nusabali

Jelang KTT G-20, Luhut Siapkan 3 TPST RDF di Denpasar

Wisatawan Mancanegara Masuk Bali Tak Boleh Gunakan Visa Sponsor

  • www.nusabali.com-jelang-ktt-g-20-luhut-siapkan-3-tpst-rdf-di-denpasar

DENPASAR, NusaBali
Jelang KTT G-20 di Bali, Oktober 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyiapkan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berteknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) di Kota Denpasar.

Ketiga TPST RDF tersebut dirancang bisa mengolah 820 ton sampah per hari. Tiga TPST RDF yang disiapkan tersebut, masing-masing berlokasi di Desa Pa-dangsambian Kaja (Kecamatan Denpasar Barat), Taman Hutan Raya Ngurah Rai di Kelurahan Pemogan (Kecamatan Denpasar Selatan), dan Desa Kesiman Kertalangu (Kecamatan Denpasar Timur). Menko Luhut pun sumpat tinjau lokasi yang akan dibangun TPST RDF di Desa Padangsambian Kaja, Jumat (25/2). Dalam pe-ninjauan itu, Menko Luhut didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.

“Jadi, ini akan menampung (mengolah) 820 ton sampah per hari. Jadi, sampah di Denpasar area ini kira-kira 800 ton juga. Tambah nanti dengan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) lagi, itu juga sedang bekerja," jelas Menko Luhut dikutip detikcom kemarin.

Menko Luhut menegaskan, tempat pengolahan dibangun guna membuat Bali ber-sih dari sampah. Sebenarnya, rencana membuat Bali lebih bersih ini sudah dibahas menjelang perhelatan internasional Annual Meeting IMF-World Bank di Bali tahun 2018 lalu, dengan mengelola TPA Suwung, Denpasar Selatan. Sayangnya, pengelolaan tersebut batal karena masalah tipping fee.

"Sekarang kita menemukan bentuk yang lebih bagus, yaitu (TPST) RDF. RDF ini sudah ada di Cilacap (Jawa Tengah), sudah ada juga di beberapa tempat. Nah, se-karang kita buat di sini (Denpasar)," tegas Menko Luhut.

Menurut Luhut, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR bakal menyelesaikan pe-ngolahan sampah RDF di Denpasar tersebut, akhir Juli 2022 mendatang. Kemudi-an, RDF ditarget mulai beroperasi pada Agustus atau September 2022.

"Agustus (atau) September nanti sudah beroperasi. Tinggal yang kedua, kelemba-gaannya harus ada supaya nanti ada yang mengatur, karena keluarannya itu bikin uang juga. Karena nanti bikin kompos, bikin juga nanti bahan-bahan besi lain. Nah, ini jadi UMKM lagi, karena ini angkanya besar," papar Luhut.

"Seperti kemarin di Makassar, itu kita dapat Rp 6 miliar setahun. Jadi, itu untuk UMKM bagus sekali kan, 12 bulan berarti Rp 500 juta sebulan. Ini lebih besar ka-rena angkanya 120 ton per hari. Jadi, Anda bisa bayangkan nanti berapa banyak angkanya."

Luhut menegaskan, pembangunan tepat pengolahan sampah berteknologi RDF di tiga lokasi di Denpasar ini sebagai persiapan KTT G-20 yang akan digelar di Bali, akhir tahun 2022 mendatang. “Kita berharap kalau ini semua jalan, baik Oktober (atau) November Bali akan jauh lebih bersih daripada sekarang," tandas Luhut.

Sementara itu, terkait pariwisata, Menko Luhut menegaskan wisatawan manca-negara (wisman) ke Bali tidak boleh lagi memakai visa sponsor atau yang berasal dari pihak ketiga. Karena itu, penerapan visa on arrival (VoA) bakal diaktifkan. Menurut Luhut, upaya penerapan VoA ini sebagai jawaban atas adanya dugaan mafia visa di Bali. Mafia visa ini sebelumnya diungkap pertama kali oleh Pemprov Bali.

"Nah itu, justru kita mau hilangkan itu (mafia visa). Ya, kan kalau sistem kita ba-ngun (mafia visa) akan hilang. Pasti beres, tenanglah. Jadi, orang datang ke sini (Bali), visanya tidak boleh pakai sponsor-sponsor," katanya.

Selain akan menerapkan VoA, Luhut juga tengah membuka peluang upaya pene-rapan zero quarantine (tanpa karantina) bagi wisman ke Bali. Guna mempersiapkan itu, Luhut juga sempat memastikan kesiapan rumah sakit di Bali, khususnya RSUP Sanglah, Denpasar. "Tadi kita sudah lihat, kalaupun nanti zero quarantine, rumah sakit harus siap. Tadi kita lihat RS Sanglah dengan Menteri Kesehatan. Rumah sakit sudah jauh lebih siap," tegas Luhut.

Dari kunjungannya tersebut, Luhut memastikan bahwa berbagai fasilitas seperti in-tensive care unit (ICU), penyakit dalam dan jantung dalam kondisi yang bagus. "Nah kalau ini betul-betul sudah siap, kita mungkin akan mempercepat prosesnya. Tadi dengan Pak Gubernur kita diskusi, kita semua kerja terintegrasi. Nanti baru kata akhir dari Presiden. Nanti kita laporkan Senin, kapan kita mau buka Bali ini tanpa karantina."

"Tadi Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) juga menunjukkan apa yang mau dibangun ke depan. RS Sanglah itu dibangun baru untuk lebih baru. Tadi saya lihat desainnya bagus," lanjut Luhut. *

Komentar