nusabali

Orgil Pembunuh Paman Di-RSJ-kan

  • www.nusabali.com-orgil-pembunuh-paman-di-rsj-kan

Beberapa jam setelah ngamuk dengan senjata golok hingga menewaskan pamannya, penderita gangguan jiwa atau orang gila (orgil) asal Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, I Nyoman Cenik, 42, dibawa polisi ke RSJ Bangli, Selasa (28/2) malam

AMLAPURA, NusaBali
Sedangkan jenazah pamannya, I Wayan Kasih, 40, dibawa ke RS Sanglah, Denpasar untuk diotopsi. Pelaku Nyoman Cenik dibawa jajaran Polsek Abang ke RSJ Bangli, Selasa malam sekitar pukul 21.00 Wita atau 3 jam pasca membunuh pamannya, Wayan Kasih, serta melukai Ni Nengah Suentri, 38 (istri dari korban Wayan Kasih) dan I ketut Sari, 46 (kakak kandung pelaku. Saat pelakju Nyoman Cenik dibawa ke RSJ Bangli, tidak satu pun keluarganya ikut mengantar. Hingga Rabu (1/3), orgil berusia 42 tahun ini masih berada di RSJ Bangli.

Menurut Kapolsek Abang, AKP I Nyoman Sugitayasa, pelaku Nyoman Cenik dibawa ke RSJ Bangli untuk pemeriksaan kondisi kejiwaannya. Ini terkait dengan kepentingan proses hukum. “Kita ingin tahu, apa betul pelaku engidap gangguan jiwa? Nanti ada saksi ahli yang menerangkannya,” jelas Kapolsek AKP Sugitayasa saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Rabu kemarin.

Kapolsek AKP Sugitayasa menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum resmi menetapkan pelaku Nyomnan Cenik sebagai tersangka insiden maut lingkup keluarga tersebut. Sebab, kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan petugas medis di RSJ Bangli.

Sementara, jenazah korban Wayan Kasih telah dibawa ke RS Sanglah, Rabu kemarin, untuk diotopsi. Menurut Kapolsek AKP Sugitayasa, otopsi diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban dan kepentingan penyidikan lebih lanjut. Secara kasat mata, lambung kanan korban memang mengalami luka tebas hingga menyebabkan ususnya terburai. Namun, secara medis perlu disebutkan apakah luka itu akibat tebasan senjata golok pelaku?

Jenazah koban Wayan Kasih sendiri tiba Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Rabu siang sekitar pukul 13.00 Wita, diangkut dengan ambulans RSUD Karangasem. Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan dari hasil pemeriksaan luar, hanya ditemukan luka lecet di dahi, di bibir atas dan bawah, serta satu luka tusuk pada pinggang kanan.

Usai pemeriksaan luar, kemarin langsung dilakukan otopsi (pemeriksaan dalam) terhadap jenazah korban. Dari hasil otopsi, disimpulkan kematian korban disebabkan oleh luka tusuk di pinggang kanan hingga mengenai pembuluh nadi pinggang kiri. Inilah yang menyebabkan kematian korban. 

"Dilihat dari tanda kematian, diperkirakan antara 12-24 jam sebelum diperiksa. Yang menyebabkan kematian yakni luka tusuk pada pinggang kanan yang sampai mengenai pembuluh nadi pinggang kiri, sehingga terjadi pendarahan hebat," tandas dr IB Alit kepada NusaBali secara terpisah di RS Sanglah, Rabu kemarin.

Menurut dr IB Alit, perdarahan yang terjadi, diperkirakan sebanyak 1.160 mililiter, yang menyebabkan korban kehabisan darah. Karena tidak ada luka lainnya, maka korban diperkirakan tidak ada perlawanan saat ditebas. "Dari gambarannya, kematian korban sekitar 30-40 menit setelah ditusuk dengan senjata tajam bermata satu, sesuai alat bukti yang ditemukan pihak kepolisian," katanya.

Sementara itu, istri korban tewas Wayan Kasih, yakni Ni Nengah Suentri, hingga Rabu kemarin masih terbaring lemas di IGD RS Sanglah akibat mengalami sejumlah luka serius. Salah satunya, luka pada daerah payudara yang menyebabkan paru-parunya menyempit, sehingga harus dipasangi selang. Selain itu, korban Nengah Suentri---yang tiba di RS Sanglah, Selasa malam pukul 22.00 Wita---juga mengalami luka di dahi kanan.

Saudara korban, I Nyoman Suana, yang kemarin menunggui di RS Sanglah, mengatakan selain pemasangan selang, tim medis juga sudah melakukan perwatan terhadap luka-luka yang dialami Nengah Suentri. Sedangkan anak korban, I Made Sudarma, mengaku belum percaya atas insiden berdarah yang merenggut hnyawa ayah dan melukai ibunya ini.

Menurut Sudarma, sebelum peristiwa, sama sekali tidak ada permasalahan atau cekcok mulut antara orangtua dan sepupunya, yakni pelaku Nyoman Cenik. “Bahkan, dua anaknya (pelaku, Red) masih dirawat orangtua saya. Jadi, saya masih belum percaya kejadian ini,” cerita Sudarma di RS Sanglah, Rabu kemarin.

Sudarma menceritakan, pelaku Nyoman Cenik sebelumnya memang sempat menjalani perawatan di RSJ Bangli selama 5 bulan. Namun setelah itu, pelaku sudah bisa kerja setiap harinya dengan menjadi tukang las. Sudarma pun berharap pelaku yang notabene masih sepupunya itu dihukum seberat-beratnya.

Insiden berdarah yang merenggut nyawa Wayan Kasih itu sendiri terjadi Selasa petang pukul 18.00 Wita. Tak jelas apa masalahnya, orgil Nyoman Cenik mendadak ngamuk. Nyoman Cenik yang rumahnya berdampingan dalam satu pekarangan dengan rumah pamannya, Wayan Kasih, tiba-tiba mengacungkan senjata golok. Pelaku yang lebih tua 2 tahun ini langsung menyerang sang paman Wayan Kasih, dengan menebaskan golok.

Saat terjadi pergulatan antara pelaku Nyoman Cenik dan Wayan Kasih, datanglah istri korban, Nengah Suentri, hendak melerai keponakan vs paman. Tapi, korban Wayan Kasih tak berhasil diselamatkan. Setelah Wayan Kasih terkapar bersimbah darah, giliran istrinya, Nengah Suentri, yang ditebas.

Beruntung, nyawa Nengah Suentri selamat dari maut setelah kakak pelaku, Ketut Sari, datang menyelamatkannya. Ketut Sari berhasil menghentikan serangan bertubi-tubuh yang diarahkan adiknya kepada korban Nengah Suentri, dengan cara merampas golok. Setelah senjata goloknya dirampas, pelaku Nyoman Cenik tetap ngamuk dan melakukan perlawanan. Pelaku menggigit leher kiri kakaknya, Ketut Sari, hingga terluka parah. * k16,in

Komentar