nusabali

Cuaca Ekstrem, Perahu Nelayan Parkir

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-perahu-nelayan-parkir

GIANYAR, NusaBali
Gelombang tinggi di pesisir pantai selatan Gianyar membuat para nelayan urung melaut.

Para nelayan pun memilih istirahatkan perahu. Karena ketinggian gelombang sekitar 3 meter - 5 meter, berpotensi merusak perahu nelayan jika dipaksa dipakai melaut.  Salah seorang nelayan tradisional di Pantai Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Dewa Darma mengaku sudah tiga hari tidak berani melaut. "Sudah tiga hari ini tidak melaut karena gelombang tinggi," ujarnya, Senin (6/12).

Padahal, menurutnya, harga ikan di pasaran relatif stabil, kisaran Rp 25.000 – Rp 30.000/kg, atau sekitar Rp 5.000  - Rp 8.000/ekor. Sedangkan harga lobster berkisar antara Rp 250.000 - Rp 330.000/kg. Karena tak bisa melaut, para nelayan di Pantai Cucukan sekitar 25 orang, kini hanya bisa menunggu cuaca normal. "Karena tidak bisa melaut, ya diam saja di rumah, mungkin hanya bisa memperbaiki jaring. Semoga saja cuacanya cepat normal," harapnya.

Smentara itu, Ketua Nelayan Putra Samudra Desa Lebih, Kecamatan Gianyar,  I Made Ana mengatakan sudah mengimbau anggotanya untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Namun karena merupakan siklus tahunan, Made Ana mengaku tetap ada beberapa orang nelayan yang nekat melaut. "Tetap ada yang melaut, karena musimnya ini sudah dianggap biasa," ungkapnya.

Namun Made Ana tidak memungkiri jika ada dua perahu nelayan yang rusak karena dihantam gelombang tinggi yakni perahu milik I Wayan Citeg dan I Wayan Cita Mulia. "Kami imbau karena musimnya seperti ini. Di grup WA, kami juga share prediksi gelombang pasang surut," jelasnya.

Dihubungi terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengimbau agar para nelayan tidak melaut hingga cuaca kembali normal. "Apalagi diprediksi cuaca ekstrim hingga bulan Januari, jadi kami melalui Balawista terus mengimbau nelayan agar waspada. Kalau memang mendung dan angin tidak bagus, maka kita imbau untuk tidak melaut. Tentunya balawista tahu kondisi air itu kapan naik dan kapan surut," paparnya.

Kata dia, Balawista tetap siaga di pantai guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Jadi yang lebih banyak memberikan imbauan itu adalah rekan Balawista. Sampan-sampan nelayan itu agar dinaikkan dan diletakkan ditempat yang aman. Karena kalau diletakkan di bibir pantai, takutnya hanyut dan rusak," sarannya.*nvi

Komentar