berjalan efektif. Siswa lebih banyak spontan datang ke perpustakaan. “Siswa yang datang ke perpustakaan lebih banyak mencari buku cerita atau bacaan ringan lainnya, jarang ada baca buku IPA, matematika, dan jenisnya,” jelas Ariati, guru yang juga anggota Sekaa Gong Desa Adat Duda ini.

Selain menorehkan prestasi di cipta puisi, Ariati pernah meraih juara I guru berprestasi tingkat Kabupaten Karangasem dan juara II guru berprestasi tingkat Provinsi Bali tahun 2017. Dipercaya sebagai pembina siswa ke FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) Tingkat Nasional atas nama Ni Luh Yuli Antari tahun 2016. Sering membina siswa jelang lomba baca puisi dan pidato ke tingkat Provinsi Bali. *k16

Komentar