nusabali

Jalur Singaraja-Denpasar Dikepung Longsor di Gitgit

  • www.nusabali.com-jalur-singaraja-denpasar-dikepung-longsor-di-gitgit

SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Buleleng, Minggu (19/12) siang, mengakibatkan bencana longsor di sejumlah titik.

Salah satunya, longsor dan jalan amblas di jalur utama Singaraja-Denpasar kawasan Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Pantauan NusaBali, bencana longsor terjadi di dua titik, masing-masing di Kilometer 10 dan Kilometer 13 Desa Gitgit. Sedangkan jalan jebol terjadi di Kilometer 11 Desa Gitgit. Kondisi terparah adalah bencana longsor di Kilometer 13 Jalur Singaraja-Denpasar tepatnya kawasan Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit. Dalam bencana ini, tebing setinggi 7 meter di sisi timur jalan mendadak longsor, Minggu sore sekitar pukul 15.00 Wita, setelah diguyur hujan deras.

Material longsor berupa tanah dan tanaman-tanaman yang ada di diatasnya pun menutup badan jalan utama Singaraja-Denpasar via Bedugul. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini, karena saat longsor terjadi, sepi pengendara melintas. Namun, bencana longsor ini sempat membuat arus lalulintas macet dari dua arah sepanjang 1 kilometer. Akses jalan baru bisa dibuka setelah arus lalulintas lumpuh selama 1 jam lebih.

Tim gabungan BPBD) Buleleleng, Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng, kepolisian, dan Relawan Tangguh Bencana Desa Gitgit pun terjun bergotong royong membersihkan badan jalan dari material longsor. Akses jalan akhrinya dapat dilalui pukul 17.30 Wita.

Situasi kreditnya akses jalan Singaraja-Denpasar via Bedugul diperparah dengan jebolnya senderan dan badan jalan di Kilometer 11 kawasan Banjar/Desa Gitgit. Senderan amblas tergerus air hujan sepanjang 15 meter dan dengan tinggi sekitar 4 meter. Akibat petaka ini, 1/4 badan jalan di Kilometer 11 Desa Gitgit ikut jebol, sehingga kendaraan harus melintas dengan sistem buka tutup.

Sedangkan dalam longsor di Kilometer 10 kawasan Banjar/Desa Gitgit, membuat tembok pagar berikut senderan SDN 2 Gitgit ambruk sepanjang 6 meter dengan tinggi 4 meter. Material longsor sampai masuk ke halaman rumah keluarga Putu Sudarba, 54, yang berada di bawahnya. Bahkan, lumpur juga sempat masuk ke dalam rumah Putu Sudarba.

Istri Putu Sudarba, yakni Luh Resmi, 49, mengatakan dirinya sedang duduk di ruang tamu saat tembok sekolah SDN 2 Gitgit di belakang atas rumahnya ambruk. “Saya lagi duduk di dalam rumah, tiba-tiba terdengar bunyi gedebug. Dalam sekejap, lumpur dan air langsung masuk ke dalam rumah saya lewat pintu belakang dapur,” jelas Luh Resmi saat ditemui NusaBali di rumahnya, Minggu sore.

Luh Resmi mengaku sangat kaget, karena material longsor begitu cepat menyapu halaman rumahnya. Sejumlah barang elektronik di rumahnya pun sempat terendam air bercampur lumpur. Sedangkan areal belakang rumahnya yang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan sejumlah barang, hingga kemarin sore masih tertimbun lumpur. Luh Resmi mengaku belum dapat menghitung berapa jumlah kerugian material yang dialaminya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan bencana longsor yang terjadi di jalur uatama Singaraja-Denpasar kawasan Desa Gitgit ini dilaporkan oleh masyarakat, Minggu sore pukul15.30 Wita. “Kejadiannya hampir bersamaan setelah hujan deras mengguyur selama 2 jam dari siang pukul 13.00 Wita. Ada tiga titik bencana di jalur Desa Gitgit ini,” jelas Putu Ariadi di lokasi bencana Desa Gitgit, kemaron sore.

Mantan Camat Gerokgak, Buleleng ini menyebutkan, khusus bencana longsor di Kilometer 13 Desa Gitgit, pihaknya turun Tim Damkar Buleleng untuk membersihkan material dengan menyemprot sisa lumpur di jalan raya. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengendara dan pengguna jalan aman saat melintas. Sedangkan tembok pagar SDN 2 Gitgit yang ambruk menimpa rumah warga, kata Putu Ariadi, sedang diassessment agar segera ditindaklanjuti.

“Khusus untuk jalan yang jebol, kami akan berkoordinasi dengan Balai Jalan untuk penanganan darurat dan permanen. Buat sementara, dipasang tanda dulu agar pengguna jalan hati-hati saat melintas, karena seperempat badan jalan jebol,” terang birokrat asal Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. *k23

Komentar